7

5.3K 279 76
                                    

Author update.

Happy reading!

"Hey manis!"

wanita itu menoleh. Sakti langsung tertawa melihatnya, sedangkan Fandy lompat terkejud.

"Hah! Elo!"

"Elo!"

Gadis yang berada di hadapanya kini meloncat ke pelukan Fandy, lelaki itu sontak berteriak dan hampir terjedak karena serangan dari Dinda.

Iya, dia adalah Dinda. Betapa sialnya Fandy harus bertemu dengan Dinda si gadis gurita.

"Lepasin ih, Dinda lepas gak? Ah lepasin! Sak bantuin, singkirin gurita dari badan gue BURUUU!" Fandy mencoba melepaskan Dinda yang terus mengelayut pada Fandy, seperti gurita yang menempel susah untuk dilepaskan.

Sakti terus tertawa melihat adegan ini. Dinda yang masih mendekap Fandy melongo, mencoba mencerna apa yang baru saja Fandy katakan.

"HAH? APA BEB? GURITA! Liat nih ih, rasain enggak Dinda lepasin," Dinda berteriak sambil mendekapnya lebih keras lagi.

"Udah terima aja." Sakti terpingkal-pingkal sambil mentertawai Fandy.

***

"Sak!" Fandy menyenggol lelaki di sebelahnya.

"Liat gak?"

"Apa?"

"Itu?" Tangan Fandy menunjuk perempuan yang masih di sebrang jalan.

"Mana ah?"

"Itu bego!"

"Yang pake jaket?"

"Iya! Samperin yuk."

Sakti melotot memandang Fandy. Disentuhnya jidat lelaki itu.

"Apaan sih!" Fandy menangkis tangan Sakti.

"Lo waras kan?"

"Lo mau ngatain gue gila?"

"Ya enggak, gue cuma heran aja sama lo, sejak kapan lo jelalatan sama cewek?"

"Sejak gue liat dia!"

"Dia? Maksud lo cewek itu?"

Fandy mengganguk.

"Terus?" Tanya Sakti polos.

"Samperin dong!" Ajak Fandy pada lelaki di sebelahnya.

"Enggak ah!" Tolak Sakti santai.

"Sekalian beli minum." Bujuk Fandy. Dia menarik tangan Sakti.

"Nah yang mau deketin siapa? Gue? Bukan kan? Ya gue gak usah nyamperin dong!" Sakti melempar pandangan pada Fandy.

"Gitu lo? Ok. Awas ya!" Fandy mengganguk, menatap Sakti sinis.

PRESTIGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang