15. Liong-sun-say, Pesanggrahan yang Tidak Dikenal

2.5K 32 0
                                    

Tapi, mandadak U-cit sudah membentak keras:

"Jika siapa di antara kau orang ada yang berani naik, dengan menambah sedikit tenaga saya, nyawa orang ini akan melayang."

Bentakan ini berhasil bagus. Hu-hay Sin-kun dan Koo San Djie yang telah menjadi ketakutan telah menjatuhkan dirinya kembali.

Terdengar U-cit membentak pula:

"Jika masih mengingini nyawanya, semua berdiri di tempatnya masing-masing."

Lalu menggapaikan tangannya ke arah dua jejadian dan kawan-kawannya yang sudah bersama-sama lari meninggalkan tempat itu.

Rambut yang putih dari Hu-hay Sin-kun seperti menjadi berdiri, tentu saja dia panas hati, sangat penasaran, kedua matanya seperti mau memancarkan api, tapi ia tidak berdaya sama sekali. Kedua kakinya bagaikan ditancapkan di tanah, tidak berani bergerak lagi.

Koo San Djie mengarahkan pandangannya ke tempat Tiauw Tua.

Tapi Tiauw Tua hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

Inilah suatu langkah yang sangat lihay, sehingga dapat memaksa demikian banyaknya orang berkepandaian tinggi menjadi takluk tidak berdaya, karena dalam genggamannya terdapat anak kesayangan dari Hu-hay Sin-kun. Salah sedikit saja, akan mengakibatkan penyesalan seumur hidup. Siapa yang berani menempuh bahaya?

Demikianlah, sampai rombongan kawan-kawan iblis tidak terlihat bayangan mata semua orang baru terdengar elahan napas dari Hu-hay Sin-kun.

Dalam ingatannya, terbayang pula pembunuhan kepada sang istri. Penyiksaan terhadap anaknya, semua kejadian-kejadian ini telah membuat Hu-hay Sin-kun, yang telah malang melintang puluhan tahun di kalangan Kang-ouw, menjadi lesu.

Hati Tiauw Tua menjadi tidak tega, dengan menepok pundak sang kawan, ia berkata:

"Kau jangan terlalu banyak makan hati. Di sini tersedia demikian banyaknya orang pandai, masakan takut mereka akan terbang ke langit? Mari kita berpencaran, membikin pengejaran."

Hu-hay Sin-kun baru seperti bangun dari tidurnya dan berkata:

"Dengan demikian, hanya akan menyusahkan kalian saja. Entah di mana sarang mereka itu?"

Tju Thing Thing yang berdiri di sebelahnya sudah menyelak:

"Di dalam rumah makan, mereka pernah mengatakan tentang Liong-sun-say, entah di sekitar sini benar terdapat suatu tempat yang bernama Liong-sun-say?"

"Liong-sun-say......" Hu-hay Sin-kun dengan kaget berkata.

Di kalangan Kang-ouw, nama Liong-sun-say ini tidak kalah ajaibnya dari pada Lembah Merpati. Biarpun dengan megah ia berdiri di bawah kaki gunung Pit-kie, tapi jarang ada orang yang berani datang.

Ketua dari pesanggrahan Liong-sun-say ini ialah Tong Touw Hio yang mempunyai nama berendeng terkenalnya dengan si Pendekar Berbaju Ungu. Ia mendirikan pesanggrahan selama lebih dari empatpuluh tahun. Jarang sekali ia bergerak dalam kalangan Kang-ouw. Ia mempunyai adat yang sangat kukuh. Kawan-kawannya pun terdiri dari berbagai macam golongan sehingga sukar untuk orang menentukan pendiriannya. Biarpun demikian, belum pernah terdengar ia ada menanam bibit permusuhan. Karena ilmu kepandaiannya sangat tinggi, maka orang tidak sembarangan berani membenturnya.

Disebutnya nama Liong-sun-say oleh Tju Thing Thing telah membuat Hu-hay Sin-kun, menjadi mundur maju. Jika dengan membawa demikian banyak orang pergi menyerbu ke sana dan kemudian terbukti orang-orang tadi tidak berada di sana, bukankah telah menambah satu musuh tangguh pula? Tapi setelah dipikirnya kembali ada kemungkinan juga mereka berada di sana. Maka ia sudah berdiri menjublek dengan tidak dapat mengambil keputusan.

Lembah Merpati - Chung SinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang