Killa mending sama Fandy apa Kevin?
Kayaknya author harus ganti cover deh karena banyak yang nyangka itu cowok yang ada di cover aliando padahal bukan, emang mirip sih! Tapi kalo ganti cover takut jelek!
Killa berdiri mematung di depan rumah seakan tidak percaya jika Dinda_perempuan yang kemarin malam mengancamnya kini baru saja masuk ke dalam rumahnya. Cepat sekali dia mendekati Fauzan, lalu Killa harus bagaimana abang dan hatinya telah membuatnya dilema.
"Kia sini ngapain bengong di depan? Abang tukang bakso udah lewat." Teriak bang Fauzan dari dalam rumah. Sekiranya itu Killa sedang menunggu abang bakso yang biasah keliling!
Dengan langkah yang dipaksakan Killa berjalan menuju ruang tamu, di sana Dinda dengan murahnya mengelayut manja pada bang Fauzan. Sungguh pemandangan yang sangat menjijikan, kenapa harus Dinda?
"Ini kesayangan aku, Akilla. Kia ini Dinda. Gimana? Cantik kan?" Kenal bang Fauzan. Killa hanya terdiam kaku, cantik dari mana?
"Hai Akilla, kamu cantik! Abangnya ganteng sih. Seneng bisa kenal kamu! Aku kerasa udah akrab banget walaupun baru ketemu!" Alibi Dinda.
Killa semakin benci dengan perempuan itu, bisa-bisanya dia mengatakan baru bertemu, lalu kemarin malam yang datang ke sini dan mengancapnya siapa?
"Killa anak baru di SMA Garuda. Kalian belum pernah ketemu di sekolah?" Tanya bang Fauzan, pasalnya dia tau bahwa sekolah mereka sama.
Dinda tersenyum. Killa yakin itu adalah senyum kebohongan, "oh ya? Aku baru tau. Jarang liat, apa karena Killa terlalu cupu di sekolah? Gak terkenal mangkannya aku gak tau?" Jawab Karin setengah meledek.
Fauzan terkekeh, yang Dinda katakan salah besar. Killa bukan anak yang cupu tidak tau style, Killa justru nomor satu masalah gaya tetapi tidak pada Make up. "Jangan remehin Killa, dia anak yang paling bisa gaya baru masuk sekolah aja udah terkenal. Iya kan? Gara-gara sama itu, siapa?" Jelas Fauzan seraya bertanya pada Killa.
"Siapa?" Tanya Killa balik.
"Ah itu yang kemarin ke sini jemput piknik. Abang tau kok, kamu baru masuk langsung terkenal seantero sekolah karena cowok itu kan?" Tebak Fauzan. Killa mengeryitkan dahi, maksudnya Fandy? Kenapa abangnya tau jika baru masuk SMA saja Killa sudah menjadi terkenal karena menumpahkan Manggo juice pada lelaki yang kini membuat Killa merasa bersalah karena mengacuhkannya. Apa seterkenal itu kah jika membuat masalah dengan Fandy. Ah Killa jadi teringat Fandy sekarang!
"Masa sih? Kirain karena anak cupu. Aku kan baru pulang dari Jerman jadi gak terlalu kenal banget lah di sekolah." Dinda mengeluarkan alasannya lagi. Niat Dinda untuk membuat harga diri Killa jatuh mungkin harus diurungkan karena Fauzan. Dia harus berpura-pura baik dulu di depan kakaknya ini.
***
"Emejing!" Fandy memandang puas hasil karyanya. Sebuah rumah pohon yang sudah dirias di belakang rumahnya.
"Lo beneran mau ngedate sama Killa? Dinner gini? Ah alay lo." Aldo tak percaya. Rasanya semudah itu Fandy mencintai Killa padahal banyak perempuan lain di luar yang lebih baik dari Killa, lebih cantik, lebih angun, dan lebih feminim.
"Lo kuat ngadepin Killa?" Tanya Sakti menginggat kejadian-kejadian yang mereka lalui, tidak pernah akur dan selalu ribut. Apa jadinya nanti jika Killa menerima Fandy? Mereka akan malu-malu atau tetap rusuh seperti sebelumnya.
"Gue bisa jinakin Killa kok." Kata Fandy yakin.
"Jangan terlalu percaya diri bro. Tadi Killa juga nyuekin lo kan? Kayaknya lo kalah saing sama si Kevin dia punya skateboard."
KAMU SEDANG MEMBACA
PRESTIGE
Random#495 dalam Teenfic 29/02/2018 #312 dalam Random 11/06/2018 Fan, gue sama sekali gak punya keinginan untuk merasakan sakit hati. Tapi entah mengapa semua sikap lo membuat hati gue berkenalan dengan perih. Gue pengen bilang sesuatu, ini tentang kita...