18. Kehancuran Pesanggerahan Liong-sun-say

2.1K 30 0
                                    

Si pelajar baju kuning merasa tidak senang melihat sikapnya Thian-mo Lo-lo yang galak berlugas, dia tertawa gelak-gelak, sambil menunjuk-nunjukan beberapa kali. Ia menjawab dengan suara dingin:

"Aku tidak ada waktu untuk mengadu mulut. Jika ingin bertarung, lekaslah maju semua."

Thian-mo Lo-lo beradat keras, mendengar perkataannya si pelajar baju kuning yang sombong ini, dia berjingkrak-jingkrak di tempat.

"Manusia sombong!" ia membentak sengit.

Tangannyapun tidak tinggal diam, pukulan yang pertama, seiring dengan perkataannya sudah sampai di mukanya si pelajar baju kuning.

Pemuda itu tidak bergerak dari tempatnya. Dengan tenang hanya mengangkat sebelah tangannya, membuat lingkaran dan sebuah goresan, yang telah membawa angin serangan dari Thian-mo Lo-lo menyingkir lewat dari samping kepalanya. Dengan tertawa ia tersenyum mengejek:

"Pukulanmu masih kurang keras, coba keluarkan lagi!" tantangnya.

Hu-hay Sin-kun dan lain-lain yang menonton di pinggiran, melihat ini sudah menjadi bergidik.

Amarah Thian-mo Lo-lo meluap, ia menjadi kalap. Kedua belah tangannya, saling susul menyerang sampai tujuh kali. Ilmu pukulannya berada di atas dari Sastrawan Pan Pin dan lain-lain. Kekuatan dari tujuh serangan ini, yang satu bertambah kuat dari yang lain sampai kepada serangan yang ketujuh, adalah seluruh kekuatan dari Thian-mo Lo-lo, tentu saja tidak dapat dipandang ringan.

Tapi, pelajar baju kuning masih berada dalam keadaan tenang, ia hanya ganda melompat ke kiri dan melompat ke kanan dengan gampang, menghindarkan diri dari serangan-serangannya Thian-mo Lo-lo.

Mendadak, si baju kuning berkelebat laksana kilat, segera terdengar jeritan yang seram dari Thian-mo Lo-lo, badannya diterbangkan, bagaikan layangan putus dari talinya, melayang ke belakang dan terjatuh di tanah, dengan mulut mengeluarkan darah.

Tju Thing Thing kaget menjerit:

"Suhu......!"

Dan badannya sudah lompat ke arah gurunya.

Tapi Thian-mo Lo-lo hanya menggoyang-goyangkan tangannya dan duduk di sana.

Kekalahannya Thian-mo Lo-lo sudah membangkitkan kemarahannya Hu-hay Sin-kun. Dari jauh ia sudah mengerahkan ilmunya Wie-mo-ciang dan menyerang ke arahnya si pelajar baju kuning.

Tapi, si pelajar baju kuning hanya tertawa dingin. Kedua tangannya digulung sebentar dan melenyapkan serangan jago dari pulau itu. Kemudian ia merangsak dan menyerang dengan kecepatan yang luar biasa.

Hu-hay Sin-kun sudah melihat contoh dari dirinya Thian-mo Lo-lo, tidak berani menangkis serangan ini. Dengan cepat ia menyingkir ke samping.

◄Y►

Kembali kepada jago muda kita. Koo San Djie marah, dia membentak keras, sebelum tangannya menyerang dengan hebat. Inilah jurus yang terakhir dari ilmu Im-hoe-keng, Ilmu pukulan ini sifatnya keras, mengarah ke seluruh penjuru, di antara tempat sejauh dua tumbak.

Si wanita muda menjerit kaget, dengan mengikuti arah angin, ia sudah enjot tubuhnya, lompat ke atas wuwungan, inilah jalan satu-satunya untuk menghindarkan serangan Koo San Djie yang berbahaya.

Koo San Djie menjublek di tempat. Inilah untuk pertama kali, serangannya tidak mengenai sasaran. Ia tidak mengetahui, wanita muda terluka atau tidak, tapi yang jelas baginya, serangannya telah menubruk tempat kosong.

Dipikirnya kembali, jurus-jurus yang digunakan oleh si wanita muda tapi, ia belum pernah melihat atau mendengar tentang ilmu silat serupa ini. Biarpun ia telah berhasil membuat si nona mundur, tapi kejadian ini telah menghilangkan separuh kepercayaan atas kepandaiannya sendiri.

Lembah Merpati - Chung SinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang