Kalian bisa cek work aku dan baca cerita yang lain kalau bosan nunggu Fandy sama Akilla update.
Alika merenggek di pelukan Fandy. Yang dipeluk hanya diam sambil memandangi kekasihnya yang hampir tidak berkedip.
Fandy yakin Killa pasti akan marah sekali. Tapi ini Alika jika bukan pasti Fandy sudah menendangnya ke pelosok negeri seluruh Nusantara karena berani memeluknya di depan Killa.
"Kenapa?" Fandy menjauhkan tubuh Lika dengan tangannya, tapi dia justru terus mendekat.
"Sak lo apain anak orang?" Tatapan Fandy beralih pada Sakti dia hanya menaikkan bahunya tanda tidak tau.
"Digigit nyamuk kali." Jawab Sakti membuat Fandy tidak percaya.
"Ayo kak, pulang. Aku gak suka di sini, aku maunya sama kak Fandy gak sama yang lain." Alika menarik Fandy menuju mobil Porsche favoritnya Fandy. Tangan Fandy masih memegang Killa dan otomatis Fandy juga menarik Killa untuk mengikutinya.
"Ayo Killa. Kita anterin Alika pulang dulu."
Killa hanya diam. Dia sempat menahan Fandy, dia tidak ingin digandeng sedangkan yang mengandeng sedang dipeluk cewek lain di depan matanya.
"Kak Killa pulang sama Kak Sakti aja. Aku mau sama kak Fandy berdua. Atau kak Killa bisa kan naik ojek? Ayo kak Fandy!"
Ini gila, dan Fandy hanya menurut saja apa mau Alika. Killa tidak percaya, ini aneh Fandy hanya memandang ke arah Killa tidak melakukan apa-apa.
Air mata Killa jelas ingin keluar walaupun sudah digembok. Fandy tidak bertindak begitu?
Tiba-tiba tangan Alika terhempas oleh tangan Fandy. Alika sempat tercengang bingung dengan perlakuan itu.
"Sebentar, aku dateng ke sini sama Killa gak mungkin aku ninggalin dia. Walaupun ada Sakti atau ada siapa sekalipun, Killa tetep pulang sama aku karena aku yang jemput dia. Kalau kamu gak mau itu bukan urusan aku Lika."
"Dan kamu harus tau, Killa itu tanggung jawab aku Lika."
Alika tidak percaya. Fandy berjalan ke arah Killa dan meraih tangannya.
"Gak Fan, gue sama Sakti aja. Urus dulu yang lebih penting. Atau gue bisa minta dijemput bang Fauzan. Dio atau Kevin juga pasti bisa." Tolak Killa.
"Gila apa, gak gue ijinin." Bantah Fandy sedikit keras.
"Gue sama Sakti, cewek gak suka dipaksa. Ayo Sak kita pulang." Killa melangkahkan kakinya mendekati mobil Sakti.
"Killa." Suara Fandy sedikit meninggi. Ini sudah tidak benar. Baru saja dia berjanji tidak akan membuat Killa tersakiti namun ini apa? Es tes? Sup buah? Bukan ini tidak enak sama sekali.
"Udah dong kak, dianya aja gak mau kok. Ayo!" Renggek Alika yang berdiri di depan pintu mobil Fandy. Baginya ini menyebalkan.
"Kak ayo." Alika sedikit berteriak. Sedangkan Sakti dan Killa sudah membuka pintu mobilnya.
"Killa lo mau liat gue berantem sama Sakti?" Tanya Fandy merujuk pada tantangan. Sakti merasa kaget dengan itu. Apa salahnya kenapa harus berantem.
"Apa sih Fan gak usah kaya anak kecil. Gak pantes, cocoknya lo urusin anak kecil." Pandangan Killa perpindah pada Lika.
"Kak Killa nyindir aku?" Lika melotot dan mendekati Killa.
"Memangnya kamu anak kecil Alika? Merasa tersinggung? Yang jelas gue gak berminat adu sindir sama lo." Jawab Killa sedikit menyolot. Benar kan cemburu tidak bisa ditahan dan dikendalikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRESTIGE
Nezařaditelné#495 dalam Teenfic 29/02/2018 #312 dalam Random 11/06/2018 Fan, gue sama sekali gak punya keinginan untuk merasakan sakit hati. Tapi entah mengapa semua sikap lo membuat hati gue berkenalan dengan perih. Gue pengen bilang sesuatu, ini tentang kita...