Ada rasa ketidak relaan di hati Arvad, jelas itu adalah rasa cemburu. Apalagi tadi Chesta memperlakukannya dengan ketus sementara saat bersama Rian justru bisa tertawa dan bercanda. Terkadang Ia takut jika Chesta berubah menjadi menyukai orang lain selain dirinya tapi ia tak boleh memiliki kecurigaan seperti itu. Karena ia harus percaya pada apa yang ia yakini selama ini.
"Hai guys, gue bawa makanan nih buat kalian." Seru Agnes langsung disambut oleh Eno dan Yoga. Arvad masih diam saja Gafi segera menyikut perutnya.
"Aa... ngapa lo?" Arvad kaget.
"Bengong mulu, tuh cewek lo bawain makanan." Kata Gafi meledek.
"Bukan cewek gue kali." Sahut Arvad malas. Agnes segera menghampiri Arvad dan duduk disampingnya menyodorkan makanan untuk Arvad. Dengan malas Arvad mengambilnya dari tangan Agnes.
"Kenapa lo vad?" tanya Agnes heran.
"Nggak apa-apa." Sahutnya sambil melahap makanan.
"Kok lo nggak bilang sih kalau milih di bis 3 kan kita jadi beda bis." Kata Agnes seolah kesal.
"Hemm..."
"Gue kan nggak mau jauh-jauh dari lo vad." Kata Agnes tersenyum melirik Arvad yang masih makan.
"Kalau sama gue aja gimana nes?" Tanya Eno tersenyum.
"Ogah." Agnes membuang muka. Tiba-tiba Arvad berdiri dan pergi meninggalkan mereka semua.
"Woy, kemana lo?" tanya Gafi heran.
"Sakit perut." Jawabnya singkat tanpa menoleh ke arah Gafi.
"Gaf, Arvad kenapa sih? Kok dia cuek sama gue?" Tanya Agnes kepada Gafi dengna nada melemah.
"Lah emang Arvad selalu cuek sama lo ya?" balasnya dengan tersenyum.
"Ya maksud gue, dia kelihatan beda. Semakin ngejauhin gue, gue beneran suka sama dia dan gue udah bilang berkali-kali tapi dia selalu bilang nggak bisa lebih dari teman." Katanya hampir menangis.
"Perasaan nggak bisa di paksain nes." Kata Gafi singkat. Agnes hanya menghembuskan nafas berat dan terdiam sejenak.
"Apa ada cewek yang dia suka?"Tanya Agnes menatap Gafi serius. Kini Gafi memandang Agnes bingung sebenarnya dia juga tidak tahu apakah Arvad menyukai seseorang atau tidak yang jelas pandangannya berbeda saat menatap perempuan itu.
"Lebih baik lo tanya aja sendiri sama dia." Kata Gafi menyarankan lalu pergi. Agnes hanya menatap punggung Gafi kesal.
"Bukannya lo sahabatnya masa nggak tahu apa-apa." Teriaknya tanpa di respon oleh Gafi. Yoga dan Eno sibuk makan dan merencanakan sesuatu.
Malam itu Arvad menunggu Chesta di pinggir sungai di atas batu yang cukup besar. Untuk meminta maaf karena mengganggunya tadi siang. Ia menaruh surat itu di depan tenda semoga Chesta membacanya dan yang terpenting mau menemuinya. Udara cukup dingin tapi Arvad tetap duduk disana menunggu memang cukup membosankan. Tapi jika itu untuk Chesta dia siap digigit oleh nyamuk dan diselimuti udara dingin.
"Mana sih, dia lama banget apa jangan-jangan dia nggak baca suratnya?" Gerutu Arvad sambil menepuk nyamuk yang hinggap di pipinya. Tiba-tiba seseorang memeluknya dari belakang.
"Akhirnya lo dateng juga." Katanya merasa yang ditunggu sudah datang. Orang itu semakin mendekapnya erat dan cukup lama lalu mencium Arvad di pipinya. Saat itu ia melihat wajah seseorang yang memeluknya dari belakang. Arvad terkejut saat orang itu telah menciumnya karena dia bukan Chesta, melainkan Agnes. Segera Arvad mendorong Agnes agar menjauhinya.
"Kenapa Vad?" Tanya Arvad.
"Lo yang kenapa?"
"Bukannya lo nunggu gue?"
"Orang yang gue tunggu bukan lo."
"Siapa vad?" Kata Agnes sedikit berteriak dan air matanya hampir terjatuh. "Gue suka sama lo lebih dari sekedar teman." Kata Agnes dengan suara tertahan.
"Kita Cuma temen nggak bisa lebih." Kata Arvad sambil pergi meninggalkan Agnes yang terduduk dan menangis. Perempuan itu benar-benar hancur mendengar pernyataan Arvad yang barusan. Arvad merasa kesal dan berjalan menuju tenda.Ia tak mengerti apa yang dipikirkan oleh temannya itu, sampai dia berani melakukan itu padanya. Kejadian itu membuat Arvad sedikit lupa kalau ia harus bertemu Chesta. Tapi langkahnya terhenti oleh salah seorang temannya yang sedang berkumpul di depan api unggun. Ia menghadangnya dengan wajah senang dan meledek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back To You [END]
Teen FictionTerkadang kau ingin terbang bebas saat dirimu mulai bosan dan lelah dengan keadaan. Tetapi saat kau sudah bebas dari semua hal yang membuatmu terkurung, terkadang kau merindukan itu. apakah rindu membuat sesuatu yang bebas memilih untuk kembali terk...