Park Yong Gyu : Persyaratan rumah indah di Surga

321 16 0
                                    

Pertama, kita harus menginjili orang sebanyak mungkin.

Bagaimana seharusnya kita menginjili? Malaikat mengatakan kepada saya,"Misalkan ada seorang yang tidak mengenal Tuhan. Pada saat kamu memutuskan untuk menginjili orang tersebut, maka bahan bangunan untuk rumahmu akan disediakan. Ketika kamu tak henti-hentinya berdoa untuk keselamatan mereka, maka bahan bangunannya akan lebih banyak disediakan.

Kamu harus terus memeriksa keadaan mereka, mengunjungi mereka dan melanjutkan penginjilanmu. Hal ini akan menambah lebih banyak lagi bahan untuk membangun rumahmu.
Jika seseorang mengatakan dia tidak dapat pergi ke gereja karena mereka tidak memiliki pakaian yang layak, maka kamu harus menyediakan bagi mereka.

Jika orang tersebut mengatakan dia tidak memiliki Alkitab, kamu harus menyediakan satu baginya. Jika seseorang mengatakan dia tidak memiliki kacamata untuk membaca, kamu harus menyediakan untuk mereka.

Kamu harus memberikan apa pun yang kamu dapat lakukan sehingga orang itu dapat dipimpin kepada Tuhan. Mereka yang tinggal di rumah yang terbaik adalah mereka yang terbanyak menginjili."

Malaikat itu kemudian membawaku ke tempat di mana orang-orang kudus tinggal di rumah yang bagus. Di tempat inilah tinggal orang-orang kudus yang telah banyak menginjili. Rasanya seperti pusat kota Surga.
Dalam sejarah kekristenan, ada empat orang yang memiliki rumah besar dan paling indah.

Malaikat itu menunjukkan kepadaku rumah penginjil Amerika DL. Moody, Pendeta Inggris John Wesley, seorang penginjil Italia, dan Penginjil Korea Pendeta Choi Gun Nung.Keempat orang memiliki rumah besar di Surga. Keempat orang ini telah menghabiskan seluruh hidup mereka untuk menginjili orang-orang bahkan sampai saat kematian mereka.
Di antara orang percaya Korea, ada seorang awam yang memiliki rumah yang besar juga. Orang percaya ini telah membangun banyak gedung gereja dengan semua hartanya. Dia telah memberi tiga ribu karung beras untuk orang miskin. Dia diam-diam telah membantu ribuan pendeta dan pemimpin dengan keuangannya. Dia membantu siswa belajar teologi atau di sekolah Alkitab dan melunasi iuran mereka. Dia juga membawa pulang seorang pendeta berumur 65 tahun ke rumahnya dan merawatnya, dimana Gerejanya sendiri telah mengusirnya keluar.

Saya mendengar seorang malaikat berteriak, "Bahan-bahannya sudah datang!" Saya bertanya pada malaikat yang berada di sebelah kanan saya mengenai bahan tersebut dan dia mengatakan kepada saya, "Bahan-bahan ini untuk penatua dari sebuah gereja kecil di suatu negara.

Bahkan, dia mengirim bahan-bahan setiap hari. Meskipun dia miskin, dia datang melayani di gereja pagi setiap hari. Dia berdoa untuk 87 anggota gereja setiap hari. Dan selesai berdoa, dia membersihkan gereja."

Saya mendengar malaikat yang lain berteriak, "Kiriman Khusus! Putri penatua itu telah memberikan uang satu-satunya yang dia miliki kepada ibunya. Namun, penatua itu tidak menghabiskannya untuk dirinya sendiri. Dia membeli lima butir telur dan dua pasang kaus kaki untuk pendeta gereja. Meskipun mungkin kelihatannya persembahannya kecil, tapi dia telah menyerahkan segala yang dia punya untuk hari itu. Ini menjadi bahan-bahan khusus untuk rumahnya di Surga."

Kedua, mereka yang juga memiliki rumah yang besar adalah mereka yang telah membangun gedung-gedung gereja atau bangunan lain untuk tujuan Kerajaan Allah dengan harta kekayaan dan sumber daya mereka.

Di Surga, saya juga bertemu dengan seorang penatua bernama Choi.

Di antara semua penatua dan gembala Korea yang berada di Surga, ia memiliki rumah yang paling indah. Rumahnya jauh lebih tinggi dari gedung tertinggi di Korea. Choi telah membangun banyak gedung gereja di Korea dengan kekayaannya.

Saya bertanya kepada malaikat tersebut, "Bagaimana dengan rumah saya? Apakah dalam proses sedang dibangun?" Malaikat itu berkata,"Ya tepat sekali."

Saya memohon untuk melihat rumah saya. Tapi mereka bilang itu tidak diperbolehkan. Saya terus memohon dan setelah tak henti-hentinya memohon, malaikat berkata bahwa sekarang saya telah diijinkan oleh Tuhan untuk melihatnya.

Kami memasuki kereta dan menuju ke suatu tempat yang sangat jauh. Saya penuh dengan pengharapan.
Saya bertanya, "Dimana rumah saya?"

Malaikat itu menjawab, "Ada di sana!" Tapi itu tampak hanyalah sebuah fondasi yang siap untuk dibangun. Saya menangis, "Bagaimana mungkin kamu melakukan hal ini padaku? Bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Bagaimana mungkin rumah saya baru dalam area pemgembangan?
Setelah selamat dari Perang Korea, saya menjual rumah saya hanya untuk membangun gereja. Gereja ini akhirnya berkembang sampai lima ribu anggota. Saya menulis banyak buku yang diilhami oleh Roh Kudus. Salah satu buku saya menjadi best seller. Dengan hasil penjualan dari buku, saya membangun sekolah-sekolah Kristen. Sekolah telah melahirkan 240 pendeta.

Selama menjadi dekan, saya telah memberikan lebih dari 400 beasiswa kepada lebih dari 400 anak-anak miskin. Saya telah membangun rumah bagi para janda untuk tinggal. Semuanya ini membutuhkan biaya yang sangat besar.

Jadi bagaimana mungkin ini bisa seperti ini? Mengapa rumah saya baru dalam tahap pengembangan? Saya sangat kecewa! "

Malaikat itu menjawab tegas, "Kamu tidak layak untuk tinggal di rumah yang bagus di Surga karena kamu telah menerima penghormatan dari manusia berkali-kali. Setiap kali kamu telah membangun atau melakukan sesuatu yang baik, kamu dipuji oleh orang-orang. Kamu bahkan menerima pujian dari media setempat. Oleh karna itu, semua karyamu menjadi sia-sia." (Mat.6:1)

Saya menatap rumah saya di area pembangunan. Lokasinya terletak di tengah dari tiga rumah lainnya. Hanya ada tiga lantai. Rumah tersebut memiliki kamar-kamar kecil di dua lantai pertama. Saya bertanya kepada malaikat tersebut, "Mengapa saya memiliki kamar-kamar kecil seperti itu?" Malaikat itu menjawab, "Kamar-kamar ini untuk putra dan putrimu." "Tapi saya hanya mempunyai empat anak," jawab saya.

Malaikat itu berkata, "Bukan, kamar-kamar tersebut bukan untuk anak-anak duniawimu saja, tapi untuk mereka yang telah kamu injili dan diselamatkan."

Saya menyukainya! Saya bertanya lagi, "Dimanakah kamar utama saya?"
Malaikat berkata kamar saya berada di atas atap. Hal itu mengganggu saya. Kamar saya bahkan belum selesai. Dengan nada kesal saya berkata, "Ruangannya sangat kecil! Mengapa begitu sulit untuk menyelesaikannya?"

Malaikat itu menjawab, "Kamu bahkan belum meninggal. Kami tidak bisa menyelesaikan rumah atau kamarmu karena kami tidak tahu apakah ada bahan-bahan yang lebih akan diberikan di kemudian.Apakah kamu mengerti?"

Ketika kami memasuki kamar saya, saya melihat ada dua sertifikat tergantung di dinding, jadi saya membacanya. Sertifikat pertama menggambarkan ketika saya berumur 18 tahun tinggal di panti asuhan.

Pada hari Natal, saya sedang dalam perjalanan kembali ke gereja awal kebaktian pagi. Saya telah melihat seorang pria tua kedinginan di jalan.
Saya melepaskan jaket saya dan memberikannya kepadanya.Tindakan itu telah memberi saya upah di Surga.

Sertifikat kedua menggambarkan peristiwa yang sama tetapi itu untuk membelikan roti dengan sedikit uang saya untuk seorang pria tua. Bukan masalah seberapa jumlah uangnya. Tindakan itu harus disertai dengan hati yang tulus. Kami meninggalkan tempat itu dan kembali menuju ke tempat semula.

Selama perjalanan, salah satu malaikat bertanya, "Apakah kamu sedih? Saya akan memberitahu kamu bagaimana caranya untuk membangun rumah yang indah.
Tuhan berkata ketika kamu kembali ke Bumi, kamu harus pergi untuk memberitahu orang tentang Surga dan Neraka seperti yang kamu saksikan.

Kedua, Tuhan menginginkan kamu untuk membangun sebuah tempat bagi pendeta perempuan yang sudah tua dan penginjil yang tidak memiliki tempat untuk tinggal. Jika kamu setia melakukan hal ini, kamu akan memiliki rumah yang indah. "

Kesaksian Surga dan Neraka (Part 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang