VOTE DULU. Semakin banyak komen semakin cepet next
Fandy membiarkan Killa keluar dari kafe. Sebenarnya dia ingin mengejarnya karena Fandy yakin Killa pasti marah. Harusnya ini sepesial.
Alika menahannya di dalam kafe dan Fandy tidak bisa meninggalkannya begitu saja.
"Kak Fandy, Killa itu siapa?"
Fandy hanya fokus pada ponselnya. Sudah beberapa kali dia mencoba menghubungi Killa tapi tidak ada respond. Fandy takut Killa kenapa-napa.
Harusnya sedikit lagi Killa bisa menjadi miliknya, tapi mau bagaimana lagi Killa marah.
"Kak Fandyyyyyyyyy!" Alika mencubit pipi Fandy dengan gemas karena pertanyaannya tidak kunjung dijawab.
Fandy yang sedang tidak fokus hanya merintih sakit ketika pipinya ditarik oleh Alika.
"Sakit Lika."
Alika terlihat cemberut. "Kak Fandy ganteng-ganteng tapi lemot ya."
Fandy tidak merespondnya.
"Tuh kan baru aja dibilangin lemot sekarang malah diem. Pasti ceweknya gak betah!" Tuding Alika.
"Ah kak Fandy nyebelin."Fandy menoleh pada Alika yang kini bibirnya sudah seperti bebek.
"Sebentar Alika gue lagi gak konsen."
"Butuh Aqua." Tawar Alika.
"Butuh Killa." Jawab Fandy lirih tapi bisa Alika dengar.
Alika hanya meliriknya sinis.
Ternyata wanita tadi yang bernama Akilla sukses membuatnya sebal.
"Woy orang taken." Sapa Sakti yang berjalan mendekati Fandy diikuti Aldo yang melirik ke sana kemari cewek-cewek yang sedang makan.
"Taken apanya. Belum! Lo ngapain bawa Aldo ke sini?"
"Kan gue sama Sakti satu paket. Emangnya gue gak boleh ke sini. Kata Sakti ada cewek cakep ya gue ngikut dong." Aldo yang menjawab.
Kemudian tatapannya beralih pada Alika. Tatapan Aldo naik turun memandang Alika.
"Wihhh sorry beb Karin. Bang Aldo butuh vitamin!" Ucap Aldo sambil geleng kepala.
"Gak usah macem-macem bego." Fandy menjitak kepala Aldo.
"Sak anterin Alika jalan-jalan ya. Gue ada urusan!"
"Gue aja yang anterin jalan-jalan." Aldo mengajukan diri.
"Aku ikut kak Fandy aja." Tolak Alika. Sepertinya Alika memang selalu ingin di dekat Fandy padahal jelas-jelas Fandy tidak ingin Alika dengannya.
"Eh Alika bareng bang Aldo aja ya, nanti gue beliin balon sama lolipop." Bujuk Aldo.
"Emangnya Alika anak-anak yang bisa disogok pake begituan. Kelasnya itu tinggi bego. Beliin Mayonete blckpack, kosmetik, atau highheels kek." Komentar Sakti. Aldo memang bodoh.
"Aku gak mau lolipop atau balon. Aku maunya bareng kak Fandy." Kekeh Alika yang sebenarnya membuat Fandy sedikit muak akan permintaannya itu.
***
Setelah tawar-menawar dengan Alika, akhirnya Fandy bisa terbebas juga dari wanita itu.
Lama-lama Fandy frustasi mengurusi sikap Alika yang terlalu manja. Terpaksa Fandy harus berbohong dahulu, dia mengatakan bahwa nanti akan menyusul Alika di Mall.
Setelah keluar dari kafe Fandy memutuskan untuk pergi ke rumah Killa. Hatinya kecewa hingga membuat Killa marah.
"Cari siapa?" Seorang lelaki muncul membukakan pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRESTIGE
Aléatoire#495 dalam Teenfic 29/02/2018 #312 dalam Random 11/06/2018 Fan, gue sama sekali gak punya keinginan untuk merasakan sakit hati. Tapi entah mengapa semua sikap lo membuat hati gue berkenalan dengan perih. Gue pengen bilang sesuatu, ini tentang kita...