NEXT!!
Happy reading
***"Awhh, minggir-minggir yang bisa denger silahkan minggir. Buruan cepet minggir, kesenggol jangan salahin gue! Salahin diri lo aja karena gak mau minggir."
Killa berlarin menyusuri koridor kelas. Dia sedang kabur dari guru BK yaitu bu Desy yang kebetulan sedang berkeliling sekolah.
Sialan. Killa membatin.
Karin terlebih dahulu kabur seperti ketahuan mencuri.Karin pernah bilang bahwa dia alergi dan phobia dengan guru BK. Alasannya tidak masuk akal hanya karena dia sering kena marah.
Killa berhenti di depan lapangan basket. Mengatur napasnya yang masih tersengal akibat berlarian tadi.
"Husst!"
Killa menoleh ke kiri kanan memeriksa siapa yang telah memberinya kode ilustrasi tersebut.
"Hustt."
"Husst husstt apaan sih uler?"
"Sini bolot." Karin menarik tangan Killa agar mendekatinya.
"Karin lo gila ya!" Killa mendapati Karin yang masih celingukan mencari apakah guru BK sedang didaerah sini atau tidak.
"Huh aman!" Karin mengelus dadanya.
"Gila lo Rin gila sumpah GILA, kenapa gak bilang? Main lari aja." Seru Killa tidak terima.
Karin memandangi Killa dengan detail. "Iya gue gila kenapa emang? Ngapain lo lari? Yang diincer Bu Desy itu gue."
"Gue kira tadi Fandy mau ngerjain gue makannya gue lari apa salahnya antisipasi." Jawab Killa datar. Dia masih menginggat semua naskah pidato Karin yang mengungkapkan bahwa seorang Fandy tidak akan tinggal diam jika dia sudah mengatakan A maka dia akan berbuat A. Dan Killa masih menginggat juga bahwa Fandy akan membalasnya.
"Nah udah tau kan kalo itu guru BK, kenapa lo gak berhenti? Gak kasihan sama kaki ya!"
"Yakali gue kincep pas udah keburu lari, tambah kena lah, mikir dong Karina! Yaampun." Killa menaikkan nada bicaranya.
"Gak usah pake Make-Up yang berlebihan deh biar lo gak gini mulu, lari-larian kayak maling tiap ketemu BK, gak capek lo?" Killa selalu merasa terusik dengan Make up yang Karin kenakan. Setiap jeda pelajaran bedak yang dia bawa selalu dipoleskan lagi, lagi dan lagi ke wajahnya.
"Wih gak bisa. Enak aja lo!" Bantah Karin.
"Hapus tuh gincu jelek lo kayak emak-emak tau gak!" Perintah Killa.
"Aduh Killa, ini tuh gincu wajar kali cewek pake ginian dan harusnya lo juga pake." Saran Karin.
"Nih, sini bibir lo gue ajarin!" Karin meraba saku baju ketatnya mencari Lip Blam merk Jeffree Velour matte dan mengarahkan pada bibir Killa.Gadis itu mendelikkan matanya membuat Karin cengegesan. Galak!
"Jangan deketin benda itu ke bibir gue!" Killa menjawab dengan juteknya. Jika sudah menyinggung Make-up, Killa lebih memilih untuk menghindar. Make up hanya akan membuatnya semakin ribet, dan gila karena dunia Fashion yang berlebihan, hal itu diperkuat dengan Karin yang selalu ribut kesana-kemari dengan BB cream, Maskara, Eyeliner dan kawan-kawan lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRESTIGE
Random#495 dalam Teenfic 29/02/2018 #312 dalam Random 11/06/2018 Fan, gue sama sekali gak punya keinginan untuk merasakan sakit hati. Tapi entah mengapa semua sikap lo membuat hati gue berkenalan dengan perih. Gue pengen bilang sesuatu, ini tentang kita...