Part 47

1.4K 63 8
                                    

"Maura."

Seruan seseorang membuat maura memberhentikan langkah nya. Dan mendapati rey yang sedang tersenyum kepada nya. Maura menghembuskan napas jengah nya. Seharusnya ia tahu, resiko nya jika dia meminta bantu pada rey. Pasti rey akan terus menganggu nya.

"Hm?." maura malas meladeni rey yang tingkah nya membuat maura seakan ingin membuatnya menjadi adonan.

"Kemaren buku nya udah dibaca?." tanya rey.

Sebenarnya maura malas menjawab pertanyaan rey, namun saat maura melihat adit yang sedang berjalan dibelakang rey, maura langsung menjawab nya. Ia ingin membuat adit cemburu.

"Iya kak. Udah gue baca kok. Malah gue apalin huruf-huruf nya." jawab maura sumringah.

Adit semakin dekat dengan tempatnya berdiri. Dan, saat adit berjalan melewatinya, adit hanya menatap lurus dan berjalan dengan santai nya. Seolah-olah adit tak menganggap ada nya maura dan rey yang sedang berdiri. Maura yang melihat adit seperti itu sedikit tercengang.

'Dia nggak cemburu?.' batin maura bertanya.

Maura membalikkan badan nya, dirinya menatap Adit yang terus berjalan. Sampai pada akhirnya maura kehilangan punggung adit karena adit berbelok masuk ke kantin. Hati maura sedikit mencolos.

"Ra?." suara rey membuat maura sedikit tersentak.

"Lo kenapa?." tanya rey.

"Kepo lu najis." jawab maura ketus.

Maura yang sedang kesal pun berjalan menuju kelasnya.

'Kak adit bullshit!.' batin maura.

****

"Gue udah ketemu satu cara yang bikin kita punya bukti kuat, buat buktiin kalo rey itu emang orang yang nempelin kertas itu." ujar adit.

"Gimana dit?." tanya ridho.

"Nanti gue kasih tau. Yang terpenting lo harus bujuk mario untuk dateng ke perpustakaan." jawab adit.

"Kalo itu mah bisa." sahut ridho.

"Gue bakal bikin bonyok tuh si rey!."

✌✌✌✌

Adit menunggu ridho dan yang lain. Mereka sepakat untuk bertemuan dia perpustakaan. Adit sudah tahu bagaimana caranya membuktikan bahwa adit tak ada sangkut paut nya dengan soal selembar kertas dimading.

Saat ridho dan yang lain sudah berada diperpustakaan. Dengan segera adit mengajak mereka ke tempat dimana pak Hassan memantau kegiatan lewat cctv. Ya, adit sudah berbicara pada pak Hassan untuk meminta rekaman ulang tentang hari dimana rey menempelkan kertas itu dimading.

Mereka berlima pun masuk ke dalam ruangan tersebut. Kemudian adit meminta pak Hassan untuk memutar rekaman ulang cctv hari itu. Saat sedang menunggu rekaman ulang nya diputar, adit sempat menatap mario yang sama sekali tak menunjukkan ekspresi apapun.

"Bukti ini yang bakal buktiin kalo gue nggak salah." ucap adit kepada mario. Sedangkan mario hanya menatap nya.
Dan saat rekaman itu dimulai, dan menampakkan sosok rey yang sedang memasang kertas itu dimading. Mario langsung terperangah dengan mata nya yang melihat ke arah layar kaca. Mario dengan segera mengepalkan kedua tangan nya. Ia benar-benar emosi. Dia sudah salah sangka dengan adit. Lalu tanpa aba-aba lagi, mario dengan segera keluar dari ruangan dan berniat akan menghampiri rey yang tentunya akan ia hajar saat itu juga.

Our Promise Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang