57

2.8K 88 4
                                    

_Kalau kau bersama dia, maka
Aku juga bisa bersamanya.
Benarkan?"
_Kevvin_

Benarkan?" _Kevvin_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada yang kangen Fandy?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada yang kangen Fandy?

"Sakti garuk kepala heran. "Loh, bukannya lo jadian sama Alika ya? Kok Killa lagi? Wah labil nih."

"Hah?" Teriak Aldo dan Fandy secara bersamaan ketika salah satu dari mereka dituduh menjalin hubungan dengan Alika. Sakti sampai heran sendiri melihat ekspresi Aldo yang se antusias itu.

"Whatdefak!" Tambah Aldo atas apa yang dikatakan Sakti barusan.

Kini kepalanya justru masih menggeleng seakan tidak percaya dengan rangkaian hurup yang keluar dari mulut Sakti. Bukan cemburu, gara gara itu tapi dia memang tidak begitu suka pada Alika. Garis bawahi tidak suka. Katanya gadis itu terlalu merepotkan. Lebihnya lagi Karin, bebeb matrenya sendiri juga benci pada Alika.

"Fan." Aldo menaik turunkan alisnya seakan meminta penjelasan dari apa yang baru saja dia dengar.

"Lo kok sama pantatnya panci si." Tutur Aldo pasrah dengan nada penyesalan tak suka. Sakti menoleh.

"Pantat panci?" Tanyanya belum mengerti.

Aldo mendesis. "Itu si Alika. Kelakuannya kan gosong." Paparnya. "Dah alamat palsu ni besok."

"Ayu ting-ting dong." Sergap Sakti.

"Besok bisa-bisa Karin mencak-mencak sama gue kalo tau lo pacarnya Alika Fan, bisa juga gue ditodong golok." Lanjutnya sambil memasang muka panik dengan takaran yang berlebihan masuk taraf overdosis.

"Maksud lo Do? Apa hubungannya?" Sakti penasaran.

Aldo membenarkan posisi duduknya, "Killa kan temen Karin nih, kalo Fandy nyakitin Killa gue pasti yang kena marah. Kata Karin gini, Kok temen lo nyakitin sahabat gue si. Bejat amat. Bahkan Karin juga bilang, Kalo Fandy nyakitin Killa lagi, kamu beb jangan temenan sama dia. Nanti virusnya nular lagi. Ya gue harus siap-siap dong kena amukannya. Lo si Fan-" Aldo menjitak kepala Fandy yang duduk sambil bengak bengok kebingungan mendengarkan ocehan Aldo yang sulit dicerna.

PRESTIGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang