Part 34

1.6K 79 15
                                    

Maura memasuki koridor sekolah dengan wajah yang murung nya. Rasa nya berbeda jika tak adit. Ada yang aneh. Saat sedang enak-enak jalan, langkah maura disejajari oleh seseorang. Rey.

"Tumben nggak sama adit ra" rey membuka topik pembicaraan mereka. Maura hanya menoleh kepada rey. Namun langsung kembali menatap fokus jalan. Tak ada niat sekecil apapun untuk membalas semua percakapan rey untuk maura. Telalu malas dan membuatnya risih.

"Oh adit nya nggak masuk" lanjut rey. Maura pun hanya menghembus napasnya kasar. Seolah-olah ia memberi kode kepada rey untuk tidak menggangu nya dipagi hari ini. Mood nya sedang tak baik. Rey terus menyamakan langkah nya dengan langkah maura.

"Ra, adit kan nggak masuk. Terus dinda juga nggak masuk, berarti mereka berdua janjian dong" ujar rey yang membuat perasaan maura menjadi gondok. Ingin menegur namun malas, tapi jika dibiarkan malah akan keterusan. Maura benar-benar kesal jika berdekatan dengan rey. Bisa saja dirinya menjadi bahan cemohan orang lain, atau siswa-siswi yang berada di sepenjuru SMA Cakrawijaya Bakti. Mengingat statusnya yang menjadi pacar nya Adit, cowo The Most Wanted di sekolahnya.

Sedaritadi rey terus saja berbicara, hingga pada akhirnya mata maura melihat kawanan adit. Mungkin dengan memanggil mereka ocehan rey akan berhenti. "Kak leoo!!"

Yang dipanggil langsung menoleh. Leo dan yang lain nya pun menghampiri maura. Tentu saja itu mengundang perhatian siswa yang berada disepenjuru koridor tersebut. "Ngapa ra?"

Sekarang maura bingung akan menjawab apa. Sebenarnya ia memanggil leo bukan karena kepentingan, namun untuk menghindari ocehan rey yang terus-menerus masuk kedalam liang pendengaran nya. Maura berbicara lewat isyrat mata. Mata nya bergeser ke kiri melihat rey. Ridho ternyata menyadari nya. Ia dengan segera menepuk pundak ferdy yang berada disampingnya. Itu kode apik dari ridho untuk ferdy.

"Ohh siap dah" ucap ferdy.

Lalu dengan segera, ridho dan ferdy menghampiri rey. Keduanya berdiri disisi kanan dan sisi kiri rey. Lalu perlahan ia mengajak rey jalan. Mereka berjalan sambil berbasa-basi, namun basa-basi menyudutkan. "Nih ya rey, lu kan temen sekelasnya adit. Lu bilang yak ama seketaris kelas lo, adit ijin tiga hari. Soalnya dia.... Biasa lah" bisik ridho.

Maura sedikit mendengar. Karena ridho meninggikan saat ia berkata teman. Maura bahkan baru tau bahwa adit dan rey itu sekelas. Sekelas, namun terlihat seperti orang asing. Bahkan dari pihak keduanya maupun kawan nya tak ada yang pernah memberi berita itu. Maklum maura tak tahu menahu tentang kakak kelas nya. Ia bukan stalker seperti teman nya.

Disaat tubuh ridho ferdya beserta rey menghilanh dari pandangan nya, maura dengan segera pamit ke kelasnya. "Makasih ya kak, udah ngebantuin gw"

"Udah jadi kewajiban kita, ngelindungin pacar sahabat kita."

                                ✌✌✌✌

Abigail tak masuk sekolah lagi hari ini. Shafa yang masih marah kepada maura, tanpa maura tau alasan nya, mulai menjauhi maura. Seakan membuatnya persahabatan nya renggang. Maura tak mempermasalahkan itu, yang dipikiran nya hanya tentang kepergian adit selama 3 hari tersebut.

Kebetulan guru matematika maura sedang ada urusan dengan sekolah lain. Jadi hari ini pelajaran matematika berganti menjadi free class. Maura yang sedang bosan itu mengambil ponsel nya. Dia akan mengirim pesan pribadi kepada abigail.

Abigail
Hail
Gail
Gail
Bosennnn
Boreeeeeeeeeeddddd astaga

Abigail
Shafa nya mana? Gak sama lo?
Jam siapa skrng?

Our Promise Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang