34

3.5K 129 15
                                    

BACA DULU.!

Aku sengaja bikin alurnya seperti ini mungkin akan bikin kalian greget atau justru kecewa atau justru pengen tau kelanjutannya apa yang akan dilakuin Fandy. Karena aku harus kasih konflik bisa bisa next chapter. Tapi aku gak akan ngecewain kalian tentang Fandy dan Akilla.

VOTE dulu kalo mau baca:D hay silentreader:D coment dong jangan dibaca doang kalian komen aku semangt nextnya gak ngeret lama.

Happy reading.

Minggu ini Killa mempunyai agenda sepesial bersama Fandy. Perselisihan gengsi sudah tuntas. Ini gilirannya Killa mengungkapkan perasaannya pada Fandy.

Kata Fandy, dia akan menemuinya di kafe biasah. Sebenarnya Fandy memaksa untuk menjemput Killa, tapi Killa menolaknya. Dia ingin membuat hal yang mengesankan untuk Fandy. Selama ini dia hanya menyakiti Fandy lalu apa salahnya jika dia menyenangkan seseorang yang dia cintai sekarang? Ya Killa mencintai Fandy, Killa mengakuinya untuk dirinya dan juga Fandy.

Jika biasanya Killa hanya berpenampilan santai dan cuek, kali ini dia sampai meminta bantuan Karin untuk mendandaninya.

Jam 7 pagi Karin sudah dibooking oleh Killa untuk mengajarinya memakai Highheels dan butuh waktu 3 jam bagi Akilla untuk menguasainya.

Killa yang benci gincu kini justru berminat sekali ingin memakainya.

"Gue gak yakin bisa pake Highheels Rin, takut norak!" Killa terduduk kesal di kasur.

"Gak. E N G G A K B I S A. Lo harus pake."

"Gakusahlah." Tolak Killa lagi.

"Jangan gila deh, mana ada atasan dress bawahnya sepatu kets. Gih pake sandal swallo aja."

"Emang gak boleh ya?" Tanya Killa polos.

"Ya bolehlah."

"Kalo boleh ya udah gue pake sepatu kets aja." Kekeh Killa.

"Terserah lo aja kalo mau diketawain seisi kafe. Gue balik aja deh dandan sendiri dibilangin gak mau." Karin meraih tasnya. Dia benar-benar sebal pada Killa. Sudah capek-capek tapi tidak ada hasilnya.

"Eh iyaiya. Sini dulu Karin." Killa menarik rambut Karin. Hanya itu yang dapat Killa jangkau sebenarnya.

"AHHHHHHH, rambut gue buk!" Teriak Karin. Hal yang sangat paling terlalu menyebalkan bagi Karin adalah ketika tatanan rambutnya dirusak setelah itu baru cat kukunya.

"Ya makannya bantuin dulu ih." Pinta Killa. Jika tidak demi Fandy Killa tidak ingin serepot ini menjadi feminim.

"Ya makannya dengerin gue ih."

"Ya gak usah ikut-ikut ih."

"Ya biarin sih ih."

"Ish nyebelin ih." Desis Killa.

"Ah gak gue bantuin nih." Ancam Karin sambil menaik turunkan alisnya.

"Ih iya iya. Sekarang apa?"

"Pake nih dressnya lo kan mau ada acara sama Fandy. Btw room ngedatenya udah ditata sama pengurus kafe belum?"

Killa mengangguk itu artinya sudah. Ini adalah bagian dari rencana Killa sesuai dengan keputusannya. Killa ini hal yang sepesial termasuk perubahan penampilannya. Semua sudah detail Killa siapkan dari hiasan tempat makan sampai surprisenya nanti. Itu mangkannya Killa lebih menolak agar tidak Fandy jemput.

"Baguslah. Cepetan pake."

Killa berjalan ke kamar mandi untuk mengganti bajunya dengan mini dress yang Karin pilihkan untuknya.

PRESTIGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang