45

2.8K 120 9
                                    

Aku dihadapkan dengan pilihan, dimana masalalu datang dan mencoba menyembuhkan luka karena kecewa.

_PRESTIGE_

Hari ini Killa enggan untuk ke sekolah. Dia butuh penjelasan dari Fandy apa maksudnya melakukan semua ini di depan matanya.

Hanya itu saja, apapun penjelasannya Killa akan mencoba mengerti agar tidak tergantung seperti ini dengan status yang tidak jelas. Killa tidak tau dia masih menjadi kekasih Fandy atau sudah tidak.

"Killa 5 menit lagi ya." Kevin berteriak dari lantai bawah. Killa tidak tau jika Kevin menunggunya.

"Gue gak masuk kok." Teriak Killa dari atas.

"Masuk!"

Killa menggeleng. "Enggak kok."

"Harus masuk." Tegas Kevin.

"Harus ya?"

"Iya."

"Yaudah gue tanya Killa dulu dia mau masuk apa enggak." Kata Killa polos pada Kevin.

"Emangnya lo siapa?" Kevin bingung sendiri dengan perkataan Killa yang terdengar aneh.

"Orang yang sedang merasakan kekecewaan."

Kevin mendesis. "Baper."

Killa tersenyum. Dari tadi malam baru kali ini bibirnya melengkung senang.

Semoga hati Killa semakin membaik hari ini. Tidak baik berdiam seperti ini, mungkin Killa bersalah dan dia harus bertanya pada Fandy dan meminta penjelasan.

"Killa, hari ini gue gak masuk kelas lo dulu ya. Ada latihan basket." Kata Kevin ketika sampai di depan kelas Killa.

Killa tersenyum. "Itu lebih baik sih. Gue juga gak begitu mendukung Vin kalau lo ikut kelas gue."

"Kenapa?"

"Nanti lo berantem terus sama Fandy."

Kevin tersenyum sinis. "Salah gak butuh dibela." Kata Kevin.

"Gue pergi dulu. Jangan terlalu dekat dengan Fandy ya." Pinta Kevin lembut. Permintaan yang seperti ini lah pada akhirnya yang membuat Killa bingung.

Setelah Kevin menjauhi Killa, gadis itu langsung pergi ke gazebo. Barangkali Fandy sudah berangkat dan sedang berada di sana sekarang. Killa jadi bertanya-tanya apa benar Fandy dikeroyok warga sampai wajahnya lebam, atau itu hanya bualan Karin yang tidak bermakna.

Killa tersenyum begitu melihat Aldo dan Sakti berada di gazebo yang tengah asik memakan kuaci.

"Do, Fandy mana?" Tanya Killa dengan riang. Hatinya sudah dimantapkan untuk berbaikan dengan Fandy. Killa tidak ingin egois.

Aldo membuang kulit kuacinya ke arah Sakti. "Sange lo, menjijikan banget si kena ludah lo." Sakti bergidik, dan melempar Aldo dengan kuaci yang berada di tangannya.

Aldo hanya terkekeh. "Oh iya, Killa cari Fandy ya? Itu." Tunjuk Aldo pada seseorang yang kini berjalan ke arah mereka.

Killa mengikuti arahan Aldo. Lagi-lagi Fandy membuat hati Killa kembali merasa sakit lagi. Senyum Killa memudar, ketika suasana hatinya sedang cerah tiba-tiba ada badai.

PRESTIGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang