5

7.2K 367 83
                                    

Lanjut! Typo bertebaran.

Happy reading

***

Fandy melempar tasnya ke tempat tidur. Lelaki itu masih terlihat lemas akibat hukuman dari Pak Heru tadi dengan Akilla, gadis gesrek yang berani menumpahkan Mango juice pada muka gantengnya hingga membuat wajahnya berubah memerah karena panas. Gadis itu juga hampir membuat wajah Fandy menjadi hitam karena berdiri di depan tiang bendera dengan cuaca yang sangat tidak mendukung.

Entah sejak kapan Aldo dan Sakti kini sudah berada di kamar Fandy. Aldo langsung merebahkan tubuhnya di kasur berukuran King miliknya membuat tatanan kasur yang tadinya rapih kini sudah kusut seperti mukanya.

"Plasystation dong!" Sakti meraih stik yang masih rapih dalam kotak khusus game PS Fandy. Kemudian mengacak-acak dan membuatnya berserakan di karpet kamar.

Hal utama yang tidak bisa Sakti lewatkan ketika berkunjung ke kamar Fandy yaitu PS. Tidak afdol jika tangannya tidak menyentuh playstation, cowok cuek yang sok pinter ini juga tidak mau ketinggalan dengan urusan game mereka memang klop dalam hobby.

"Sama Aldo, lemes gue." Fandy menolak. Dia mendekat ke arah Aldo merebahkan tubuhnya di kasur.

"Dih gaya lo lemes, abis ngapain?" Raut muka Aldo penuh selidik begitu Fandy menjatuhkan tubuh jangkungnya di samping Aldo. Otak mesumnya mulai berkembang, entah orang tuanya ngidam apa sampai Aldo tidak bisa konsen belajar tapi selalu nyambung masalah mesum. Sange akut!

"Jangan-jangan lo abis grepe-grepe cewek y" Tebak Aldo asal-asalan dengan cengiran khasnya.

Sakti yang sibuk merusak peralatan game milik Fandy menoleh begitu kata ngegrepe keluar dari mulut Aldo.

"Hah? Beneran Fan? Terus lo gak bagi-bagi, gak inget saudara? Ok!" Sakti mulai ricuh, padahal dia sama sekali tidak bergairah jika Aldo mulai bercerita perihal cewek apalagi mesum.

"Jadi fakta? Sama siapa? Gila lo." Tanya Aldo. Dia mendekat pada Fandy meminta penjelasan detail berbuat apa saja? Berapa jam dan banyak lagi pertanyaan-pertanyaan konyol yang sebenernya tidak penting.

"Sama Killa? Tadi di depan tiang bendera? Jangan nodai merah putih dong pake pamer mesum sama Killa segala di sana. Sewa hotel kek!" Sakti juga mendekat ke arah Fandy, stik yang sempat dia gengam dilemparkan begitu saja di atas karpet, jika rusak pun pasti si pemiliknya akan segera menganti yang baru.

"Sialan lo kalo ngomong." Fandy melotot, Snack yang dia pegang segera dilemparkan pada Sakti dan Aldo.

Sialan, ditimpuk Snack!

"Woy Ndy!" Seru Aldo menghalangi beberapa butir snack yang hendak mengenai tubuhnya.
Fandy hanya menoleh kemudian membuang muka. Males banget natapin muka Aldo!

Fandy terdiam, lalaki itu bahkan tidak bisa menyadari bahwa dirinya kini sudah seperti orang asing atau inceran om-om gila karena pandangan Aldo dan Sakti yang menatap tajam ke arahnya.

"Lo sange ya?" Celetuk Sakti seejadinya yang mendapat hadiah jitakan mulus dari Fandy.

"Mulut lo njir, gue lagi BT, maen PS sama Aldo sono ah, jangan gangu!"

PRESTIGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang