Part 28

1.8K 82 12
                                    

"Dah ah, gue pengen balik ke kamar gue" al menggantungkan kalimat sebelum nya. Hal itu membuat maura langsung berdecak. "Et tai lu ngomong belum selesai" ujar maura saat al sudah meraih knop pintu kamarnya.

"Cie nungguin haha" ledek al lalu dengan secepat kilat, ia keluar dari kamar maura. "Nyesel gue" ucap nya kesal. Sekarang maura hanya duduk-duduk santai di balkon nya.

Line!

Line!

Ada pesan dari line untuk maura. Maura dengan segera mengambil ponselnya dan membuka lockscreen nya.

Adit
Jalan2 kuy

Jln kemana?

Adit
Gw tunggu didpn gerbang

Maura hanya membaca pesan tersebut. Dirinya langsung menghambur masuk kedalam kamar nya, untuk mengganti baju. Baju yang maura pakai terkesan casual. Dengan kaus putih yang panjang melebihi  jaket bomber nya, dan celana jeans biru serta sepatu sneakers putih nya.

Maura dengan segera turun menuju gerbang rumah nya. Saat dia melewati ruang tamu ternyata ada mama dan juga papa nya. "Eh, maura mau kemana?" tanya mama nya sambil meletakkan secangkir teh dimeja.

"Maura mau pergi ama temen dulu ma, pah" jawab nya sambil mengamit punggung tangan orangtua nya. "Hati-hati. Pulang nya jangan malem-malem"  pesan papah nya lalu kembali membaca koran yang dipegang nya.

Maura dengan segera pergi kedepan gerbang rumah nya. "Eh non maura. Itu ada yang nyariin" ucap pak suba sopir nya. "Oh iya pak. Makasih yak pak. Saya pergi dulu" ucap maura. Maura keluar dan mata nya langsung melihat seorang yang sudah membuat harinya menjadi terasa hidup.

"Dah siap?" tanya adit. Maura mengangguk mantap, dan kemudian maura menaiki jok belakang adit. Motor ninja hitam itu perlahan-lahan keluar dari kawasan komplek Permata Residence.

                               ✌✌✌✌

Adit meletakkan motornya diparkiran disekitar Kota Tua. Kota yang menyimpan banyak sejarah dan keindahan dari kota tersebut pada malam hari. Mereka sampai sekitar 5 sore. Sinar matahari sudah mulai menyembunyikan sinar nya. Suasana nya sangat ramai. Dengan segera adit dan maura turun dari motor.

"Kenapa lo ngajak gue kesini kak?" tanya maura kepada adit. Namun adit tak menjawab pertanyaan maura tersebut. Ia justru malah mengamit tangan dan mengenggam nya dan mengajak nya berjalan.

Sepanjang jalan, adit masih diam. Sedangkan maura hanya clengak-clinguk ke kanan kiri. Maura menatap adit. Dia memerhatikan setiap inci lengkukan wajah adit. Merasa diperhatikan, adit langsung menatap maura, yang tinggi nya sama dengan bahu nya itu. "Kenapa?" tanya adit.

Maura langsung mengalihkan pandangan nya. "Nggak kenapa-kenapa" jawab nya. Maura diam-diam blushing. Dia merasa seperti maling yang tertangkap basah sedang mencuri. Dia pun begitu, ketauan sedang memerhatikan adit.

                              ✌✌✌✌

"Cakep banget pemandangan nya" puji maura saat melihat tugu monas yang menjulanh tinggi. Ya, setelah mereka ke kota tua, mereka berdua menuju Monas. Tugu monas terlihat indah dan keren. Karena lampu-lampu yang berada di cawan menyala berganti warna. Tugu monas terlihat berwarna.

Mereka berdua memilih untuk menikmati indah nya monas dari jauh. Saat maura sedang memerhatikan tugu monas yang berganti warna itu, adit mempotretnya dengan diam-diam dan secara berkali-kali. Lalu adit pun memerhatikan hasil jepretan nya itu.

Adit tersenyum lembut. Lalu ia memposting foto tersebut kedalam instagram nya. Dengan caption yang membuat orang bertanya-tanya. "Kak lo nyesel kalo nggak liat ini" ujar maura sambil menarik tangan adit, dna ikut berdiri disamping nya.

"Gue udah liat daritadi kok" sahut adit sambil tersenyum tulus kepada maura. Entah apa yang membuat maura berjingkrak-jingkrak heboh. Namun itu lah alasan nya adit terkekeh saat ini. Senyuman adit mengembang begitu saja saat ia melihat maura bertepuk tangan.

Adit hanya menatap maura. Adit menatap nya dengan tatapan tulus. Didalam diri adit, timbul rasa gejolak aneh. Jantung nya mulai berdetak tak karuan. Rasa panas menjalar ditubuhnya. Darah nya berdesir.

Sepertinya rasa yang aneh itu mulai terjawab.

Rasa aneh yang selalu membuat nya bingung, layaknya teka-teki akhirnya terpecahkan.

Sepertinya adit mulai merasa sayang dengan maura.

Sepertinya dia tak ingin membiarkan maura jauh dari dirinya.

Sepertinya ia sudah tak labil lagi dengan perasaan nya.

Dan kini adit yakin bahwa

Ia benar-benar sayang kepada maura.

Maura bukan lah tempat pelarian nya lagi, namun kini maura sudah menjadi rumah yang akan ia huni  cukup lama.

Adit benar-benar telah melupakan dinda sepenuhnya. Sekarang adit hanya menganggap dinda sebagai sahabat nya.

"Ra" panggil adit dengan suara berat khas milik nya. Yang dipanggil lantas menoleh kearah sumber suara tersebut. "Ya?" sahutnya.

"Gue sayang sama lo" ucap adit sambil menatap maura tepat dipupil mata maura.

Maura terpaku. Jantung nya kembali berdebar-debar, darahnya berdesir. Pipinya merona seperti kepiting rebus. Maura blushing. Masalahnya, baru kali ini adit berbicara seperti itu kepadanya. Sebelumnya hanyalah sebuah candaan yang membuat maura kesal. Maura pikir adit berbohong, namun kali ini raut wajah nya menunjukkan keseriusan.

"Maaf kalo gue selalu bikin lo ngerasa sedih. Dan maaf dulu lo cuman gue jadiin tempat pelarian gue--"

"Ha?"

"Ya, lo boleh kaget. Tapi itu dulu, disaat gue belum suka sama lo, disaat gue nembak lo atas dasar, supaya gue bisa move on dari dinda. Tapi sekarang gue emang bener suka sama lo dan sayang sama lo" jelas adit.

"Lo jahat banget kak" ucap maura.

"Ya gue tau gue jahat. Tapi gue jahat kalo gue nyembunyiin perasaan gue ke lo. Lo bahkan sering marah, ngambek, mood ancur gara-gara sifat labil gue kan? Sekarang lo boleh hukum gue kalo lo mau"

"Gue nggak punya hak buat ngehukum lo" sahut maura sambil menatap kakinya.

"Kalo gitu gue boleh minta permintaan dua dari lo?" uajr adit. Maura hanya mengangguk.

"Gue mau kita putus..."

Dunia maura seakan berhenti bergerak saat itu juga. Matanya terasa panas.

"Itu permintaan pertama gue. Dan permintaan kedua gue..."

"Lo mau jadi cewe gue dan ibu dari anak-anak gue?"

Maura merasa lesu. Rasanya ia tak sanggup untuk berdiri. Rasanya ia tak dapat mendeskripsikan semuanya. Semua nya terjadi dengan mendadak.

"Ra, lo mau kan?" tanya adit membuyarkan pikiran maura saat itu juga.

"Tanpa lo minta, gue bakal nerima kak" jawab maura. Adit tersenyum lebar. Dan maura pun begitu.

"Gue janji--"

"Bukan gue kak, tapi kita"

"Kita berjanji, bahwa kita akan selalu bahagia, selalu ada untuk satu sama lain, selalu saling melengkapi, saling percaya satu sama lain sampai rambut kita berubah menjadi putih" ucap adit.

Adit menatap maura dengan senyuman tulus nya, dan begitupun juga dengan maura. Mereka bertatapan, dibawah langit bersama dengan pemandangan tugu monas yang berwarna.

                                 ✌✌✌✌

Akhirnya adit.......

Ini bukan ending nya yak, baru pertengahan hheheh.

Voment yaw untuk OP💕💞💓

SALAM
MADIT

















Our Promise Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang