Konflik mana konflik! Gue cari gak ketemu-ketemu!
Btw aku udah upload video pas Killa sama Fandy di hutan. Cek ig mereka!
Killa berjalan memasuki warung minuman itu. Berantakan! Pikirannya menjadi buyar! Apa yang terjadi? Fandy kemana?
"Killa!" Sebuah sentuhan mendarat di lengan Killa, gadis itu berteriak dan menutup wajahnya dengan telapak tangan. Horor!
"Hello Akilla, lo ini kenapa coba? Ini gue Karin! Lo takut sama gue yaampun cewek kayak gue lo takutin? Harusnya lo sayang!" Karin membuka bedaknya, melihat dirinya dari kaca.
"Huh gue masih cantik!" Desis Karin.
Killa menoleh mendapati seorang gadis yang tersenyum garing ke arahnya. "Hai!" Karin melambaikan tangannya, ia melihat jelas wajah panik Killa.
"Lo ngapain sih di sini?" Karin mengamati Killa yang duduk di bangku kayu warung.
"Kevin bilang dia liat Fandy di sini, gue takut dia berantem. Gue paling enggak suka sama berantem!" Tutur Killa.
Benar! Sebuah fakta dari gadis penggila tidur itu, bahwa dirinya tidak suka akan hal seperti itu walaupun dirinya sering melakukannya. Itu semua ada sebabnya! Bang Fauzan. Abang satu-satunya itu selalu berantem karena perempuan, pernah terpuruk hingga akhirnya ia memilih kesibukan skate.
Karin manggut-manggut. "Iya Fandy emang dari sini, tadi rame di sini. Lo telat! Hmm Killa gue kasih tau ya om-om yang tadi di sini itu udah kabur karena Pak Eko tadi dia berantem sama Fandy." Jelas Karin. Killa segera berdiri dari duduknya.
"What? Si Tirek beneran berantem? Udah gue duga, dia itu bego banget!" Karin memandang gadis yang sedang berkomentar panjang lebar di depannya itu.
"What-what hello, Akilla itu gak penting. Fandy baik-baik aja kok paling juga lebam! Yang penting itu abang Fauzan bales chat gue!" Karin loncat-loncat sambil berteriak memandangi ponselnya. Abang Killa mungkin akan menyesal jika sudah bertemu dengan Karin, menyesal karena deket sama Karin dan mungkin akan tekor karena Karin akan memintanya untuk membelikan peralatan Make up!
"Menurut gue itu lebih enggak penting!" Killa geleng kepala.
"Ya terus Akilla yang lebih penting itu apa? Fandy? What-what hello dia udah bikin idup lo susah tau! Tau nggak? Gak tau ya udah capek gue ngasih tau." Killa menghela napas kasar, makhluk apa yang sebang berada di hadapannya itu? Sepertinya lebih baik Karin berada di RS.
***
"Sttth......." Pria di hadapan Killa mendesis menahan perih di bagian bibirnya. Ia sedang bersama Fandy di kursi belakang jok penumpang. Setelah tadi bertemu Karin di warung minuman yang sudah porak-poranda karena ulah Fandy dia segera menemui pria songong ini yang tergeletak di bus.
"Diem gak! Shatt shett, shatt sheet!" Killa memukul lengan Fandy. Pria itu tidak bisa diam dari tadi, semenjak Killa memberikan kapas berisi alkohol pada lukanya.
"Ya perih mau gimana lagi, harus ketawa?" Fandy memejamkan matanya seraya menahan perih.
"Lagian siapa suruh berantem hah? Sok jagoan." Killa menekan kapasnya pada luka Fandy.
"AHHHHHH! Sakit, kasar banget mainnya." Fandy membinarkan matanya. Gadis macam apa yang sedang mengobatinya? Jika seperti ini bukannya sembuh justru akan semakin parah.
"Berantem berani, diobatin cengeng! Cowok macem apa?" Sergah Killa. "Siniin ih, mau diobatin gak?" Killa menarik wajah Fandy yang semakin menjauh! Ia pria itu sengaja memundurkan wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRESTIGE
Random#495 dalam Teenfic 29/02/2018 #312 dalam Random 11/06/2018 Fan, gue sama sekali gak punya keinginan untuk merasakan sakit hati. Tapi entah mengapa semua sikap lo membuat hati gue berkenalan dengan perih. Gue pengen bilang sesuatu, ini tentang kita...