32

3.3K 131 22
                                    

Aku update. Lama ya? Kalian gak ingetin sih. Part ini panjang semoga kalian suka. Banyak sekali typo aku ngetiknya asal biar cepet selesai. Makasih ya.

Malam ini Killa memutuskan untuk ikut bersama bang Fauzan ke Skatepark yang berada di kawasan Dizle cafe. Selain untuk mencairkan kebosanan, Killa juga ingin menjauhkan bang Fauzan dari gadis gatal seperti Dinda. Lama-lama muak jika main kucing-kucingan.

"Mau apa?" Fauzan memandang Killa yang berjalan di belakangnya. Setelah dipahami lebih lanjut, Fauzan baru sadar bahwa dari tadi adiknya itu membuntutinya.

"Ikut!"

Fauzan mengeryit. "Ikut kemana?"

"Kemana-mana aja yang penting ikut."

"Gak usah. Lo ini ngerepotin kalo ikut." Tolak Fauzan sambil membuka pintu mobilnya.

Tanpa merenggek pada abangnya, Killa segera berjalan mengitari mobil dan membuka pintu kemudian langsung duduk di jok depan.

"Ni anak, gak usah ikut turun gih."

"Gue ikut!"

"Gak usah aja, makasih lo gak perlu repot-repot ikut ya. Turun-turun!"

Fauzan membuka pintu mobil untuk Killa, tapi adiknya itu sama sekali tidak beranjak dari kursi.

"Ikut aja, gue gak merasa direpoti."

Fauzan menghela napasnya, kemudian menghidupkan mesin dan melajukan mobil kesayangannya menembus padatnya kota malam.

Ini malam minggu, Killa sudah bisa mengklaim bahwa kawasan Dizle cafe pasti akan ramai. Ah pasti Fandy juga berada di sana tentunya bersama kedua ekornya Sakti dan Aldo. Berbicara mereka rasanya menyebalkan menginggat kejadian yang sudah terjadi di kelas kemarin.

"Woy!" Fauzan membuyarkan lamunan Killa.

"Minta ikut, udah nyame ngelamun, turun sana!"

"Amit-amit banget sih jadi abang."

"Gue ngomong ada apanya udah kebiasaan lo, bego dipelihara, lemot, gak bisa dandan gak bisa masak, suka marah-marah, suka nyalahin kelar idup lo."

"Buru turun!" Lanjut Fauzan sambil melotot pada Killa.

"Iya ih lo ini cowok gak usah sok cantik. Sadar diri bang!"

Killa meraih ponselnya kemudian  membuka pintu mobil abangnya itu dan menutupnya dengan keras membuat si pemilik mobil melonjak kaget.

"Ebuset tau aja gue cantik."

Killa berjalan di belakang Fauzan mengikuti abangnya ini akan kemana.
Fauzan berhenti melangkah, Killa juga.
Fauzan duduk, Killa juga.
Fauzan duduk sambil berdiri, Killa tidak bisa.

Killa mendengus kesal, "potek kaki gue kalo begini ceritanya."

Fauzan yang berdiri di samping Killa sambil celingukan dari tadi menoleh, "cerita-cerita gue lagi gak ngedongeng."

"Pulang aja yuk!" Pinta Killa sambil menunjukkan wajah memelasnya. Kakinya lelah dari tadi Fauzan hanya mempermainkan Killa.

Begitulah, mereka dari tadi seperti orang asing di Skatepark. Mondar-mandir tidak jelas.

"Gue tendang sampe rumah beneran mau?"

Killa mendesis. "Ya mangkannya diem kek, jadi cowok kok rempong gue yang cewek aja capek dari tadi mondar-mandir bak tukang seles kosmetik. Katanya skater nongkrong di Skatepark aja kayak orang kesasar."

Fauzan tidak memperdulikan ucapan Killa, dari tadi dia memang sedang ingin menemui seseorang di sini itu mengapa dari tadi dia membawa Killa berkeliling tempat ini.

PRESTIGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang