Semua obat-obat ini untuk menjaga keutuhan dari badan raga ibu Tjeng Tjeng.
Roh Su Tjiat Kin, jika dapat merasakan ini, entah bagaimana senangnya, karena dia mendapat jaminan kelas satu.
Koo San Djie dan Tjeng Tjeng masuk ke dalam makam, terlihat oleh mereka Liu Djin Liong telah menyelesaikan pelajaran pagi, dan orang tua sedang berdiri di sana, seperti memikirkan sesuatu.
Liu Djin Liong jalan mundar mandir sambil menggendong tangan. Begitu melihat dua orang itu masuk, sudah lantas menggapaikan tangannya, memanggil mereka.
Sesudah mengajak Koo San Djie dan Tjeng Tjeng masuk ke dalam ruangan, lalu ditanyainya tentang pelajaran ilmu silat mereka masing-masing.
Ditanyanya juga tentang kepandaian yang tertulis dalam kitab Im-hoe-keng. Ia merasa di antara Im-hoe-keng dan Sari Pepatah Raja Woo, terdapat beberapa persamaan. Mungkin karena waktunya yang mendesak, sehingga Pendekar Berbaju Ungu belum dapat mengupas semua sarinya. Dan yang dapat dipelajari oleh Koo San Djie hanyalah tigapuluh persen saja.
Umpama Koo San Djie telah dapat memahami semua pelajaran yang tertulis dalam Im-hoe-keng, dalam pertempuran kemarin malam, belum tentu Liu Djin Liong dapat menahan serangan Koo San Djie.
Maka Liu Djin Liong telah menjelaskan inti sari dari kitab Sari Pepatah Raja Woo agar dapat dipadukan dengan Im-hoe-keng yang Koo San Djie miliki.
Biarpun Koo San Djie mempunyai muka yang ketolol-tololan, tapi sebenarnya kepintarannya melebihi orang lain, ingatan dan kupasannya juga cepat, sehingga membuat Liu Djin Liong terheran-heran.
Dengan kepandaian dasar yang Koo San Djie miliki, penjelasan-penjelasan dari Liu Djin Liong hanya bagaikan petunjuk-petunjuk saja, tidak seperti lain orang, harus menuruti segala sesuatu yang dilakukan oleh gurunya.
Setiap hari, Koo San Djie hanya memerlukan waktu sampai dua jam untuk meminta petunjuk-petunjuk dari Liu Djin Liong, juga telah mendapat kemajuan yang tidak sedikit. Maka Koo San Djie masih mempunyai banyak waktu untuk menemani Tjeng Tjeng bermain.
Hari ini, Koo San Djie setelah mendapat beberapa petunjuk dari Liu Djin Liong, lalu mengikutinya keluar. Liu Djin Liong seperti yang sedang bergembira, telah mengajak Koo San Djie keluar untuk menguji praktek ilmu silatnya.
Ia merasa di kalangan rimba persilatan sudah sulit untuk mencari lawan tandingan. Kepandaian Sari Pepatah Raja Woo yang merajai ilmu silat tidak mendapat kesempatan untuk digunakan. Hanya anak muda ini yang berada di hadapannya yang masih dapat dipaksa untuk melayani ilmunya.
Memang betul juga, keadaan Koo San Djie pada waktu itu, ia sudah berbeda jauh dengan masa ketika ia baru datang ke lembah itu. Dengan ilmunya Im-hoe-keng yang ditambah dengan Sari Pepatah Raja Woo, dengan tenaga yang didapatkan dari khasiatnya Kodok Mas dan Capung Kumala, ia sudah tidak takut kepada siapa juga.
Dua orang, tanpa ragu-ragu lagi telah mengeluarkan seluruh ilmu kepandaiannya masing-masing. Biarpun mereka sedang memperaktekkan teori yang terdapat dari buku, tapi tidak kalah tegangnya dengan pertempuran biasa.
Demikianlah Koo San Djie melewati hari-harinya. Suatu hari di kala Koo San Djie dan Liu Djin Liong berlatih silat, Tjeng Tjeng bagaikan kupu-kupu saja telah terbang mendatangi.
Mulutnya telah mengeluarkan teriakan:
"Bagus kau kini sedang bermain sendiri. Sekarang kau telah lupa kepadaku."
Setelah sampai di sana, Tjeng Tjeng yang mempunyai dasar kepandaian yang lumayan, telah dapat melihat ayahnya telah menggunakan lebih dari tujuh bagian kepandaiannya. Inilah suatu hal yang belum pernah terjadi. Ia merasa heran juga tentang kepandaian Koo San Djie yang demikian pesat sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lembah Merpati - Chung Sin
FantasyCeritanya sederhana, tentang seorang Anak Angon (gembala) yang bernasib baik dan berjiwa asih berjuang untuk menegakkan keamanan dan keadilan di Sungai Telaga yang dikacaukan oleh Penguasa Lembah Merpati yang sangat lihay namun khianat. Di dalam men...