Kejadian dirumah sakit itu membuat rey berniat untuk mendekati maura dan membuat maura tertarik pada dirinya. Apapun cara nya, rey akan melakukannya. Meskipun yang akan sakit rey, maupun maura. Tekadnya benar-benar bulat.
Pagi hari ini rey mendatangi kelas maura. Tentu nya akan bertemu dan berbasa-basi dengan maura. Saat dirinya menepakkan kaki nya dilantai koridor maura, mata dari para adek kelas memandang nya dengan tatapan heboh. Rey yang diperhatikan hanya berjalan tanpa peduli tatapan dari adek kelas nya. Dia berjalan sampai akhirnya ia berhenti didepan kelas maura.
"Hm, maura nya udah dateng belom?" tanya rey saat melihat ada orang yang keluar dari kelas maura. "Belom kak. Maura belom dateng" jawab nya lalu pergi.
Rey hanya menghela napasnya. Rey pun menuju balkon koridor dan memerhatikan segerombolan adit dan kawan-kawan nya yang berada dilapangan. "Kak rey?" tiba-tiba seseorang menyapa rey yang sedang fokus ke bawah. Perhatian rey langsung terambil oleh orang tersebut.
Rey berharap itu maura. Namun justru itu shafa. Sahabat maura yang kata nya nenyukai dirinya. "Eh shafa" ucap rey menyapa balik shafa.
"Ngapain kak?" tanya nya.
"Nungguin maura" jawab rey enteng tanpa peduli dengan fakta dari shafa tentang shafa menyukai nya. Raut wajah shafa langsung berubah seketika saat mendengar jawaban rey. "Oh" lalu shafa masuk ke kelas.
"Maura" rey mendengar seseorang menyebut nama maura. Rey pun langsung menoleh ke arah kiri koridor. Senyum rey mengembang saat ia melihat maura sedang berjalan menuju diri nya. Eh, menuju kelas nya.
"Maura" sapa rey saat maura akan masuk ke kelas nya. Maura langsung menoleh kearah orang yang memanggilnya itu. Maura hanya menatap rey. "Baru dateng?" tanya rey yang memulai basa-basi nya.
"Hm" jawab maura menggunakan deheman. Rey hanya tertawa mendengus. "Nanti istirahat gue dateng kesini" ucap rey.
Maura langsung melotot saat mendengar rey berkata seperti itu. "Gue nggak ada" sahut maura.
"Pokok nya lo tungguin gue" desak rey membuat maura menaikkan satu alisnya. "Gue ama kak adit" ucap maura.
"Adit sama cewe lain" ucap rey asal. Hal itu membuat maura hampir naik darah.
"Apa-apaan si lo kak" ucap nya dengan menunjukkan wajah kesalnya.
"Pokoknya nanti gue dateng kesini" ucap rey lalu pergi. Namun sebelum pergi rey mengacak-acak rambut maura pelan. Hal itu membuatnya kesal.'Tai' batin maura.
✌✌✌✌
"Abigail nggak masuk ya fa?" tanya maura. Shafa hanya diam. Bukan karena ia tak mendengarnya, namun shafa masih kesal. Mungkin efek cemburu. Maura yang menyadari kediaman shafa mencoba merayu shafa.
"Fa, ke kantin yuk" ajak maura. Namun sekali lagi hanya diam tak menanggapi maura. Shafa sibuk dengan catatan nya. Maura hanya melihat shafa. Lalu shafa menutup buku catatan nya. Maura kira shafa akan mengajak nya ke kantin. Namun salah. Shafa justru mengeluarkan kotak makan dari tas nya.
"Makan nya dikantin aja yuk fa" ajak maura sekali lagi. Shafa sibuk memasukkan satu sendok nasi kemulutnya. Maura merasa tak dianggap ada oleh shafa.
"Shafa lo kenapa si?!!" ucap maura dengan nada tinggi.
"Lo marah sama gue? Kok lo diemin gue si?! Daritadi gue ngomong lo die--"
"Lo bisa pergi dari hadapan gue nggak?!! Nafsu makan gue jadi ilang kalo ada lo" sela shafa dengan nada ketus.
"Lo kenapa si fa?" tanya maura yang sedikit kaget dengan ucapan shafa. Shafa hanya melanjutkan makan nya. "Salah gue apa fa? Sampe-sampe lo kayak gini sama gue?" tanya maura.
Shafa hanya diam. Ia sendiri juga bingung, kenapa dia bisa kesal dengan maura. Tapi saat ini hatinya memang sedang jengkel dan kesal.
"Jangan bikin gue jadi drama dong fa. Lo kasih tau ke gue dong alasan nya lo marah sama gue" ujar maura.
"Yakin lo nggak tau?" tanya shafa.
"Ya emang gue nggak tau" jawab maura. Baru saja akan mengucapkan kalimat, tiba-tiba....
"Maura, kak rey nyariin lo" teriak anna dari pintu kelas. Dan ditepat dibelakang anna, ada rey yang sedang berdiri sambil melambaikan tangan nya ke maura.
Shafa kembali diam seribu bahasa. Hati nya benar-benar dongkol saat ini. Ia menutup kotak makan nya, dan mengeluarkan buku dengan hentakan yang kencang membuat maura sedikit tersentak. Lalu shafa keluar kelas. Maura hanya diam sambil mencerna sikap shafa.
✌✌✌✌
Maura dengan malas membanting tubuh nya diatas kasur empuknya. "Shafa kenapa si?" tanya nya sendiri sambil menatap langit-langit kamarnya.
Tok! Tok! Tok!
Terdengar suara ketukan pintu tiga kali. Maura pun dengan malasnya membukakan pintu kamar nya. Dan yang ia temui saat membuka pintu adalah sosok tubuh kekar milik al. Dan al membawa bola basket yang ia selipkan antara tangan dan pinggang nya. "Ngapa?" tanya maura.
"Ikut ketaman yuk. Ada adit dibawah" jawab al sumringah. Maura langsung melihat ke bawah. Dan memang benar saja ada adit dibawah sedang duduk dan berbicara dengan papa nya.
"Tapi kan kak adit waktu itu ngelarang gue ke taman" ujar maura.
"Itu saat lo belum jadian ama dia. Sekarang lo udah jadi cewe nya. Justru malah adit yang nyuruh gue ngajak lo" jelas al.
"Yaudah gue ganti baju dulu" ucap maura sambil menghambur masuk ke kamarnya. Al pun langsung turun menghampiri adit.
Setelah beberapa lama, maura pun turun ke bawah menghampiri al dan adit yang berada diruang tamu. Lalu kemudian mereka berpamitan, dan langsung menuju taman.
"Nanti kita tanding yak" ujar adit.
"Lo sama maura, gue sama fania" lanjut adit yang membuat maura menyeritkan dahinya.
'Fania siapa?' batin maura bertanya.
"Siap"
✌✌✌✌
"Fania mana lagi?" ujar adit sambil mengedarkan pandangan nya disekitar lapangan basket.
"Emang fania udah dimana?" tanya al.
"Katanya dia, dia ketaman duluan. Eh yang pas ditaman malah nggak ada" jawab adit.
Maura hanya memerhatikan adit dan al yang sedaritadi berbicara tentang 'Fania'. Adit tak pernah berbicara tentang fania sebelumnya kepada maura. Baru sekarang ini. Saat mereka sedang sibuk dengan pikirannya, tiba-tiba sosok cewe datang menghampiri mereka.
"Hai!!" ujar cewe itu sambil melambaikan tangan nya dan tersenyum kuda.
Dan mata maura melebar saat itu juga.
✌✌✌✌
Voment yak❤💞
Love you all 💓
Thx yok buat yang udah ngevote sama komen.Typo everywhere..✌
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Promise
RomanceDari sini kita tau, sesuatu yang melelahkan akan berujung manis.