Koo San Djie mengutarakan pandapatnya:
"Jika dikatakan orang yang sering berbuat sewenang-wenang itu, bukannya orang-orang dari lembah, maka kepandaian-kepandaian mereka itu bukannya kepandaian Lembah Merpati yang asli."
"Mungkin juga," si orang tua menjawab. "Si binatang, biarpun bernyali besar, kurasa dia masih tidak berani melanggar peraturan ini menurunkan ilmu kepandaian kepada orang luar. Umpama benar dia berani berbuat begini, Dewan Orang Tertua juga tidak dapat sembarangan menyudahinya."
Berkata sampai di sini si orang tua sudah menggapaikan tangannya kepada anak muda kita.
Koo San Djie menurut akan perintah si orang tua yang hanya tinggal bertangan satu ini.
Mendadak si orang tua dengan keras berkata:
"Lekas berlutut."
Koo San Djie juga menurut perintah menekuk lututnya dan menjatuhkan diri di hadapannya.
Si orang tua setelah merogoh-rogoh di dalam saku bajunya sekian lama, ia mengeluarkan sebuah benda seperti batu kumala yang disodorkan ke arah Koo San Djie.
Dengan sifat yang agung sekali ia berkata:
"Inilah tanda kepercayaan ketua lembah dari Lembah Merpati. Siapa yang melihatnya, berarti bertemu dengan ketua lembah. Harap kau dapat baik-baik menyimpannya."
Biarpun Koo San Djie menyambuti benda ini tapi masih belum mengerti akan maksudnya.
Diperhatikannya benda ini yang ada seperti batu kumala berwarna licin mengkilap. Di atasnya terlukis sepasang burung merpati yang sedang terbang di udara. Mata burung yang kecil berwarna hitam bersinar seperti hidup.
Si orang tua dengan sungguh-sungguh berkata:
"Mulai dari ini waktu kau telah menjadi calon ketua Lembah Merpati."
Lalu ia menyelaskan tentang kegunaannya tanda kebesaran itu.
"Kau jangan tidak memandang mata kepada tanda kebesaran ini, ia mempunyai khasiat tahan panas, tahan racun dan tahan dingin, ia adalah terbuat dari bahan yang sama dengan batu kumala dari kerajaan Cao. Ketua lembah yang sekarang juga mempunyai tanda kebesaran yang seperti ini, tapi kepunyaannya adalah palsu belaka. Setelah kau dapat masuk ke dalam lembah, akan kau ketahui sendiri."
Setelah penjelasannya si orang tua mengeluarkan juga dua botol obat yang tidak sama. Setelah diberikan kepada San Djie ia juga mengasi tahu kegunaannya.
"Ini adalah obat buatan Lembah Merpati. Yang satu ini adalah "Penjernih otak" dan satu lagi "Tujuh kembali".
Setelah memberi tahu akan namanya kedua obat ini, ia juga memberi tahu akan kegunaannya.
"Yang ini pil "tujuh kembali" dapat menyembuhkan segala macam penyakit. Orang yang melatih silat, jika memakan pil ini dapat menambah latihannya menjadi sepuluh tahun. Dan pil "penjernih otak" ini masih tinggal tiga butir lagi. Kau berdua boleh masing-masing memakan sebutir, dan yang sebutir lagi kau boleh simpan untuk digunakan nanti."
Bertiga mereka berdiam ditempatnya masing-masing. Setelah sekian lama mereka terdiam, mendadak San Djie seperti mengingat sesuatu apa, maka ia bertanya:
"Boanpwee diperintahkan pergi ke dalam Lembah Merpati, tapi sebenarnya boanpwee belum pernah pergi kesana. Maka harus dengan jalan apa?"
Pertanyaan ini bukan hanya San Djie saja yang ingin tahu, si Selendang Merah pun telah memikirkannya. Tapi dilihatnya oleh mereka si orang tua telah menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia membuka mulutnya dan berkata:
"Dengan cara ini saja aku telah melanggar peraturan leluhur, bagaimana berani membongkar rahasia ini lagi? Kau tidak usah kuatir akan hal ini, tidak lama lagi tentu akan terbuka juga jalannya bagimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lembah Merpati - Chung Sin
FantasyCeritanya sederhana, tentang seorang Anak Angon (gembala) yang bernasib baik dan berjiwa asih berjuang untuk menegakkan keamanan dan keadilan di Sungai Telaga yang dikacaukan oleh Penguasa Lembah Merpati yang sangat lihay namun khianat. Di dalam men...