Sudah lama Maura dan dia tak berkomunikasi. Yang dimaksud 'dia' tentunya Adit. Libur akhir tahun membuatnya merasa bosan tak tertolong. Seharusnya Al dan Adit dan juga yang lain bermain basket bersama, namun karena Al bilang bahwa Adit sudah pindah rumah entah kemana. Justru hal itu makin membuat Maura merasa seperti Adit menjaga jarak dari dirinya.
Dan soal hubungan persahabatan antara Shafa dan Maura, mereka berdua sudah kembali berbaikan. Karena nasihat yang diberikan Abigail kepada keduanya.
"Kak, lo serius tentang pindahnya kak Adit dari rumah sebrang?." tanya Maura yang sebenarnya tahu bahwa kakaknya tak mungkin berbohong. Lagipula, rumah Adit memang sepi belakangan ini. Hanya saja, Maura belum ikhlas.
"Bawel lo. Iya, Adit pindah. Tapi itu rumah masih punya nya dia. Udah napa, udah jadi mantan masih aja nanya-nanya mulu. Maka nya lain kali itu, jangan negatif thinking ama pacar. Dapet karma baru tau rasa lo." cerocos Al yang membuat Maura kembali teringat akan hari ulangtahun nya.
"Yeh, lo mah. Pake segala acara ingetin gue yang waktu itu si. Gue kan jadi nyesek lagi." kata Maura sambil memanyunkan bibirnya.
Al hanya memutar kedua bola mata males. "Eh kak, tapi gue pengen tanya deh sama lu." ujar Maura yang teringat akan sebuah hal yang ia sebenarnya ingin pertanyakan ke Adit.
"Hmm,"
"Lo inget nggak yang pas kita tanding basket ama kak Adit, terus ama cewek. Nama nya, fi..fi..fi.. Issh, pokoknya itu lah. Kok dia deket banget ama kak Adit si?." kata Maura yang susah mengingat nama Fania.
Terlihat rahang Al langsung mengeras saat itu juga. Al menelan ludahnya dengan susah payah. Nama itu, nama yang sensitif untuknya. Fania. Nama yang membuat Al lupa segalanya.
Namun Al kemudian mengontrol dirinya dan keadaan. "Nama nya Fania, bego. Bukan fi, fi, fi. Aish, untung Adit udah mutusin lo. Kalo nggak, pasti dia malu punya pacar yang bego nya nauzubillah."
"Yeh. Kan gue gak apal banget nama nya." sahut Maura.
"Dia itu, sepupu nya Adit. Usia Fania sama Adit itu setara." jawab Al yang membuat Maura tambah menyesal dan ingin rasa nya mencabik-cabik wajah Al saat itu juga.
"Kok lo kasih tau gue si?!!. Kan kalo gitu, gue nggak bakal cemburuan. Ah elah, lu mah. Bikin gue tambah nyesek plus nyesel." rengek Maura sambil memukul lengan Al.
"Lo nya nggak nanya sama gue. Ya, ngapain gue ngasih tau lo. Emangnya lo nggak dikasih tau Adit?." ujar Al yang membuat Maura menghentikan aktivitasnya dan menjawab dengan gelengan kepala.
"Yodah, kalo gitu jangan salahin gue lah. Dah yak, gue mau pergi dulu. Mau main sama temen-temen guah. Byee jones. Jomblo ngenes. Hahaha." ucap Al sambil berlari keluar rumah dan meninggalkan Maura yang sedaritadi mendumel.
✌✌✌✌
"Wess bro, long time no see yak." ujarnya sambil memeluk tubuh Al dengan gaya cowok keren.
"Terakhir kali, gue ngeliat lu lagi bonceng cewek." ucap Al dengan nada meledek.
"Anjir, kapan?. Tenang, gue masih sama yang dulu. Itu cuman, ya, sebatas dekel aja si. Hahah." sahutnya dengan diakhiri tawa.
"Tumben bawa motor lu, biasanya bawa mobil lu." ujarnya saat melihat Al menenteng helm full face berwarna hitam.
Al hanya terkekeh.
Kemudian Al dan sahabatnya itu mengambil tempat duduk yang berada di ujung kafe.
Al merubah ekspresi wajahnya yang tadinya santai berubah menjadi serius. Dia ingin menyampaikan niatnya yang membawa nya bisa bertemu dengan salah satu sahabatnya di 4G-6 itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/102732938-288-k259962.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Promise
RomanceDari sini kita tau, sesuatu yang melelahkan akan berujung manis.