Ruang tunggu dipenuhi dengan wajah-wajah tegang. Lisa terus menagis tanpa henti, Rian yang berada di sampingnya hanya bisa mencoba menenangkan. Chesta hanya tertunduk Gafi datang dengan membawa minuman untuk mereka. ia memenyodorkan minuman ke arah Chesta yang masih tertunduk. Chesta hanya mendongak dan meraihnya tanpa berkata apapun. Terlihat air wajahnya yang sembab.
"Vita kok lo ada di sini lo harus dirawat" suara Lisa membuat mereka yang ada di sana menoleh ke sumber suara dan pandangan Lisa. Terlihat Vita berjalan perlahan dengan perban di kepalanya. Chesta menghampiri untuk membantu Vita jalan.
"gue nggak apa-apa kok Cuma kebentur yang parah itu..." kalimatnya dibiarkan menggantung dan melihat ke ruang UGD air matanya keluar dengan sendirinya.
"Ina pasti baik-baik aja Vit." Chesta menenangkan "Mending lo duduk dulu." Ajaknya dan Gafi berdiri untuk memberinya tempat.
Langkah kaki yang memburu terdengar semakin mendekat, membuat beberapa orang di sana melihat ke arah yang sama.
"Maksud lo apa ha?" teriak Yoga yang baru datang bersama Arvad, Ia mencengkeram kerah Rian dengan kuat membuat suasana menjadi sedikit tegang. Rian yang tak mengerti apa-apa terkejut dengan sikap Yoga.
"Gue nggak ngerti maksud lo ga." Rian bingung dengan sikap Yoga yang menyergapnya.
"Alah nggak usah sok nggak tahu, lo itu emang selalu bikin masalah ya. Nggak cukup dengan keluar dari geng kita dan sekarang maksud lo apa dengan bikin Ina sama Eno celaka." Chesta terkejut dengan sikap Yoga yang mengatakan 'geng' itu tandanya mereka dulunya adalah teman.
"Gue nggak pernah punya niat buat keluar dari geng atau bikin geng lo itu kacau dan kejadian ini gue nggak pernah rencanain." Kali ini Rian melepas cengkeraman kuat Yoga. Chesta bingung harus berbuat apa, melihat Arvad yang sepertinya enggan untuk melerai. Arvad melihat Chesta yang duduk dan terlihat baik-baik saja hatinya sedikit tenang karena sebelumnya memang hanya Chesta yang membuatnya kawatir.
"Baru dateng udah bikin rusuh." Celetuk Gafi yang dibalas tatapan tajam Yoga.
"Apa lo sekarang lebih mihak si pecandu ini dibanding temen lo."
"Siapa yang lo bilang pecandu hah?" Kali ini Rian sangat marah. Otak Lisa dipenuhi pertanyaan yang membuatnya bingung kenapa Yoga hanya marah pada Rian, ada masalah apa mereka.
"Ga, udah lo tenang dulu Ina sama Eno pasti nggak kenapa-napa kok." Kali ini Arvad mulai angkat bicara. Sekeras apapun Yoga jika Arvad yang bicara ia akan sedikit melunak meskipun itu hannya sedikit. "Lo harus tahu kejadian sebenernya sebelum lo ngejudge orang ga."
Suara pintu UGD dibuka membuat semuanya mengarahkan pandangan pada ruangan yang dari tadi di tunggunya.
"Bagaimana dok keadaan teman saya?" kali ini Vita tak sabar mendengar kabar sahabatnya.
"Teman kalian baik-baik saja setelah tadi sempat kehabisan darah." Kata dokter tersenyum.
***
Makin lama partnya makin aneh, harap maklum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back To You [END]
Teen FictionTerkadang kau ingin terbang bebas saat dirimu mulai bosan dan lelah dengan keadaan. Tetapi saat kau sudah bebas dari semua hal yang membuatmu terkurung, terkadang kau merindukan itu. apakah rindu membuat sesuatu yang bebas memilih untuk kembali terk...