Chesta kembali ke kelas tanpa membawa Arleta dan mengikuti pelajaran dengan pikiran tak karuan. Ia ingin tahu bagaimana keadaan Arleta, dan juga mengapa mereka bertengkar sehebat itu. Arvad memandang Chesta kawatir dan menyesal karena tak bisa melindunginya walaupun ia tahu sekarang dia buka pacarnya tapi perasaan itu masih ada.
"Ada apa loe sama tuh cewek?" tanya Yoga berbisik, membuat Eno penasaran apa yang di bisikannya. Tapi Arvad justru terlihat cuek tak mau mennaggapi.
"Na, loe lihat nggak tadi Arvad perhatian sama Chesta?" bisik Lisa.
"Hem..nggak tahu." Sahut Ina tak mau berkomentar. Sementara Lisa hanya bisa menduga-duga dalam hatinya.
Pelajaran sejarah yang membosankan telah selesai, guru sudah keluar dari kelas dan beberapa siswa juga sudah beranjak pulang. Chesta masih sibuk merapikan bukunya dan beranjak dari kursinya setelah selesai merapikan buku. Langkahnya terhenti saat tangannya di tarik oleh seseorang.
"Loe pulang bareng gue." Kata Gafi singkat.
"Nggak mau. Lepasin." Chesta menatap Ina seolah memohon bantuan tapi Ina hanya menatap pasrah. Chesta berusaha melepaskan tangannya, peganggan Gafi terlalu kuat untuk dilepaskan. Tiba-tiba seseorang melepaskan cengkeraman Gafi.
"Ngapain sih loe?"Tanya Gafi.
"Loe yang ngapain, mau tangannya patah?" sahut Arvad.
"Lebay loe, gue ada perlu sama dia."
"Udah jangan bikin masalah lagi, cukup Agnes." Kini Yoga ikut berkomentar. Chesta yang merasa sedikit bebas segera melarikan diri bersama Vita dan yang lainnya.
"Arrgg...kabur kan tuh anak." Kata Gafi kesal.
"Mau ngapain loe? PDKT?" Eno mendekat.
"Loe pada pikirannya, gue itu mau introgasi dia kenapa tuh anak baru bisa berantem sama Agnes."
"Makannya ngobrol dong, mana gue tahu." Sahut Arvad lalu pergi.
"Iya, ngobrol terus sambil ngopi ya. Yang ada keburu tuh anak kabur dan sekarang dia udah kabur."
"Udah, masalah Agnes nggak usah dipikirin. Kaya loe nggak tahu aja gimana sifatnya tuh anak."
"Kok loe santai gitu sih ga?"
"Ya abis gimana tuh anak suka di luar batas." Sahut Yoga sambil berlalu.
"Tenang bro gue bakal kerumahnya Agnes buat nengokin." Eno tersenyum.
"Bilang aja loe mau ngapel." Kali ini Gafi yang pergi meninggalkan Eno sendirian di kelas.
Chesta, apa loe baik-baik aja. Kenapa loe begitu dingin dan kenapa loe cuek banget sama gue. Ches, gue kagen sama loe sama Vira. Kapan kita main lagi makan ice cream bareng lagi, makan chesscake lagi oh ya gue hampir lupa. Loe nggak suka keju. Tapi tenang gue nggak lupa sama loe dan nggak akan pernah lupa.
Arvad terus saja memikirkan Chesta sejak mereka putus, ia masih tak percaya dan masih berpikir kalau itu hanya mimpi. Kemarin dan beberapa hari terakhir kakaknya terus menanyakan keadaan Chesta dan Ia hanya bisa menjawab "Baik."
KAMU SEDANG MEMBACA
Back To You [END]
Teen FictionTerkadang kau ingin terbang bebas saat dirimu mulai bosan dan lelah dengan keadaan. Tetapi saat kau sudah bebas dari semua hal yang membuatmu terkurung, terkadang kau merindukan itu. apakah rindu membuat sesuatu yang bebas memilih untuk kembali terk...