Rombongan Koo San Djie yang menuju ke Lembah Luar begitu sampai di sana telah menubruk suatu tempat kosong.
Koo Hian menjadi penasaran dan tertawa dingin:
"Aku tidak percaya yang mereka dapat terbang keluar dari Lembah Merpati. Mari kita berpencaran mencari jejak mereka."
Demikianlah mereka empat orang Dewan Tetua menjadi satu rombongan menuju ke sebelah kiri. Koo San Djie, Lie Long Nio dan Djin Han Hiong menjadi satu, menuju ke sebelah kanan meneruskan pengejaran.
Setelah mereka memasuki rimba belum juga sampai lima lie jauhnya, mendadak di sana sini terdengar suara ledakan yang hebat.......
Di sekeliling mereka telah menjadi merah semua, api di sana sini telah terjadi kebakaran!
Rimba belantara yang ratusan lie jauhnya ini mendadak telah berubah menjadi lautan api.
Asap menguak naik, menghilangkan semua pemandangan mata, ratusan orang yang masih belum dapat keluar dari rimba belantara ini menjadi gelagapan karena sukar bernapas.
Api yang tidak mengenal kasihan telah mengurung semua orang yang mau meninggalkan Lembah Merpati, tidak perduli rombongan Houw Sam Ya jago dari golongan hitam, si Pendekar Berbaju Ungu, Liu Djin Liong, Kong Tie Siansu dan lain-lain lagi atau ketua Lembah Luar Liu Tong sendiri yang mulai menarik diri dari Lembah Merpati. Tidak satu yang dapat keluar dari kurungan api ini.
Bertepatan dangan timbulnya api yang mengurungnya semua orang, di pinggir tebing merayap naik dua orang. Mereka ialah si Ketua buangan Lembah Merpati Han Oe Seng dan si lupa daratan Lie Kee Kiok. Dengan saling pandang mereka tertawa puas akan perbuatan kejamnya.
Lie Kee Liok dengan mengumpak-umpak berkata: "Siasatnya ketuaku ini memang luar biasa sekali, sampaipun dewa juga tidak akan menyangka."
Han Oe Seng tertawa kejam, katanya:
"Semua orang gelandangan ini tidak kupandang sama sekali. Si bocah liar yang memegang tanda kepercayaan Lembah Merpati itu kini boleh menjadi ketuanya mereka di neraka. Ha, ha, ha, ha......"
Dua orang itu dengan membawa tertawa kemenangannya telah kembali lagi ke dalam Lembah Merpati.
Tapi tidak demikian dengan ratusan orang yang dikurung api ini. ratusan orang yang berada dalam gumpalan asap sudah tidak dapat melihat keadaan ini, karena harus memeramkan matanya mereka agar tidak terserang oleh tajamnya asap jahat ini. Mereka menjadi saling tubruk di antara orang sendiri.
Liu Djin Liong, si Pandekar Baju Ungu, Kong Tie Siansu, si Pengemis sakti Kiang Tjo, Bie Khiu Nie, Ong Hoe Tjoe, Tjeng Tjeng dan Siauw Khong telah berada di dalam satu rombongan.
Sewaktu api mulai berkobar, terdengar Kiang Tjo tertawa terbahak-bahak:
"Sekarang kita orang akan dijadikan sate oleh mereka."
"Hanya menggunakan api saja belum tentu dapat mengurungku," Liu Djin Liong dengan marah menjawab.
Dengan menggunakan lengan bajunya ia mengibaskan pada sang api dan telah dapat membuat jalan baginya.
Kong Tie Siansu dengan tidak berkata-kata sudah meneruskannya membuat jalan tadi dengan angin pukulannya, disusul oleh si Pendekar Berbaju Ungu, Bie Khiu Nie dan Kiang Tjo.
Dengan cara demikian mereka meneruskan perjalanan mereka sehingga lebih dari lima lie.
Apa mau, waktu itu ada beberapa pohon besar di depan mereka dengan hampir berbareng sudah ambruk dan menghadang jalan keluar.
Si Pendekar Berbaju Ungu mendadak lompat maju ke depan dan dengan ilmunya Ombak Menyapu Seribu Kotoran, berhasil menyingkirkan rintangan-rintangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lembah Merpati - Chung Sin
FantasyCeritanya sederhana, tentang seorang Anak Angon (gembala) yang bernasib baik dan berjiwa asih berjuang untuk menegakkan keamanan dan keadilan di Sungai Telaga yang dikacaukan oleh Penguasa Lembah Merpati yang sangat lihay namun khianat. Di dalam men...