Part 58

1.5K 72 24
                                    

Dengan santainya Adit menepakkan kaki nya di atas lantai koridor sekolah. Mata nya lirik ke kanan dan ke kiri. Ia mengusap rambutnya kebelakang. Hal itu mengundang perhatian kaum hawa yang kala saat itu sedang ramai nya di koridor.

"Wanjir, ganteng bangett."

"Eh kak adit itu udah putus belom si ama maura?. Pengen gue gebet deh."

"Yawloh, cakep banget calon imam gue."

Dan masih banyak lagi. Adit yang mendengar itu hanya diam. Dia terus mengambil langkah, namun di saat itu juga, ia melihat Maura sedang berjalan dengan kedua teman nya.

Adit kangen Maura.

Ada kemauan kerasa untuk menyapa Maura. Namun kemauan nya itu ia urungkan. Karena dengan tiba-tiba, sosok Rey muncul di antara Maura dan kedua teman nya. Dan dari kejauhan Adit biaa melihat Maura dan yang lain nya tertawa bersama dengan Rey.

Entah kenapa, Adit bisa menyimpulkan dari kejadian itu, Maura sepertinya benar-benar baik-baik saja tanpa Adit. Atau mungkin, Maura sudah lupa dengan Adit. Karena sikap Maura yang terlihat seperti tak ada beban.

'Gue kangen ama lo.' batin Adit yang terus memperhatikan Maura dari kejauhan.

Tak mau berlama-lama berdiri, Adit pun mengambil langkah yang akan membawa nya ke kelas nya. Dan itu pun harus melewati Maura. Adit sengaja memasang wajah datarnya saat ia berjalan mendekat dengan jarak Maura. Ia juga berpura-pura cuek dan tak tahu ada maura disitu. Meskipun ia sudah tahu, dan ingin menyapa nya.

"Maura itu kak Adit." bisik Abigail sambil mengguncang-guncang tubuh maura. Maura pun langsung mengedarkan pandangannya dan mendapati Adit yang memasang wajah datarnya.

"Kalo mau gosip, jangan di tengah jalan. Banyak orang mau lewat." ucap Adit dingin kepada Maura. Maura diam. Dengan segera ia menggeser badan nya dan Adit langsung melewati nya.

Maura masih diam. Pikirnya, Adit berubah total semenjak hari itu. Dan kepercayaan Maura tentang Adit menjaga jarak semakin kuat karena melihat sikap Adit yang cuek.

'Kok, lo gitu si kak?.' batin Maura sambil mengingat perkataan sadis Adit.

Sedangkan Adit yang sedang berjalan setelah melewati Maura tak henti-henti nya meminta maaf kepada Maura dalam hati.

'Maafin gue ra. Maaf banget.' batin Adit.

✌✌✌✌

Adit dan dengan keempat teman nya menduduki tempat duduk yang berada di pojok kantin dan membuat keramaian yang mengundang perhatian banyak orang. Dan jangan lupa, di antara Adit dan keemoat teman nya itu ada satu cewek. Yaitu, Dinda.

Adit melihat dari kejauhan bahwa Maura bersama dengan Rey memasuki kantin berduaan. Bahkan dari kejauhan Adit bisa melihat tangan Rey merangkul pundak Maura. Dan Maura hanya diam. Hal itu membuat Adit menjadi panas. Adit mengempal tangan nya erat. Kalau ini bukan sekolah, Adit pasti akan menghajar Rey. 

Mata Adit dan Maura bertemu secara tiba-tiba. Namun dengan segera Adit membuang pandangan nya dan tanpa peringatan, Adit merangkul Dinda dan mengajaknya ke kios jajanan. Dinda tak mengerti mengapa tiba-tiba Adit merangkulnya. Dinda hanya diam. Karena ia merasa Adit merangkulnya sebagai sahabat sejati.

"Kamu mau makan apa beb?." tanya Adit kepada Dinda dengan suara lantang nya. Hingga membuat sepasang bola mata nya menatap nya dengan tatapan heboh. Termasuk Maura. Namun ia hanya bisa diam.

Dinda hanya terkekeh mendengar itu. Ia pikir Adit hanya sedang bergurau. "Terserah kamu aja beb. Kan kita sehati." jawab Dinda bercanda.

Maura membelakan kedua bola matanya saat itu juga. Maura merasa kantin sekolah tak ada oksigen. Seperti ada yang mencolos di dalam sana. Namun Maura tak mau berterus terang bahwa ia sedang merasa sesak melihat Adit seperti itu.

Adit melirik Maura yang hanya berpura-pura tidak tahu dengan apa yang berada di depan mata nya. Adit merasa aneh dengan Maura yang seakan-akan tak peduli. Bahkan ia pikir, Maura memang benar-benar sudah tak ada rasa dengan nya. Adit kecewa. Niat nya ingin membuat hati Maura panas, gagal total. Pasalnya, Maura dan Rey terlihat biasa saja. Seakan tak ada yang heboh.

Namun Adit tak ingin berhenti saat itu juga. Ia akan membuat Maura sadar bahwa, dirinya masih sayang kepada nya. Dan membuat sadar bahwa Maura salah dekat dengan Rey. Karena itu akan memberi dampak yang sama seperti dulu. Dan Adit tak akan membiarkan Rey kembali berulah.
"Ra, lo masih suka sama Adit?." tanya Rey dengan berbisik dan membiarkan tangan nya masih merangkul Maura.

"Ck, lepasin tangan lo. Inget, ini cuman ToD dari temen gue. Dan kita udah sampe kantin. Lepasin tangan lo dari pundak gue." ujar Maura. Kemudia tanpa menunggu Rey melepaskan tangan nya, Maura pun segera pergi--keluar kantin dan menuju tempat yang sepi di sekolah. Taman belakang sekolah.

✌✌✌✌

Maura hanya duduk termenung. Entah sejak kapan ia suka suasana sepi. Bahkan, sejak kapan ia menjadikan taman belakang sekolah sebagai tempat favorit nya?. Maura tak tahu menahu tentang itu. Padahal awalnya, Maura menganggap Taman Belakang Sekolah itu angker. Karena banyak pohon, dan rumput-rumput liar yang dibiarkan tumbuh tinggi dengan sendiri nya.

Aroma tak mengenakan masuk ke dalam indra penciuman Maura.

Asap rokok.

Maura menepuk jidatnya. Kenapa ia bisa lupa, bahwa taman belakang sekolag itu tempatnya anak-anak nakal berkumpul dan merokok saat jam istirahat. Seharusnya ia ingat akan hal itu.

Maura pun dengan segera bangkit dari tempat duduknya. Namun seseorang menahan nya.

"Lo udah putus sama Adit?." tanya nya dengan nada yang terdengar santai.

Maura membelakkan mata nya. Ia kenal suara ini. Suara yang membuatnya salah paham kepada Adit, hingga membuatnya memutuskan hubungan kala itu. Maura mendengus kesal. Dan kemudian membalikkan badan nya. Menghadap orang tersebut dengan tatapan kesalnya.

"Emangnya kenapa?." Maura balik bertanya.

Viona tertawa meremehkan. "Ya bagus aja. Berarti tanda nya lo bego. Mau aja percaya sama gue."

Maura hanya diam.

"Lagian lo tuh masih bocah. Bocah kemaren sore. Sok-sok-an pacaran ama kakak kelas. Biar tenar?." ujar Viona mengejek Maura.

"Gue nggak ngerti salah gue apa si kak sama lo?. Kayaknya lo nggak suka banget sama gue. Perasaan gue nggak pernah nyari masalah sama lo." tanya Maura.

"Salah lo?. Lo udah rebut Adit dari gue. Asal lo tau, sebelum Adit sama lo itu, Adit sama gue deket. Bahkan kita hampir pacaran. Eh, tapi semenjak dia kenal lo, dia jadi suka sama lo. Itu alaesan nya. Puas lo?." jawab Viona ketus.

"Lah?. Cuman gara-gara itu doang?. Ya, itu mah nama nya lu yang bocah kak. Cara lo norak banget. Cuman gegara cowok lu suka sama orang lain jadi dendam ama orang itu." sahut Maura dengan santai nya.

"Lo jangan songong dong sama senior lo!." ucap Viona sambil meraih rambut Maura yang terkuncir kuda itu. Dan menariknya.

Maura hanya meringis menahan sakit. Kepala rambutnya terasa perih.

'Asli, sakit banget yawloh.' batin Maura.

"Woy, kalo main jangan pake hukum rimba dong...." suara itu membuat Viona dengan segera melepas jambakan nya.

✌✌✌✌

Comment+vote yaw.
Jangan lupa.💞✌

ADIT ON MULMED.






Our Promise Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang