Kringg!!
Kringgg!!Bel tanda istirahat berbunyi. Semua siswa bergegas keluar menuju kantin. Namun tidak untuk adit yang masih sibuk dengan catatan IPA dipapan tulis. Sebelumnya, ia sudah memesan kepada keempat tempatnya, mungkin pada saat istirahat pertama, adit tak datang ke kantin. Dan memang benar saja. Adit sudah terlalu terfokus kepada pelajaran.
Adit mencoba memahami rumus-rumus yang berada di buku paket IPA dan mencoba mengerjakan beberapa soal. Saat sedang seru dengan soal-soal, tiba-tiba ada yang mendatangi adit dan duduk dibangku depan adit.
"Halo dit." sapa nya.
Yang tadi nya fokus ke soal-soal, kini berpindah pada sosok orang yang berada didepan adit. Saat adit mendongakkan kepala nya, dia mendapati viona yang sedang menatapnya lekat-lekat.
"Tumben-tumbenan amat lu nyamperin kesini." ujar adit, lalu kembali fokus kepada soal-soal.
"Yeh emang nya nggak boleh apa nyamperin mantan gebetan." sahut viona membuat adit teringat akan kejadian dulu, dirinya dan viona sempat dekat dan saling menyimpan perasaan yang sama.
Adit hanya diam. Ia tak mau merespon perkataan viona. Karena jika dia merespon lebih jauh, sama saja adit mencari perkara dengan maura. Adit tahu dari dinda, kalau viona masih menyimpan perasaan kepada adit. Namun adit tak akan membalas perasaan itu lagi, karena adit sudah mempunyai maura.
"Dit, nanti anterin gue pulang yuk." ucap viona.
"Nggak bisa. Gue mau anter pulang pacar gue." tolak adit.
"Yaelah, sama mantan gebetan pelit amat lu yak." cibir viona membuat alis adit saling bertautan.
"Apaan si lo. Mantan gebetan mulu yang dibahas." adit mulai risih.
"Hahahaha, gapapa kali. Mumpung nggak ada cewek lo ini." ucap viona diiringi gelak tawa nya yang hambar.
Adit sedikit mencium aroma saat viona sedang tertawa. Ternyata viona habis merokok. "Kalo lo abis ngerokok, makan permen. Biar nggak bau rokok, mulut lo." adit memperingati viona.
"Cie perhatian. Hehe, gue nggak ada permen. Oiya dit, lo kapan nyoba rokok nih?. Kalo mau coba, bilang ke gue. Entar lu ajak dah cewek lu." ucap viona dengan santai nya, tanpa ada rasa beban pada diri nya.
Adit menatap wajah viona dengan datar.
"Gue nggak bakal pernah mau nyobain rokok!. Dan gue nggak bakal biarin cewe gue ngerokok!." adit sedikit menekan kan kata-kata nya. Menahan rasa emosi yang perlahan-lahan muncul.
"Lah si dinda?. Dia kan ngerokok pas masih jadi cewek lo."
"Tapi dinda ngerokok bukan karena gue, tapi karena -- arrgh!. Pergi lu. Bikin emosi gue kambuh aja lu!." ujar adit dengan mengusir viona.
Viona pun dengan juga sedikit kesalnya, dia bangkit dari duduknya dan segera keluar dari kelas adit. Sepeninggal viona, adit hanya menghembuskan napas kasarnya.
"Dasar cewek iblis." gumam adit.
✌✌✌✌
Maura menuju kantin dengan 2 teman nya. Shafa dan abigail. Entah apa dan mengapa, maura merasa diri nya sedang diperhatikan seseorang. Karena sudut pandang maura ia sedikit melihat tatapan seseorang sedang tertuju pada diri nya. Maura mencoba bersikap netral. Ia tak maura memperlihatkan rasa kerisihan nya yang akan menimbulkan pertanyaan kepada kedua teman nya.
Maura dan kedua teman nya itu pun ke kios penjual bakso. Masing-masing mereka memesan satu mangkuk bakso. Mereka bertiga harus extra bersabar, karena suasana kantin yang ramai membuat suara mereka tersingkir dari suara orang lain yang juga memesan bakso. Setelah beberapa menit, akhirnya mereka bertiga mendapatkan satu mangkuk bakso mereka. Kemudia mereka segera pergi dari kios tersebut, dan menuju bangku kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Promise
RomanceDari sini kita tau, sesuatu yang melelahkan akan berujung manis.