14. Jurus Terakhir Kitab Im-hoe-keng

2.5K 37 0
                                    

Setelah sampai di dalam kota yang ramai, ia menarik tangannya Koo San Djie dan berkata:

"Mari kita minum dua cawan arak. Telah beberapa hari aku dibuat kehausan olehnya."

Setelah memasuki rumah makan, dua orang, satu tua dan satu muda ini sudah memilih kesukaannya masing-masing Yang satu menenggak minuman dengan sepuas-puasnya, yang satu sudah menggasak makanannya. Hanya Tju Thing Thing melihati mereka dengan tertawa. Ia hanya memilih sedikit dari makanan dan minuman.

Mendadak, di sebelah mereka, teraling oleh sebuah ruangan, terdengar seorang yang berlogat gunung, orang itu sedang bicara, katanya:

"Apa kau telah mendengar, di kalangan Kang-ouw telah bertambah seorang anak nelayan yang berkepandaian tinggi, sampaipun si Iblis Pencabut Roh juga telah terjatuh di bawah tangannya?"

Koo San Djie telah menjadi kaget, maka dengan penuh perhatian, ia memperhatikannya pembicaraan orang-orang itu.

Terdengar pula seorang lain yang berlogat daerah berkata:

"Orang hanya pernah mendengar, belum pernah melihatnya. Aku tidak percaya, dengan si Iblis Pencabut Roh, berpengalaman puluhan tahun dapat dikalahkan oleh seorang anak kecil."

Suara yang berlogat gunung berkata pula:

"Memang sukar dipercaya. Dalam beberapa hari ini, orang-orang dari Lembah Merpati yang kita ketemukan bukankah berumur muda? Tapi kepandaiannya...... Hm, bukan aku Ciauw Pat merendahkan diri, kita berdua tidak satu yang dapat menyaingi mereka."

Tiauw Tua yang mendengar perkataan ini sudah menegak minuman, dengan jari yang dicelup basah ia menulis beberapa huruf di meja:

"Empat orang aneh dari Kong-lu."

Koo San Djie memanggutkan kepala, tapi kupingnya masih terus mengikuti pembicaraan itu tadi.

Sayang, pembicaraan di sebelah semakin pelahan, sampai belakangan, hampir menjadi tidak kedengaran. Dengan lambat-lambat seperti terdengar disebut "Liong-sun-say" beberapa perkataan. Baru saja ia minta penjelasan dari Tiauw tua pembicaraan di sebelah sudah selesai.

Orang yang dengan berlogat daerah, dengan suara keras sudah memanggil jongos untuk membikin perhitungan.

Tiauw Tua dengan araknya sudah menulis pula di atas meja:

"Kuntit!"

Setelah keluar dari rumah makan, baru dapat dilihatnya dengan tegas keadaan dari dua orang tadi. Yang satu menyoren golok, yang satu lagi membawa senjata yang sangat aneh. Pengawakan badan orang-orang tinggi besar.

Kepandaian empat orang dari Kong-lu tidak setinggi si Iblis Pencabut Roh dan Iblis Pipi Licin. Tapi mereka lebih disegani orang, karena mereka berempat telah menjadi satu, dan lagi, mereka mempunyai anak buah yang banyak yang tidak dapat ditinggalkan begitu saja.

Ini kali, mereka datang ke tempat itu tidak hanya kebetulan, maka Tiauw Tua sudah sangat memperhatikannya.

Dari jauh, Koo San Djie sudah mengikuti mereka, sampai di pinggir kota, mendadak, satu tanda yang menyolok mata telah membuat mereka bertiga menjadi kaget.

Pada tengah-tengah sebuah pohon tercetak tanda minta bantuan dari pulau Hay-sim. Dan di bawahnya masih ditambah dengan tiga buah tanda palang yang berarti sangat mendesak. Maka, dengan melepaskan penguntitan terhadap dua orang aneh dari Kong-lu, Tiauw Tua sudah berkata:

"Aku akan mendahului pergi ke sana."

Koo San Djie juga sudah menjadi gelisah, dengan menarik tangannya Tju Thing Thing, ia mengikuti jejaknya Tiauw Tua.

Lembah Merpati - Chung SinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang