Part 53

1.3K 63 11
                                    

Maura sudah siap dengan dirinya. Dia berangkat lebih awal, dia berangkat dari rumah jam 18.00 Wib. Maura diantar dengan supirnya. Tak mungkin jika ia meminta al untuk mengantarnya. Karena justru maura nantinya akan mendapat banyak pertanyaan dari al. Maura tak mau ambil resiko itu.

Maura menatap pemandangan luar jendela. Langit yang perlahan-lahan mulai menggelap. Rasa nya ada yang aneh. Namun maura tak bisa menyimpulkan perasaan nya yang terasa aneh tersebut. Maura hanya bisa menghela napas panjang nya. Entah sejak kapan jari nya sudah berada di ujung bibir, dan maura mulai menggigiti kuku. Dan maura baru menyadari kalau dia sedang menggigiti kuku nya tersebut.

Sebelumnya maura belum menggigiti kuku nya. Namun entah dorongan darimana, ia jadi menggigiti kuku. Maura menyalakan ponselnya dan mencoba untuk mengabari adit.

P
P
Kak.
Kak lo dimana?.

Tak butuh waktu lama untuk mendapat balasan adit, karena adit sudah menjawab pesan tersebut.

Adit
Gw lgi ngerjain tgs sm tmn
Knp ra?

Maura mengernyit.

Serius? Dimana?

Adit

Dirmh tmn. Si ridho.
Kngn ya? >.<

Ohh.
Eww🐷

Tak terasa mobil maura sudah memasuki kawasan Mall tersebut. Maura turun lebih terlebih dahulu. Maura melihat ke layar ponsel, pukul sudah menunjukkan pukul  18.56 Wib. Maura dengan segera memasuki Mall tersebut. Tanpa aba-aba maura langsung mengunjungi lantai 2.

Maura langsung mengedarkan pandangan nya. Maura sekali lagi melirik layar ponsel nya. Dan waktu sudah menunjukkan pukul 19.00 Wib. Tepat sekali. Maura terus mengedarkan pandangan nya, berharap ia akan bertemu dengan objek yang ingin temui. Maura menggigiti kuku nya. Kemudian dia berpikir sejenak. Siapa yang benar? Viona atau adit?. Karena viona bilang, adit dan dinda jam 7 malam akan datang ke Mall yang saat ini ia datangi. Sedangkan adit bilang bahwa diri nya berada di rumah ridho.

Maura sudah memantau dari jauh toko bunga dan toko kue yang kebetulan bersebelahan. Maura merasa hawa panas mulai menjalar pada tubuhnya. Degup jantung berpacu duakali lebih cepat. Waktu seakan terhenti untuk maura, saat ia benar-benar melihat adit dan dinda sedang memasuki toko kue bersamaan. Maura membeku ditempatnya berdiri. Namun mata nya tak membeku. Mata nya terus memperhatikan dua orang yang berada di toko kue yang dinding nya terbuat dari kaca.

Mata nya mulai memanas.

Sekarang maura tahu betul, artinya kecewa.
✌✌✌✌

Besok hari kebahagaian untuk maura tersendiri. Adit sudah menyiapkan segala nya dengan sempurna. Dan kebetulan, besok adalah hari weekend, jadi adit bisa beralasan untuk mengajak pergi maura. Adit masih tersenyum-senyum bagaimana ekspresi maura saat melihat kejutan yang ia buat untuk maura. Adit membayangkan bagaimana wajah maura yang terkejut, dan saat tersenyum.

Adit ingin melihat senyum bahagia maura. Senyum yang membuatnya ikut tersenyum juga. Adit baru kali ini merasakan rasa nya semangat merayakan ulangtahun seseorang, setelah mamah dan papah nya tercinta.

"Kali ini, kayak nya gue serius deh." adit mulai berinteraksi dengan imajinasi nya.

"Tekad gue udah bulet. Gue udah fix sama maura. Dan ternyata papah mamah nggak ada salahnya juga."

"Maura wilona," adit menatap langit dari balkon kamarnya.

"Mungkin ada beberapa hal yang nggak lu tau tentang gue. Dari kepergian gue setelah lulus, dan pindahnya gue dari rumah, tapi gue mau lo tau," adit menghembuskan napas panjang nya.

"Gue mau lo tau, kalo gue bener-bener tulus sama lo. Jujur gue belum pernah ngerasain kayak gini. Lo bikin gue berubah, yang tadinya gue selalu merasa bodoamat sama sekitar gue, sekarang lo ubah gue jadi orang yang peduli keadaan disekitar gue," adit merasa degup jantungnya berdetak tak karuan. Perasaan nya tidak enak. Seakan-akan sebagai petunjuk.

Namun adit tak mempedulikan tersebut. Menurutnya itu hanya kebetulan.

"Gue nggak tau, yang bakal terjadi di masa depan nanti. Tapi, gue mau mastiin suatu hal. Setelah gue balik dari Amerika, gue akan jadi orang yang ada dihari-hari tua lo ra," adit menatap bintang yang bersinar dilangit yang berwarna hitam.

"Bukan kepastiaan lagi ra. Tapi gue janji. Dan janji itu, bakal gue tepatin."

✌✌✌✌

Maura ingat esok adalah hari ulangtahun nya.

Dan maura pikir, bahwa esok adalah hari pertama nya ulangtahun disaat ia sudah mempunyai pacar untuk pertama kali nya.

Maura pikir adit akan seperti kekasih pada umumnya. Yang bakal memberi surprise pada nya. Namun maura hanya bisa memimpikan hal tersebut. Bagaimana adit mau tahu ulangtahun nya kalau adit sendiri saja orang nya tak terlalu peduli dengan orang lain.

Bukan nya mendapat kejutan, melainkan mendapat kekecewaan yang sudah datang sekian kali nya.

Maura seharusnya tahu resiko jika dirinya benar-benar menaruh hati pada seseorang dia juga harus siap untuk terjatuh.

Line!
Line!
L

ine!

Adit
Maura, bsk lo nggak pergi kan?
Gw pengen ngomong sm lo. Bedua aja.
Jam 8 mlm gw jmptnya

Deg!

Maura merasa ingin meneteskan airmata. Adit memang orang yang tak peduli. Termasuk, tak peduli kepada perasaan maura.

Gw jg pngn ngmng ma lo!!

Adit
Bsk gw jmpt yak. Tpi lo ke dpn kmplk.

Hm.

Maura benar-benar ingin menangis.

Adit tak peka.

Adit tak peduli.

Seperti penderitaan tersendiri bagi maura.

Adit tak merasa bersalah, setelah berbohong kepada maura. Dan maura paling benci saat ada orang yang berbohong kepada dirinya.

Maura sudah mengambil keputusan yang membuatnya bisa kembali lupa rasanya kecewa.

✌✌✌✌

Vote+comment yaw

Next part? Hehehe

Salam,
MADIT

Our Promise Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang