Pulang sekolah Rian menghampiri Chesta ke kelasnya. Ia mendengar kabar dari temannya akan kejadian tadi di kantin. Hal itu membuatnya cukup khawatir, di kelas masih ada beberapa orang Chesta keluar bersama teman temannya. Kali ini ia tak pulang bersama Arvad, memang tak setiap hari mereka pulang bersama selain Arvad ada latihan basket mereka juga tak mau membuat orang-orang curiga.
"Ches, lo baik-baik aja?" tanya Rian saat sudah berjalan sejajar dengan Chesta dan teman-temannya.
"Gue, baik kok kenapa?"
"Tadi gue denger tentang lo sama Agnes."
"Cie...Rian, lo khawatir sama Chesta ya?"Ledek Lisa. Rian tampak malu mendengar ledekan Lisa.
"Cie...bakal ada yang taken nih." Vita ikut berkomentar.
"Apaan sih kalian. Jangan di dengerin ya yan." Chesta mencegah agar mereka tak semakin parah.
"iya gue tahu kok." Jawab Rian tersenyum. "Kalian pulang bareng?" lanjutnya.
"Iya,," "Enggak.." jawab mereka bersamaan tapi tak kompak.
"Gue, Vita, Ina pulang bareng tapi kalau Chesta, gue nggak bareng dia." Jawab Lisa yang dibalas tatapan tajam Chesta.
"Lo kok gitu udah jelas kita mau pulang bareng." Sahut Chesta kesal.
"Gue nggak mau lo tebengin." Sahut Lisa santai.
"Udah lo bareng Rian aja." Vita mengusulkan.
"Eh, gue nggak bawa motor hari ini."
"Yah,, ya udah kalian naik bis aja barengan." Vita kecewa tapi tetap memberi usulan.
"Ya udah, kalian pulang bareng. Kita duluan ya. Bye..." Kata Lisa sambil berlari menjauh meninggalkan Rian dan Chesta. Vita segera menarik Ina yang masih berjalan santai.
Mereka berjalan menyusuri koridor sekolah menuju halte. Tiba-tiba suasana menjadi canggung, Rian lebih diam dari biasanya sementara Chesta bingung harus mengatakan apa atas sikap teman-temannya ia tak ingin sampai Rian berpikir yang aneh-aneh tentang hal ini. Chesta melihat sekeliling yang sudah mulai sepi, Ia khawatir jika Arvad melihat hal ini dan menyangka yang macam-macam.
"Kenapa lo kaya celingukan gitu?"tanya Rian heran.
"Eh, nggak kok. Ini cepet banget udah pada sepi." Jawab Chesta.
"mungkin karena malam minggu, pada siap-siap mau ngedate." Rian tersenyum. "Lo nggak ngedate?" tanya nya tiba-tiba.
"Hem...Iya nanti ngumpul sama temen." Jawabnya bingung. Rian hanya memberi jawaban oh. Mereka menunggu di halte bis sambil membicarakan tugas akhir observasi bagi kelas IPA.
"Apa lo ikut?"tanya Chesta.
"Pasti, kan wajib juga. kira-kira kelompokannya satu kelas nggak ya?"
"Nggak tahu sih, kayaknya nggak. Kenapa?"
"Sebenarnya gue nggak begitu suka biologi."
"Hah, gue pikir seorang Rian dengan peringkat pertama satu angkatan, nilainya yang selalu tinggi, suka sama semua pelajaran." Chesta mulai berargumen.
"Apa gue keliatan sepinter itu, kayaknya lo berlebihan deh." Rian heran dengan pendapat Chesta sementara Chesta hanya tersenyum. "Tapi untung gue gampang penasaran jadi gue selalu pengen cari tahu." Liriknya pada Chesta.
"Harusnya lo bilang ke gue dari dulu, jadi kita barter Fisika-Biologi. Jadi gue nggak ngerasa yang ngejar-ngejar lo mulu."
"Oh,,,jadi lo pengen dikejar juga." Rian Tersenyum penuh arti. "Oke gue bakal ngejar lo." Katanya.
"Kok gue jadi takut ya." Chesta bersikap seperti ngeri. Kemudian bis datang dan Chesta naik terlebih dahulu. Memandang Rian sambil bergidik.
"Hahaha...gue kejar." Sahut Rian sambil tertawa berlari menaiki bis. Sementara itu Arvad melihat keakraban mereka bukan hanya melihat tapi ia juga mendengarnya. Ia tak berani mendekati Chesta karena hubungan mereka yang tak diketahui orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back To You [END]
Teen FictionTerkadang kau ingin terbang bebas saat dirimu mulai bosan dan lelah dengan keadaan. Tetapi saat kau sudah bebas dari semua hal yang membuatmu terkurung, terkadang kau merindukan itu. apakah rindu membuat sesuatu yang bebas memilih untuk kembali terk...