20

4.2K 154 26
                                    

Di teras depan Karin dan seorang lelaki kecil tengah kejar-kejaran memutari gazebo dan taman dekat kolam koi. Tidak lupa dengan suara jeritan Karin yang super menulikan pendengaran.

     "An udah jangan gangguin kak Karin sini!" Fandy segera menggendong tubuh Bian. Si jagoan kecil sudah pulang dan siap menyusahkan Fandy dengan segala kelakuan bandelnya.

Killa berdiri di depan tiang putih yang berpahat melihat apa yang Fandy lakukan pada lelaki kecin yang dipanggil dengan sebuatan An, di sampingnya Karin sedang bersembunyi di punggung Aldo. Sumpah demi apa pasti saat ini si stupid Cibu sedang bahagia karena Karin dekat-dekat padanya.

     "An gangguin cewek itu aja namanya singa, free mau diapain. Tapi jangan digebet ya apalagi naksir dia punya babang!" Fandy berbisik pada Bian, sambil tangannya menunjuk pada Killa, ajaibnya sih Bian menurut begitu saja pada abang sepupunya.

     "Gue bisa denger ya tirek jangan macem-macem!" Killa mengepalkan tangannya memberi ancaman. Walaupun Bian anak kecil terhitung baru masuk sekolah tapi dia sudah membuat Killa takut.

Bian segera lompat dari gendongan Fandy berlari pada Killa sambil menyodorkan ular-ularan karet mainannya. Sedangkan Killa hanya menjerit-jerit ketakutan dengan ulah Bian, benar-benar anak durhaka menurut pada hal yang salah!

     "TIREEEEEKKKKKKK!" Teriak Killa begitu Bian berlari ke arahnya.
Karin juga ikut menjerit, dia malah ribut sendiri berlarian kesana-kemari dan masuk ke dalam rumah Fandy, menarik Aldo kemudian mengunci pintunya dari dalam.

    "CEPETAN AMBIL BUANG. BUANG!" Killa menarik-narik baju Fandy sambil menghindari Bian yang tertawa mendekatinya sambil melemparkan ular-ularan dari karet.  "BUANG GAK CEPETAAAANNNNNN!"

    "Aduhhhhh iya-iya turun dulu singa!" Fandy menarik Killa yang menaiki tubuhnya. (Jangan bayangin adegan ini kayak Masha and the bear)

    "Killa turun, rambut gue jangan dijambak." Killa benar-benar over dan lebih over dari Karin, dia menjambak rambut Fandy, manarik bajunya dan melompat ke punggungnya.

Fandy segera memgambil ular-ularan karet yang berada di rumput begitu Killa turun dari puggungnya. "Cini bang!" Bian memintanya.

    "Nanti ya, sekarang masuk dulu ganti seragamnya sana sama bibi!"  Fandy memasukkan ular karet ke dalam sakunya.

Bian menggeleng. "Cini ulalna Ian." Jagoan kecil itu menodongkan tangan meminta ular karet miliknya sambil mengeluarkan padangan perang pada Fandy.

    "Nanti dulu Bian." Fandy menolak.

    "CINI." Bian memukul lengan kakak sepupunya sambil bergelantung pada bajunya. Itu adalah salah satu senjata untuk Fandy jika Bian kecil meminta sesuatu padanya, dia akan memukul Fandy, menarik bajunya, menjambaknya bahkan menggigitnya hingga apa yang dia mau diberikan.

     "AHHHHH iya-iya." Fandy mengibaskan tangannya bekas gigitan Bian. Anak kecil ini benar-benar tidak bisa dikendalikan. Bian segera merogoh saku abangnya mengambil ular karet dan segera berlari ke garasi rumah.

    "Hahahahaha rasain mangkannya gak usah ngajarin anak kecil jail. Nih bonus buat lo." Killa menginjak kaki Fandy dan segera berlalu memasuki garasi rumah menyusul Karin di dalam. Kesasar tidaknya urusan nanti bisa bertanya pada bibinya Fandy! Ini
karena Karin yang pake acara kunci pintu segala dari dalem Killa jadi masuk lewat garasi.

Belum satu menit setelah Killa masuk ke garasi, dia sudah berlari lagi keluar sambil berteriak menghampiri Fandy.

Killa mengatur napasnya yang tersengal akibat berlari dari garasi dengan tergesa-gesa.
    "Ada Bian!" Killa menatap Fandy horor.

PRESTIGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang