Partisipasi Absurb

1K 29 0
                                    

Pulang sekolah Vita mengajak mereka ke SMA 1, Chesta sebenarnya bingung apa yang akan dilakukan Vita disana apa untuk menonton pertandingan Arvad dan teman-temannya atau mengerjai mereka. Untuk pernyataan pertama sepertinya tidak mungkin tapi untuk pernyataan kedua bisa jadi karena Vita kesal dengan sikap mereka dikantin tadi. Ina yang awalnya tidak mau ikut sekarang mulai bersemangat.

"Guys, sebenernya kita mau ngapain sih disini?" tanya Chesta yang masih belum tahu.
"Lo belum tahu ya?" tanya Vita dan di jawab dengan gelengan kepala oleh Chesta. "Kasih tahu Lis." Suruh Vita pada Lisa dengan senang hati Lisa menjelaskan.
"Jadi gini buat perpisahan kakak kelas nanti acara dengan tema 'with love' dan kita semua jomblo jadi kita tuh nggak mau pas acara itu kliatan banget jomblo jadi kita mau nyari cowok disini." Kata Lisa menjelaskan membuat Chesta bengong dan sedikit kaget.
"Gue nggak jadi ikutan dah, mau balik aja." Kata Chesta beranjak pergi tapi di tahan oleh Vita.
"Apaan, nggak mau ikutan lo kan tadi udah bilang ikut gue."
"Tapi gue nggak tahu kalau partisipasi acaranya tuh harus nyari cowok begini." Kata Chesta kesal.
"Nggak mau tahu lo harus ikut kita, lagian lo kan jomblo." Kata Vita memaksa.
Chesta mulai kawatir bagaimana kalau Arvad melihatnya dan tahu rencana ini yang sebenarnya tidak dia inginkan. Apalagi hari ini Arvad akan tanding melawan club basket mereka.
"Vit, tapi itu acaranya masih lama kita masih semester satu." Kata Chesta mencoba menunda.
"Iya justru itu, cari cowok kan nggak gampang jadi kita mulai dari sekarang, dan loe liat cowok di SMA 1 tuh cakep-cakep, pinter-pinter lagi beda di sekolah kita."

"Tapi Vit, gue kan panitia nih nanti gue usulin tema baru gimana kalau temannya Friend forever atau apa gitu yang nggak harus sama pacar." Usul Chesta.

"Nggak mungkin mereka nerima usulan lo, tema itu udah di ajuin sama pembina osis." Kata Lisa ikut berkomentar. Ina hanya bisa diam saja melihat gerak gerik kawatir Chesta.
"Oh, gue pulang duluan ya mau jemput Vira." Chesta mencoba alasan lain.
"Ches, ini masih jam dua dan hari ini jadwal Vira karate dia pulang sore lah." Kata Vita. Alasan Chesta untuk kabur gagal lagi, ia mulai bingung rasanya sulit mencari alasan lagi.
"Eh, itu gerombolan mereka keren dan keliatannya pinter kita samperin." Seru Vita
"Aduh, perut gue sakit nih gue pulang duluan yak." Kata Chesta mencoba pergi tapi segera ditarik oleh Vita.
"Lo bawel banget sih Ches, loe nggak boleh pergi ayo ikut." Kata Vita kesal sambil menarik tangan Chesta. Chesta hendak melawan tapi di dorong oleh Lisa dan Ina akhirnya ikut membantu.

Vita mendekati geng laki-laki SMA 1 dan mengobrol sedikit lalu memperkenalkan satu persatu temannya, Chesta yang bingung hanya bisa tertunduk dan tak mendengar apa yang dikatakan Vita pada mereka. Obrolan mereka berakhir dengan entahlah Chesta tak memperhatikan dari awal bahkan untuk menghafal nama merekapun tak bisa. Pikirannya sedikit terpenuhi oleh Arvad yang berada di sekolah ini. Rasanya Ia ingin menonton latihan Arvad melawan SMA 1 saja.

"Yaudah pulang bareng kita aja." Kata salah seorang.
"Eh, apa nggak apa-apa? Nggak usah nanti ngerepotin." tanya Vita seolah menolak.
"Nggak apa-apa kok, ayo." Serunya lalu Vita naik ke atas motor orang tersebut. Setelah jalan Ia mengirim pesan di grup whatsapp mereka
Vita

Gampang kan?

Lisa juga diajak menaiki motor yang lain begitupun Ina, sementara yang lain sudah berangkat dan Chesta masih terdiam.

"Lo nggak mau pulang bareng gue?" tanya orang itu.
"Hem, gue sebenernya. Gue naik bis aja." Kata Chesta beranjak pergi tapi ditahan oleh lelaki itu. "Gue tahu ini rencana temen lo kan, gue tahu kok gerak gerik dia dari jauh. Tapi kalau lo nggak pulang sama gue ntar temen lo kawatir." katanya masih menahan Chesta untuk pergi.

"Hem, nanti gue bilang sama dia kalau gue dianter sama lo." Kata Chesta gugup. Tapi orang itu justru menarik tangan Chesta dan menyuruh Chesta untuk duduk di jok motornya. Tentu saja Chesta tidak mau dia hanya berdiri saja.

"Kalau dia nggak mau jangan dipaksa." Kata seseorang yang Chesta kenal suaranya.
"Emang lo siapanya dia?" tanya orang itu kesal.
"Gue pacarnya." Jawab Arvad.
"Kalau lo pacarnya ngapain cewek lo ikut temennya buat nyari temen ngedate." Kata orang itu kasar. "Dia pulang bareng gue." Katanya sambil menarik tangan Chesta. Arvad segera memukul wajah orang itu sampai dia terjatuh. Ia membawa pergi Chesta menaiki bis yang kebetulan datang saat itu.

Chesta hanya tertunduk merasa bersalah dan tak tahu harus berkata apa sama Arvad, Arvad terlihat marah tadi saat orang itu mengatakan mencari teman ngedate. Arvad menghentikan bis dan menarik Chesta turun, sedikit bingung karena ini bukan gang menuju rumahnya ataupun rumah Arvad ini menuju sebuah taman dan area foodcourt. Mereka duduk di bangku taman, lalu Arvad pergi tanpa mengatakan sesuatu Chesta masih bingung namun ia hanya menunggu.

Tak lama kemudian Arvad datang dengan membawakan ice cream kesukaan Chesta. Mengacungkan ice cream tersebut ke arah Chesta kemudian disambut dengan baik.
"Lo pasti mikir kenapa gue nggak nganterin lo pulang?" tanya Arvad Chesta hanya mengangguk sambil memakan ice cream.
"Gue lagi ngajak ngedate pacar gue yang pengen ngedate sama orang lain." Lanjut Arvad membuat Chesta berhenti makan ice cream.
"Gue nggak tahu kalau mereka bakal ngajak kesana dengan alasan karena kita jomblo." Kata Chesta menjelaskan. "Gue berusaha buat pergi saat udah tahu tapi mereka maksa gue."
"Oke anggep aja gue percaya." Kata Arvad sambil memakan ice cream.
"Makasih udah mukul tuh cowok." Kata Chesta kembali memakan ice creamnya.
"Dia pantes dapetin itu, maksa cewek orang buat jalan sama dia."

Chesta tersenyum mendengar itu, jujur sebenarnya Chesta senang saat Arvad datang dan membawanya kesini, tapi ia juga takut kalau Arvad akan marah. Tapi walaupun hanya makan ice cream bersama beberapa menit dan ia mengatar Chesta pulang karena harus bertanding, Chesta bahagia.

Back To You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang