9

5.3K 235 37
                                    

Skatepark yang berada dekat dengan kawasan Dizle Cafe terlihat ramai. Para remaja tengah beradu kecangihan ngeskate dengan papan skateboard yang mereka kenakan.

Di dekat keramaian, Kevin dan temannya, Dio tengah memperhatikan kelincahan yang mereka tampilkan. Lebih tepatnya mereka berdua sedang mencari seseorang yang pas untuk diajak duel skate dengan Kevin.

   "Skill mereka masih jauh di bawah lo Vin!" Dio memandang para remaja yang beradu di depan matanya.

  "Pro-Skaternya tetep lo di sini!" Lanjutnya dengan tatapan lurus tanpa memandang ke arah Kevin.

Kevin tersenyum dia sudah tau itu.  Tangannya meraih botol Bir yang bertengger di meja kemudian menuangkannya ke dalam gelas kecil. Dalam satu tegukan Kevin menelannya.

   "Lo tau Akilla kan?"

Dio menoleh. "Akilla? Siapa?" Tanya Dio penuh selidik.

   "Anak barunya SMA Garuda, bokapnya pengusaha. Dia punya abang katanya juga Skateborder. Gue ketemu pertama di Mall dan ketemu lagi kemaren di market depan situ." Jelas Kevin sambil menunjuk pada market yang kemarin dia datangi dan tidak sengaja bertemu dengan Killa.

Wajah Dio terlihat bingung mendengar apa yang barusan telinganya dengar. "Akilla Irtsa? Tetangga baru gue dong! Gue tau waktu itu gue juga pernah liat dia sama Fandy di depan toilet!" Jelas Dio jujur.

Kevin mengerutkan dahi, dia memposisikan duduknya menghadap ke arah Dio, Kevin pikir pembicaraannya kali ini sangat serius. "Fandy Banci maksud lo? Ngapain? Lo yakin?" Tanya Kevin memastikan.

Dio menganguk pasti. "Yakin lah kan gue gak punya penyakit mata. Mungkin lagi mesum, gue liat dia didekap ke tembok!"

Kevin melengos, Mengusap rambutnya. "Sial. Tapi setau gue Killa gadis beda, kalo gue liat-liat dia sama sekali belum pernah pacaran apalagi mesum!" Tegas Kevin tidak percaya apa yang baru saja Dio katakan.

Dio terkekeh "Santai kalo lo suka kejar aja!"

***

Killa membuka tasnya, memilah barang apa saja yang akan dia bawa untuk acara sekolah itu, acara yang merepotakan sekaligus menyebalkan karena bersama Fandy. Akhir-akhir ini memang manusia itu sering terlibat dalam hidup Killa.
Suara klakson mobil di depan rumah Killa membuatnya berdecak sebal pasalnya baru saja dia menyelesaikan tugas berkemas sudah diganggu. Berilah sedikit kesempatan untuk melaksanakan hobbynya seperti tidur!

Berisik!

Killa berjalan menuruni tangga dengan cepat. Di luar gerbang rumahnya Porsche silver terus membunyikan klakson seenaknya. Killa segera berlari dan memaki orang yang mengendari mobil itu.
   "Gue sumpahin akinya soak. Gak tau diri banget mentang-mentang bawa porsche!"

Killa menghela napas kasar begitu melihat siapa si pemilik mobil. Fandy! Ya orang songong itu yang keluar dari mobil sambil memasang cengiran menyebalkan khas badboy.

Nyesel gue keluar!

  "WOY! cewek gesrek lemot banget sih! Lama-lama gue tinggal nih!" Teriak Fandy dari dalam mobilnya. 

Benarkan? Itu Fandy bahkan dari depan pintu saja dia bisa mengenali wajah sok gantengnya itu. Walaupun sebenarnya Fandy memang tampan, bibir tipisnya yang menggoda. 

   "Tau lo yang dateng mah males gue keluar." Killa membalikkan badannya masuk lagi ke dalam rumah dengan malas.

   "Gue tunggu gak pake lama!" Fandy masuk ke dalam mobil.

PRESTIGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang