27. Anak Murid Pay-hoa Kui-bo

2.1K 29 0
                                    

Nikouw ini beserta si Pendekar Berbaju Ungu dan Sepasang pendekar Merpati yang menjadi ayah ibunya Tjeng Tjeng adalah orang-orang yang terkenal pada masa yang lampau. Dengan Tiauw Tua adalah setengah kawan dan setengah guru.

Tiauw Tua telah mempunyai kepandaian yang cukup tinggi, setelah mendapat beberapa petunjuk yang penting dari si nikouw, dengan, cepat ia telah dapat meyakinkan ilmunya dengan masak. Hatinya yang masih memikirkan keselamatannya Koo San Djie, lalu meminta diri dari kawannya itu dan terus mencarinya Koo San Djie lagi.

Setelah beberapa lama ia menyerap-nyerapi kabar, ia mendengar Siauw-lim-pay telah mengundang para ketua partai dari berbagai macam golongan. Ia menduga Koo San Djie tentu datang kemari, dan betul juga ia berhasil untuk menemuinya.

"Koo San Djie mendengar Tiauw Tua telah menemukan Ong Hoe Tjoe, lantas menanyakan tentang keadaannya si nona:

"Toako apa tahu juga telah berapa lama dia turun dan kini berada di mana?"

"Soal urusan inilah maka aku mencarimu," Tiauw Tua menjawab. "Menurut penuturan, dia telah turun gunung dan menemukan seorang dari Lembah Merpati. Dia sedang ke utara mengejar orang tadi. Semua kabar ini adalah toa-sucie yang memberikan kabar kepadaku......"

Koo San Djie sudah lompat dari duduknya dan memotong pembicaraan Tianw Tua:

"Apa dia tidak mendapat kesukaran? Lebih baik kita segera pergi menyusulnya."

Tiauw Tua berkata lagi:

"Di sebelah utara sana adalah daerah Pay-hoa Kui-bo (nenek setan seribu bunga). Jika Pay-hoa Kui-bo ini telah ditarik oleh Lembah Merpati, maka lebih sukarlah kita ini.

Untuk Tjeng Tjeng, yang dipentingkan hanyalah keramaian, apa lagi Ong Hoe Tjoe adalah orang yang sering disebut oleh koko San nya. Tentu saja terhadap keselamatan Ong Hoe Tjoe ia turut menguatirkannya juga.

Dengan menarik tangannya Koo San Djie, ia sudah berkata kepada Tiauw Tua.

"Toako, ijinkan kami berdua berangkat terlebih dahulu. Kau dapat menyusul kemudian."

Tidak sampai menunggu jawaban lagi, ia sudah menarik Koo San Djie dan terbang turun gunung. Ia takut Tiauw Tua nanti seperti Cong-lam Sam-cie lagi yang tidak dapat berlari cepat, maka ia sudah mendahului mengangkat kakinya agar dapat lebih leluasa melepas kecepatannya. Ia mana tahu, bahwa ilmu mengentengi tubuhnya Tiauw Tua tidak dapat dibandingkan dengan Cong-lam Sam-cie?

Melihat kemesraan dari dua anak ini, Tiauw Tua menggeleng-gelengkan kepalanya sampai beberapa kali. Ia tahu, mereka yang masih berumur kecil tidak dapat merasakan suatu apa, tapi setelah lewat satu atau dua tahun lagi, ombak asmara tentu akan saling susul.

Diceritakan Tjeng Tjeng yang menarik tangannya Koo San Djie, mereka lari meninggalkan gunung Siong-san, semakin lama menjadi semakin cepat. Mungkin juga ia sudah merasa bosan akan kesempatan penghidupan kecilnya yang hanya dikurung di dalam lembah, maka begitu ia mendapat kesempatan keluar, ia telah menggunakan kesempatan ini untuk melampiaskan sepuas-puasnya. Ia senang berlari-larian seperti ini. Ia paling senang di waktu terbang melayang melewati dua tebing yang tinggi.

Keluar dari daerah pegunungan adalah sebuah jalan raya. Koo San Djie takut dapat mengejutkan orang yang berlalu lintas, maka sudah mangendorkan langkahnya.

Biarpun demikian, ada juga orang yang melihat. Dari jauh, orang ini telah berteriak-teriak memanggil:

"Adik San, apa kau dapat menemukan Ong Hoe Tjoe?"

Koo San Djie melengak, setelah menegasi, ternyata yang memanggil-manggilnya adalah Tju Thing Thing. Hampir saja ia tidak dapat mengenalinya lagi.

Tju Thing Thing memakai pakaian yang rebo, make up yang berlebih-lebihan, rambutnya disisir tinggi, dengan lenggang lenggoknya sudah datang ke arahnya.

Lembah Merpati - Chung SinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang