Updatenya pending mau revisi bab awal.
Baik sekarang begini, Fandy sudah terlanjur tau berita yang sebenarnya hanya rekayasa itu. Di sini Killa yang salah serba menyembunyikan segala sesuatunya dari Fandy. Tidak terbuka. Dari awal ada masalah dengan Kak Dinda sampai pada mamanya Fandy.
Killa merahasiakannya sendiri, menutup rapat dan justru terbuka pada Kevin, orang yang seraca tidak langsung benci Killa bersama Fandy. Benci ya ingat.
Oke, Killa memang menerima Kevin menjadi pacarnya. Tapi hanya bohongan. Dia memang ingin publik tau bahwa Kevin dan dirinya berpacaran. Tapi Killa kalah start harusnya itu dilakukan sesudah Fandy tau. Maksudnya Fandy harus mengerti Killa dan Kevin hanya menjalin hubungan rekayasa agar mama Fandy tidak koar koar barulah publik yang tau.
Tapi baru saja Killa akan menjelaskan semuanya Fandy sudah keburu tau. Tau hal yang salah, percuma dijelaskan.
Di kelas Fandy sampai memindah bangkunya jauh dari Killa. Keputusannya memang harus menjauhi seseorang yang bukan miliknya lagi. Intinya dia tidak mau jadi cuppu merusak hubungan mantannya sendiri.
Ketika Fandy menaruh tasnya di bangku belakang, Killa juga ikut-ikutan duduk di sampingnya.
Fandy mendongkak. "Kamu ngapain?" Tanya Fandy.
Killa tidak menjawab.
"Cewek itu duduknya di depan singa gak baik di belakang nanti malah jadi maksiat." Tutur Fandy.
Dahi Killa mengeryit.
"Sana ke depan aja sama Karin parah nanti dia didudukin sama Aldo jadi mesum."
Killa sangat merasa bahwa dari tadi Fandy mencoba mengusir dirinya dengan alasan yang klasik.
"Gakpapa pengen duduk di sini. Gak boleh ya?"
Fandy mengangguk. "Boleh si." Akhirnya dia mengalah.
"Gue sama Kevin itu cuman boh-"
"Eh iya PR fisika belum selesai." Fandy memotong pembicaraan Killa. Semua yang mendengar pasti tau bahwa Fandy sedang mengalihkan pembicaraan.
"Bohong, kita ini kelas IPS."
Fandy garuk kepala. Skak mat, mungkin ini yang namanya gerogi dan dibumbui sakit hati.
Akhirnya Fandy menyegir, "gue jiwa IPA. Iya ya jadi begitu."
Legang sesaat. Suasananya menjadi cangung.
"Nanti temenin gue ya." Killa menatap Fandy. Memulai pembicaraan setelah diam.
"Ada yang mau aku omongin" Sambung Killa.
"Ngomong apa?"
"Ngomong penting."
"Eh tapi jangan ngomong I love you ya, inget hati udah ada yang menyingahi. Kasian Kevin." Sindir Fandy. "Kenapa gak ngomong sekarang aja."
"Gak bisa." Tolak Killa. Karena ini membutuhkan waktu berdua saja untuk membicarakannya dan tempatnya bukan di sini.
"Gue juga ga bisa kalo nanti."
"Kenapa?" Tanya Killa. Kemarin-kemarin Fandy selalu siap ketika Killa butuh sesuatu dia selalu di depan.
"Ada urusan, gak penting si buat lo."
"Kalo gitu nanti malem." Kekeh Killa.
"Nanti malem gue ngegame." Alibi Fandy, karena akhir-akhir ini dia jarang nge game semenjak ada Killa.
"Kalo gitu gue dateng ke rumah ya."
Fandy diam, kepalanya menengok ke samping dan menatap Killa sejenak seperti mencari alasan kecil-kecilan lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRESTIGE
Acak#495 dalam Teenfic 29/02/2018 #312 dalam Random 11/06/2018 Fan, gue sama sekali gak punya keinginan untuk merasakan sakit hati. Tapi entah mengapa semua sikap lo membuat hati gue berkenalan dengan perih. Gue pengen bilang sesuatu, ini tentang kita...