Adit dengan gelisah menambah kecepatan laju motornya. Baru saja dia mendapat kabar bahwa dinda masuk rumah sakit, karena meminum obat dengan berlebihan. Dia sudah tak peduli dengan klakson dari kendaraan lain, saat dia mencoba menyalip.
Pikiran nya hanya tertuju pada dinda yang sedang dalam pemeriksaan dokter. Adit tak menyadari bahwa sifat dan perkataan nya sudah melukai perasaan maura. Namun adit tak sengaja melakukannya. Saking khawatir dengan dinda, dia melupakan segala nya.
Motor adit memasuki kawasan rumah sakit. Setelah memakirkan motornya, dengan segera adit ke meja resepsionis, untuk menanyakan berapa nomor kamar yang dinda tepati. Setelah mendapat nomor nya, adit dengan segera menuju kamar dinda.
"Adit, dinda dit" ucap viona teman dinda, saat ia melihat tubuh kekar adit. "Sekarang gimana keadaan nya?" tanya adit yang mulai ikut panik.
"Kritis" jawab cowo yang sedang melihat dalam kamar rawat dinda lewat dari jendela. Adit dengan segera menghampiri cowo tersebut. Dengan cepat adit mencengkram kerah baju orang tersebut.
"Lo yang bikin dinda kayak gini?" tanya adit dengan nada lantang, sampai-sampai bergema dikoridor rumah sakit. Cowo itu hanya diam. Diam bukan karena ia menerima. Namun diam karena ia membiarkan adit untuk mengeluarkan segala kekesalannya.
"Lo emang brengsek rey." ujar adit kepada rey. Rey hanya tertawa mendengus. Lalu ia menepiskan tangan adit dari kerah baju nya.
"Nggak pantes orang brengsek ngomong brengsek. Bukan nya lo nggak beda jauh dari gue? Sama-sama brengsek" ujar rey yang membuat adit mengerutkan alis nya.
"Tapi lo udah bikin dinda kayak gini" tukas adit.
"Dan lo juga udah bikin orang lain ngerasain yang dirasain dinda. Sakit. Kita sama-sama udah bikin cewe sakit dit, tanpa sadar" ujar rey.
"Gue nggak nyakitin cewe--"
"Terus maura apa? Maura yang udah jadi pacar lo, yang udah sayang sama lo, cuman lo jadiin dia pelarian lo" sela rey yang membuat adit membuang napas nya kasar. "Bisa nggak kali ini, lo nggak usah bawa-bawa nama maura" ucap adit.
"Kenapa emang nya?" tanya rey yang terdengar dengan nada menantang. Adit membuang pandangan nya kelantai rumah sakit. "Lo suka sama maura, hm?" tanya adit sambil menatap balik rey yang sedang menatapnya.
"Kalo lo udah tau jawaban nya, kenapa lo nanya lagi" ujar rey yang membuat adit terpaku. Adit menghela napas nya, "Kalo lo suka, lo ambil aja. Karena gue nggak butuh" ucap adit. Kali ini rey yang marah kepada adit.
"Lo pikir maura barang yang bisa lo kasih ke orang lain?"
"Tapi, tawaran lo boleh juga. Gue bakal deketin maura, dan disaat itu juga, gue yakin karma bakal dateng ke lo. Dan disaat itu lo juga ngerasa kalau lo ada dibawah gue lagi" ucap rey lalu pergi meninggalkan adit yang masih tak bergeming dari tempat nya berdiri.
✌✌✌✌
Suasana rumah sakit makin malam makin ramai. Karena banyak yang datang menjenguk dinda. Adit yang sedaritadi berada dirumah sakit masih dengan setia menunggu dinda sadar. "Lo nggak pulang dulu dit?" tanya leo yang kini juga datang menjenguk dinda.
"Nanti aja" jawab adit.
"Lo udah makan? Mau minum teh manis nggak?" tanya ferdy. Adit hanya menggelengkan kepala nya. Teman-teman nya memandang nya dengan tatapan yang benar-benar terheran dengan sifatnya.
"Nak dit" panggil sayifah, ibu dari dinda. Adit langsung bangkit dari tempat duduknya. "Yak bu?"
"Mendingan kamu pulang aja dulu. Besok kan kamu harus sekolah. Jaga kesehatan kamu juga. Lagian kan kamu udah nungguin dinda dari siang. Ini udah jam sembilan malem. Nanti kamu dicariin ama orangtua kamu" ujar safiya yang membuat adit harus meninggalkan rumah sakit.
"Yaudah lah buk, saya pulang dulu yak. Besok saya kesini lagi kok" ujar adit sambil pamit. Adit dan teman-teman nya pun langsung izin pamit puterjawab
✌✌✌✌
Adit mencharge ponselnya setelah sampai dirumah. Ponselnya kehabisan batrai saat dirumah sakit tadi. Saat adit membuka line. Banyak sekali notifikasi nya.
Maura panggilan tak terjawab
Maura panggilan tak terjawab
Maura panggilan tak terjawab
Maura panggilan tak tejawab
Maura panggilan tak terjawab
Maura
Kak
P
P
Maaf tadi gw bikin lo kesel
Gw niat nya cmn pengen nyapa doang.
Eh tau2nya lo moodnya lagi ancur. Maaf yak😞😔 gw gak berniat bikin lo marah kak.Seulas senyuman muncul diujung bibir adit. Entah kenapa sifat maura yang satu ini. Yang terlalu panik. Namun senyuman nya memudar saat mengingat perkataan nya dengan rey dirumah sakit.
"Kalo lo suka, lo ambil aja. Karena gue nggak butuh"
"Lo pikir maura barang yang bisa lo kasih ke orang lain?"
"Tapi, tawaran lo boleh juga. Gue bakal deketin maura, dan disaat itu juga, gue yakin karma bakal dateng ke lo. Dan disaat itu lo juga ngerasa kalau lo ada dibawah gue lagi"
Adit merasa aneh. Dia merasa seakan sudah melepaskan sesuatu yang dia coba untuk pertahankan. Ada yang kurang, dan ada yang terasa hilang.
"Gue takut kalo gue salah"
✌✌✌✌
Voment yaww 🎀💕💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Promise
RomanceDari sini kita tau, sesuatu yang melelahkan akan berujung manis.