Yang lupa silahkan baca part revisi 35 dan komen pada part hay!
Fandy buru-buru melajukan mobilnya ke rumah Dio. Sejujurnya Fandy tidak tau alamatnya dimana dan tidak ingin tau sama sekali tapi demi kesejahteraan bersama seperti yang Pak RT katakan maka Fandy harus mencari tau keberadaan rumah Dio.
Bagaimana jika Dio dan Killa menonton film romance lalu mereka baper kemudian Dio memeluk Killa atau menciumnya? Ah Fandy tidak akan terima. Dia saja belum pernah mencium Killa.
Jika saja Dio berani mengambil Start untuk melakukan itu maka Fandy tidak akan terima.
"Apa-apaan sih Istri malah ke rumah cowok lain. Nonton lagi, udah tau harusnya hari ini makan siang bareng. Udah abangnya matre!" Fandy bermonolog sambil menyetir.
Killa lama-lama minta diculik setelah itu disekap lalu dikunciin di kamar tidak boleh keluar.
"Ini lagi, Dio punya rumah gak? Dicari bikin pusing. Apa gue perlu bikin warning yang tulisannya dicari rumah Dio kutu kupret. Sayang duit gue buat hal yang gak penting."
Dari tadi Fandy mencoba menggelilingi kompleks perumahan sudut kota. Menurut informasi yang dia dapat dari berbagai sumber, Dio tinggal di sini. Dan dari berbagai sumber itulah Fandy menjadi bingung.
Kata Aldo, Dio itu nomaden tinggalnya di hotel tidak jelas berpindah-pindah. Kata Sakti, Dio itu tinggal di Apartement tapi katanya Dio juga tinggal di Vila.
Fandy mencoba menghubungi ponsel Killa lagi. Gadis gesrek itu selalu membuat perasaannya naik turun tidak terkira seperti grafik matematika.
"Kalo ketemu akan gue cium."
"Gue kunci di kamar. Gak akan gue bukain!"
"Gue peluk, gak gue lepasin biar gak keluyuran."
"Gue sumputin di saku."
Nada bicara Fandy terdengar gemas bercampur emosi.
Fandy ingin sekali memindahkan rumah Dio ke samping Monas agar dia tidak repot seperti ini.
Karin, harapannya ada pada cewek 99% berotak fashion. Fandy harus menelponnya dan Karin harus menjawabnya.
Sudah lima kali Fandy menghubungi Karin, tapi tidak ada jawaban justru kini nomor Karin tidak aktif.
Ah, Fandy ingin sekali ke kafe meneguk becardi lima botol. Jangan-jangan mereka sedang berromantis-romantisan di sana. Kevin bersama Karin, Killa bersama Dio. Atau Karin bersama Dio dan Killa bersama Kevin. Yang benar itu adalah Killa bersama Fandy di kafe makan siang.
Alika, Alika dia benar-benar merusak semuanya. Tapi mau bagaimana lagi, Fandy mempunyai tanggung jawab untuk melindungi gadis cantik itu. Alika harus berada dalam jangkauan Fandy.
Alika atau Akilla?
Hatinya untuk Akilla. Tapi Alika harus dijaga. Killa juga harus dijaga hatinya.
Ponsel Fandy bergetar.
Rumah Dio
Kompleks Goldelite 06.Fandy mengeryitkan dahinya. Killa tiba-tiba mengirimkan pesan seperti itu padanya.
***
Fandy turun dari mobilnya. Bodo amat jika mobil Fandy sekarang terparkir sembarangan di depan garasi rumah nomor 06 ini.
"Pantesan rumahnya aja terpencil terpelosok terbelakang ter ter ter ter ter-!" Fandy menjeda kalimatnya sambil berfikir dan melihat sekitar.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRESTIGE
Casuale#495 dalam Teenfic 29/02/2018 #312 dalam Random 11/06/2018 Fan, gue sama sekali gak punya keinginan untuk merasakan sakit hati. Tapi entah mengapa semua sikap lo membuat hati gue berkenalan dengan perih. Gue pengen bilang sesuatu, ini tentang kita...