Akilla Irsta Arvion

Fandy Bavinsta
Pukul 08.00, siswa berkumpul di depan tenda. Mendengarkan instruksi dari Pak Eko dan pembina lainnya! Hari penjelajahan. Ada yang tidak suka, ada yang menunggu aktivitas itu, ada yang malas karena harus keliling hutan enggak jelas belum lagi kalo ada hewan buas atau hal yang mengancam lainnya, dan ada juga yang menganggapnya sebuah tantangan baru.
"Penelitian dimulai hari ini, tulis apa saja yang ingin kalian teliti dari isi hutan ini." Seluruh siswa fokus mendengarkan peritah dari guru Bahasa Indonesia itu sampai ketika seorang gadis berlari memecah konsentrasi mereka.
"Pak maaf saya terlat, semalem gak bisa tidur, banyak nyamuk, terus nahan lap-"
"Berdiri di sebelah kanan barisan Akilla!" Belum selesai Killa menguraikan alasannya, Pak Eko lebih dulu memotong ucapan Killa, gadis itu mendengus kesal berjalan ke barisan samping. Sial! Ia lupa tempat bahwa dirinya sedang berada jauh dari rumah. Ia lupa aktivitas bahwa dirinya sedang mengikuti perkemahan. Ia lupa akan kebiasaannya yang selalu tidur.
Karin menepuk jidatnya, dari tadi ia sudah berusaha membangunkan Killa hingga suaranya serak demi meneriakinya tapi nihil Killa benar-benar lelap. Dirinya belum mengetahui bahwa teman sebangkunya itu sangat menggilai tidur.
Karin segera berpindah barisan menjajari Killa yang menggerutu menjadi bahan tontonan murid karena datang terlat.
"Jadi sekarang lo harus bilang sama gue kenapa telat hah? Gue kan udah bangunin." Karin berbisik pada gadis disampingnya agar obrolan mereka tidak terdengar oleh Pak Eko. 1 jam yang lalu Karin sudah seperti ayam betina yang berkokok untuk membangunkan Killa, dan gadis itu sempat terbangun karena suara yang begitu sangat amat menyakitkan telinga tapi setelah Karin keluar tenda bukannya bersiap, Killa justru kembali tidur.
"Gue masuk tenda jam 3, baru bisa tidur jam setengah 5, pas lo bangunin itu gue masih ngantuk." Killa berbisik sambil menguap, ia rasa jam tidurnya sangat kurang. Semalaman suntuk ia bermain gitar dengan tirek songong, Fandy, berdua di bangku dapur darurat sambil makan snack dan buah hasil curian Aldo dari hutan. Berantem dan banyak bicara hingga lupa waktu!
"Lo ngapain tidur jam 3 Killa?" Tanya gadis disampingnya tanpa menoleh karena ia sedang berpura-pura mendengarkan ceramah Pak Eko yang tidak masuk kuping kiri maupun kuping kanan.
"Semalem gu-" Obrolan Killa terpotong, konsentrasinya terbelah begitu suara lelaki berlari gugup yang kini sudah berdiri di depan Pak Eko yang menatapnya sangar.
"Maaf Pak terlat, tadi katanya kumpul jam 9 jadi saya tidur lagi pak!" Fandy, dengan rasa tidak bersalahnya ia justru cengegesan di depan para pembina.
"Katanya-katanya! Kata siapa? Berdiri di samping Akilla!" Pak Eko menunjukkan jarinya pada Killa yang kini mulutnya terbuka lebar karena Fandy akan segera berdiri di sampingnya.
"Baik pak terimakasih!" Fandy menundukkan badanya seraya senyum. Aldo dan Sakti justru masih di tenda tidak perduli dengan penjelajahan!
"Hai Singa!" Fandy menyungingkan senyum manisnya pada Killa begitu iya tiba disampingnya. Gadis itu mengerutkan dahi memeriksa apakah orang disebelahnya sehat?
KAMU SEDANG MEMBACA
PRESTIGE
Random#495 dalam Teenfic 29/02/2018 #312 dalam Random 11/06/2018 Fan, gue sama sekali gak punya keinginan untuk merasakan sakit hati. Tapi entah mengapa semua sikap lo membuat hati gue berkenalan dengan perih. Gue pengen bilang sesuatu, ini tentang kita...