Kerusuhan 1998 Mei

240 13 0
                                    

Para penjarah pada kerusuhan mei 98

Kesaksian ini dibagi menjadi 3 bagian:

1. 12 Mei 1998

Penginjilan kepada nenek, di saat-saat terakhir sebelum beliau meninggal dunia.

2. 13 Mei 1998

Tangan Tuhan yang menyertai pada awal kerusuhan.

3. 14 Mei 1998

Tuhan menyertai saat evakuasi korban kerusuhan.

-'-.-'-.-'-😵\|/😀😣😐😟😕😃\|/😵-'-.-'-.-'-


1. 12 Mei 1998

Penginjilan kepada nenek, di saat-saat terakhir sebelum beliau meninggal dunia.

Nenek istri saya sedang dirawat di R.S. Sumber Waras, Grogol, karena menderita penyakit paru-paru. Ketika ada berita bahwa beliau koma, saya segera menuju ke sana sekitar pk.18.00. Setiba di rumah sakit, saya melihat ada kerumunan orang di UGD (Unit Gawat Darurat).

Saya terus menuju ruang perawatan dan menemui beliau yang nafasnya sudah tidak teratur, tetapi masih sadar. Di ruang tersebut ada seorang suster dan temannya. Saya meminta kedua orang tersebut meninggalkan kami berdua, karena saya ingin berbicara dengan beliau.

Setelah itu, saya mulai menginjili beliau dan mengabarkan kabar sukacita di dalam Kristus. Beliau adalah seorang yang sangat keras terhadap kekristenan.

Namun, walaupun beliau keras terhadap kekristenan, satu hal yang membuat saya bahagia ialah bahwa beliau sangat senang terhadap saya. Beliau senang meminta pertolongan kepada saya, dan saya berusaha tidak pernah menolaknya, bahkan dengan senang hati saya berinisiatif untuk menolongnya, walaupun tanpa diminta terlebih dahulu.

Saat saya menginjili beliau, saya melihat suatu hal yang sangat menyentuh hati saya ketika seseorang hendak meninggalkan dunia yang fana ini menuju kepada suatu tempat yang tidak diketahuinya.

Saya menginjili beliau dengan bahasa yang sangat sederhana, namun beliau cukup antusias untuk menerima Kristus di saat-saat terakhirnya. Ada secercah harapan dan sikap pasrah menanti ajal menjemputnya.

Namun terlebih dari itu, ada juga suatu kekuatan baru untuk menanti datangnya maut, yaitu kekuatan dari sesuatu yang belum pernah secara langsung didengarnya selama hidupnya.

Yang beliau ketahui adalah kekristenan adalah suatu agama yang menolak penyembahan kepada leluhur, tanpa pernah mendengar siapakah Kristus yang sesungguhnya.

Banyak orang yang membenci Kristus tanpa pernah mengetahui Siapakah Dia. Jikalau orang mengetahui siapakah Dia sesungguhnya, maka tak ada alasan yang cukup untuk membencinya.

Kristus begitu baik. Tidak ada yang dapat menyamai kasih-Nya, yang sampai rela mengorbankan nyawa-Nya untuk meredakan murka Allah atas dosa. Kutukan, siksaan, aniaya ditimpakan kepada-Nya. Saya pernah beberapa kali melihat dan melayani beberapa orang yang akan meninggal.

Suatu kengerian yang amat sangat, jikalau tanpa kepastian, kemana kita akan pergi dan kepada siapa kita akan kembali. Sebuah pertanyaan yang tidak pernah terjawab sepanjang sejarah.

Jikalau ada jawaban, itupun tidak tegas terjawab, kecuali melalui seorang yang pernah datang ke dunia, pencipta dan pemilik alam semesta yang pernah datang menghampiri ciptaan-Nya.

Setelah berdoa, saya berpamitan pulang. Sebelum keluar dari rumah sakit, saya sempat menuju UGD dan bertanya ada kejadian apa di sini.

Ternyata ada beberapa mahasiswa yang tertembak dan 6 orang di antaranya meninggal. Suara jerit dan tangis dari pihak keluarga sangat menyentuh hati, karena anak mereka mati dengan cara yang mengenaskan setelah berjuang menuntut reformasi.

Kesaksian Surga dan Neraka (Part 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang