Chesta masih duduk di bangkunya sambil membaca buku Sherlock holmes yang ia beli beberapa waktu lalu bersama Rian. Tapi ia tak terlalu fokus untuk membaca ia masih memikirkan pernyataan Arleta yang menyukai Arvad. Dan juga Ina yang ternyata juga pacaran dengan Yoga sang ketua geng. Kenapa ketua geng justru mengingkari janji mereka? pertanyaan itu juga muncul di kepala Chesta. Semuanya muncul begitu saja di pikirannya. Tidak seperti biasanya jam kosong di kelasnya membuat beberapa siswa memilih di luar tapi ada yang sibuk sendiri di kelas. Arvad yang sibuk menggambar, Eno sibuk bermain game seperti biasanya, Vita mengobrol dengan Tio, Lisa mendengarkan lagu yang baru ia download semalam, Ina menyandarkan kepalanya di meja dia terlihat sangat kacau. Wajahnya murung berusaha untuk tidur dengan menutup kepalanya dengan buku, Yoga juga terlihat tak bersemangat berkali-kali mengirim pesan pada Ina tapi tak dibalas sama sekali. jangankan untuk dibalas di baca saja tidak. Arleta juga sibuk, sibuk menonton anime melalui ponselnya.
"Buku apaan tuh?" tanya Gafi melihat Chesta menatap buku sedari tadi. Tak ada jawaban hal itu membuat Gafi merebut buku tersebut, Chesta tersadar dari lamunannya. "Oh, Sherlock." Katanya lalu menaruh kembali buku milik Chesta di atas meja. "Nih gue balikin."
"Loe baca apa bengong daritadi halaman itu mulu nggak pindah-pindah." Komentar Gafi.
"Biarin aja, loe main game main aja ngapain ngurusin orang." Sahut Chesta ketus.
"Jangan jutek-jutek ntar gue naksir." Bisik Gafi sedikit lebih dekat membuat Chesta mendorongnya.
"Apaan sih, sana main game aja jangan usil." Sahut Chesta.
"Eh, gue juga pernah baca buku Sherlock sebelum ini." Perkataan Gafi membuat Chesta sedikit tertarik.
"Loe suka cerita detektif?" tanya Chesta sedikit ramah.
"hahaha ekspresi loe berubah Cuma karena gue bahas buku." Tawa Gafi. Chesta mengerucutkan bibirnya kesal. "Gue pinjem ya yang ini, belum baca."
"Nanti gantian, udah mau dipinjem."
"Sama siapa? Pokoknya gue duluan." Gafi mulai ngotot.
"Chesta." Panggil seseorang yang muncul dari pintu membuat orang yang ada di dalam kelas menatapnya, ia hanya tersenyum dan menghampiri Chesta. Arvad memandang kesal begitu juga dengan Gafi. Dan baru menyadari kalau sepertinya orang yang akan meminjam buku itu adalah Rian.
Ina berlari mendekati Rian dan menarik Rian keluar dari kelas. Chesta sedikit bingung dengan apa yang dilakukan Ina begitu juga dengan Yoga ia merasa cemburu.
"Kenapa Na?" tanya Rian bingung.
"Ada yang mau gue omongin, keluar dulu yuk." Kata Ina berbisik dan pergi meninggalkan kelas bersama Rian. Vita menghentikan obrolannya dengan Tio, Arleta juga menghentikan kegiatannya. Chesta menengok ke belakang melihat Yoga yang terlihat marah. Ia menggebrak meja dan pergi keluar kelas. Eno yang asyik bermain game menjadi takut saat melihat Yoga marah, karena apapun bisa dilakukan saat Yoga marah. Walaupun Eno tak tahu apa penyebab Yoga semarah itu. Ia mencoba bertanya pada Arvad tapi tak ada jawabannya. Sementara Gafi terlihat tak perduli dan malah memperhatikan Chesta. Pikiran Chesta semakin rumit, dan tak tahu apa yang terjadi di luar sana tapi ia yakin Ina bisa mengatasinya.
"Kenapa loe?" tanya Gafi. Tak ada jawaban pikiran Chesta masih tentang Ina. "Cemburu?" tanya Gafi lagi.
"Heh, enggak." Kali ini di jawab cukup cepat.
"Dia kan yang deket sama loe, yang mau minjem buku loe." Chesta hanya mengangguk. "Kalau bukan cemburu apa namanya, muka loe keliatan bingung."
Perkataan Gafi sedikit terdengar oleh Arvad, apa benar Chesta cemburu kalau Rian dekat dengan orang lain. Kalau iya berarti Chesta memang menyukai Rian dan orang yang membuat Chesta memutuskannya itu adalah Rian. Tapi kali ini Arvad mencoba untuk tak perduli meskipun hatinya sulit untuk masa bodoh dengan apa yang Chesta lakukan dan rasakan. Yang terpenting Chesta baik-baik saja.
"Ches, kok Ina sama Rian?" Tanya Vita yang sudah pindah duduk di belakangnya.
"Gue juga nggak tahu." Jawab Chesta.
"Bukannya tadi Rian manggil loe ya?" tanya Lisa.
"Iya tadi dia sms gue buat bawain buku ini tapi sekarang dia pergi sama Ina."
"Dasar cewek. Sini bukunya gue pinjem aja." kata Gafi sambil mengambil buku itu dan pergi entah kemana. Chesta yang tak bisa menghentikannya hanya bisa duduk dengan pasrah. Lisa kembali mendengarkan lagu dan Vita kembali mengobrol dengan Tio walaupun pikiran mereka masih memikirkan sikap Ina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back To You [END]
Teen FictionTerkadang kau ingin terbang bebas saat dirimu mulai bosan dan lelah dengan keadaan. Tetapi saat kau sudah bebas dari semua hal yang membuatmu terkurung, terkadang kau merindukan itu. apakah rindu membuat sesuatu yang bebas memilih untuk kembali terk...