55

3.1K 108 4
                                    

"Bantu gue Sak, pliss gue mohon. Gue sayang sama Fandy." Renggek Killa pada Sakti sambil memasang wajah sok manjanya. Sakti bergidik menjijikan. Killa tidak pantas seperti itu, perempuan gesrek menyebalkan seperti dia tidak cocok bersikap manis bak roti putri salju.

"Mama Fandy emang keterlaluan si, dia sampe ngancem elo buat jauhin dia." Sakti gregetan sendiri setelah mendengar semua cerita dari Killa.

Sakti sadar disinilah Killa yang paling terhakimi. Dia yang paling kasihan. Dan Sakti sendiri bersama Aldo yang paling menyebalkan telah bersikap tidak baik pada Killa akhir akhir ini. Wajar sih, sebagai sahabat mereka tidak terima kalau Fandy di hianati.

Tapi jauh dari semua itu ternyta mama Fandy sendiri yang drama seperti ini.

Sakti tau, dari Killa pura pura ke Bandung sampai dia jadian dengan Kevin semuanya Sakti tau karena Killa sudah banyak cerita.

"Maafin gue sama Aldo ya udah memusuhi lo." Kata Sakti. Jelas dia merasa bersalah memojokkan Killa yang tidak tidak.

"Tapi bantuin gue ya."

Sakti memeletkan lidahnya menampakkan muka crazynya dengan mata melotot seakan muak nendengar kata kata seperti itu.

"Iya ih udah 10000 kali lo ngomong kayak gitu dari di kafe sampe di sini. 3 jam di sela sela menit lo selalu bila bantuin gue Sak plis Sak bantuin gue Sak ayolah Sak bantuin Sak." Kata Sakti lebay menirukan ucapan Killa yang memuakkan.

"Ih ko lo nyebelin, awas lo suka sama gue." Ledek Killa sambil tertawa, tangannya meninju bahu Sakti refleks.

"Gak akan!" Kata Sakti datar.
Dia diam sejenak, wajahnya seakan berpikir sedang mencerna.

"Tunggu, jadi berarti lo sama Kevin itu bohongan? Cumab rekayasa doang?" Tanya Sakti memastikan. Dia bangke sendiri dengan ini semua, tidak yakin saja dan tidak terima Killa bisa jatuh di tangan Kevin.

Killa memanyunkan bibirnya.
"Iya, tapi gue dijebak Kevin juga."

Sakti langsung menoleh ke arah Killa. "Lah segala jebakan."

Killa mulai bercerita lagi, tentang kejadian berapa hari lalu dimana dia meminta solusi dari Kevin sampai akhirnya dia menyetujui manjadi pacarnya Kevin dengan bohongan.

"Tapi setelah gue pura pura jadi pacarnya Kevin, dia malah anggep gue pacarnya beneran. Seakan kita emang udah jadian, dan gue real pacarnya." Kata Killa menjelaskan panjang lebar, dan Sakti mendengarkannya dengan baik.

"Dia bicara sama publik kalo gue ini sepenuhnya milik dia. Seakan gue bener bener jatuh cinta dan sayang sama dia." Lanjut Killa. "Gue mau jelasin ke Fandy kalo gue sama dia itu bohongan pacaran, tapi gosip udah menyembur duluan kayak lumpur lapindo-, gue ga punya kesempatan buat bilang, apalagi ini berita soal Ketia Basket banyak cewek alay yang geger sama berita ini. Dan gue semakin bete sama tingkah lo sama Aldo. Kompor!" Sinis Killa kemudian tertawa.

"Kok gue kena lagi?" Sakti terkejut walau sebenarnya dia tau Killa sedikit bercanda tadi mungkin dia tidak ingin terlihat menyedihkan.

"Kan lo sama kutu kupret itu langsung musuhin gue begitu baca di mading gue pacaran sama Kevin padahal status gue masih ceweknya sahabat lo sendiri."

"Lo sindir sindir gue, ngalahin pedesnya cabe cabean di pinggir jalan. Lo hujat gue." Lanjut Killa sambil melotot pada Sakti mengutarakan sikap menyebalkan mereka akhir akhir ini.

Sakti tertawa meringgis.
"Eh buk santai buk, jangan galak galak." Ungkap Sakti ketakutan.

Killa tertawa. "Panakut."

"Ya abisnya lo emang nyebelin. Eh," Sakti keceplosan lagi. Dia jadi takut kalau Killa sudah seperti itu. Karena memang dari dulu tabiat Killa adalah cewek gesrek yang galak. Dia ingat betul dari awal mereka bertemu di kemah di kantin, Killa selalu membuatnya Aldo dan Fandy dalam masalah.

PRESTIGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang