Terlambat

952 16 0
                                    

Pagi itu Chesta berangkat tanpa bersama Vira, karena dia sudah berangkat lebih awal. Ia menyusuri jalan dengan mempercepat langkahnya. Takut terlambat, berhenti di halte bis yang cukup banyak orang menunggu angkutan umum. Sebagian dari mereka mengenakan seragam tapi lebih banyak yang memakai baju rapi mungkin akan berangkat bekerja. Dan hanya ada beberapa anak sekolah, lama menunggu membuat Chesta sedikit kawatir.

Seorang nenek terlihat turun dari angkot dengan barang bawaan yang cukup banyak. Berdiri di samping Chesta dengan secarik kertas. Terlihat bingung melihat ke kanan dan kiri lalu mendekati Chesta.

"Neng, tahu alamat ini nggak?" tanya nenek itu pelan. Chesta menoleh dan melihat kertas yang di tunjuk nenek tersebut. Ia berdehem mengingat sejenak.

"Oh, tahu nek di seberang sana lalu masih jalan dan masuk ke dalam gang."

"Apa itu jauh?"

"Detailnya saya kurang tahu tapi perumahan ini memang di dalam gang sana nek."

"Baiklah, terimakasih ya neng."

"Iya nek, sama-sama." Balas Chesta tersenyum.

Nenek itu kembali berjalan berusaha menyebrang tapi sepertinya dia kesulitan Chesta melihatnya yang membawa cukup banyak barang dan kesulitan menyebrang ia segera menghampiri nenek tersebut.

"Mari nek." Ajaknya sambil membawakan barang bawaanya dan menyebrang bersama. Nenek itu hanya menurut mengikuti Chesta. Tanpa disadarinya ada beberapa orang melihat mereka menyebrangi jalan menatapran dan sebgian lagi tersenyum.

"Makasih ya neng." Kata nenek tersebut setelah sampai di seberang jalan. Sambil memintabarangnya dari tangan Chesta.

"Biar saya aja nek."

"Nggak usah neng, kamu kan mau sekolah." Chesta baru teringat kalau dirinya sedikit terlambat tadi dan mungkin sekarang sudah terlambat.

"Hem, kalau begitu biar naik ojek aja ya nek." Usulnya merasa kasihan jika nenek itu membawa barangnya sendirian.

"Hem, sebenarnya uang nenek nggak cukup untuk naik ojek." Jawabnya sedikit lesu setelah beberapa saat terdiam.

"Nenek tunggu sebentar ya." Chesta pergi sebentar, dengan heran nenek tersebut menunggu. Lalu yang di tunggu datang dengan seseorang yang mengendarai motor.

"Ayo nek naik."

"Hah, tapi nenek kan sudah bilang kalau uang nenek nggak cukup neng."

"Tenang nek kata abangnya gratis kok." Sahutnya sambil menatap tukang ojek.

"Iya nek, hari ini saya kasih gratis buat langganan nek." Kata tukang ojek itu sedikit bersemangat. Dengan beberapa kebingungannya nenek itu naik dan juga barang bawaanya.

"Bang hati-hati ya bawanya, nenek saya sudah tua. Jangan nyasar juga." Kata Chesta memperingatkan.

"Siap neng."

"Makasih banyak ya neng." Kata nenek itu dengan tersenyum dibalas juga dengan senyum. Lalu tukang ojek mulai menyalakan motornya dan berangkat dengan kecepatan sedang. Chesta melambaikan tanganya hatinya merasa senang sekarang. Karena nenek itu bisa sampai dengan aman. Hingga dia sadar jam sudah menunjukkan pukul 8 segera ia berlari menuju halte bis tapi bis yang ingin ia tumpangi sudah lewat beberapa menit yang lalu begitu juga bis yang lainnya. Terpaksa ia harus menunggu bis berikutnya. Sedikit ada rasa kawatir karena Ia akan sangat terlambat.

Gafi mulai mengendarai dan berhenti di depan Chesta berdiri.

"Eh, Naik." Suruhnya membuat Chesta bingung lalu Gafi membuka helmnya perlahan.

Back To You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang