Hari ini adalah hari penentuan untuk mereka, sebagian senang karena yakin mereka akan dikeluarkan dari sekolah tapi sebagian lagi tertunduk lesu. Chesta masih memikirkan tentang semua yang ia ketahui dan juga ancaman Kay semalam. Ia bingung harus mengatakan sejujurnya pada guru BP atau tidak. Semalam Chesta berniat menemui Arvad untuk mengatakan siapa pelakunya tapi saat di jalan ia justru bertemu dengan sang pelaku. Ia sangat takut dengannya karena kejadian waktu itu dan juga ia telah mengancam Chesta.
Arleta dan Ina juga kawatir terhadap mereka tapi, Chesta ia memikirkan ancaman itu dan juga mereka ia kini berada dalam kebimbangan. Ia masih duduk di tempatnya Gafi beranjak pergi dari kursinya, ia terlihat cuek tapi Chesta merasa Gafi tak menunjukkan kekesalannya. Berbeda dengan Eno yang semenjak datang uring-uringan.
"Gaf, kalian udah nemuin pelakunya?" tanya Chesta saat Gafi sudah berjalan tiga langkah. Yang ditanya hanya tersenyum dan beranjak pergi. Chesta sekilas melihat Arvad dia masih sama raut wajah yang tak pernah berubah. Seperti tak terjadi sesuatu, sebenarnya ia ingin bertanya tapi terlalu banyak orang disana. Ia bahkan berpikir untuk mengatakan siapa pelakunya tapi ia urungkan.
Beberapa menit telah berlalu Chesta masih duduk di tempatnya ia tak berselera untuk makan. Ina juga sepertinya tak mau ikut ke kantin dan memilih untuk di kelas saja.
"Ah, gue nggak selera makan kalau kaya gini. Gimana kalau Yoga di keluarin dari sekolah." Gerutu Ina sedih. Chesta hanya membalikan posisi duduknya agar bisa berhadapan dengan Ina. "Ches, mungkin Yoga kaya dia bisa milih sekolah dimanapun termasuk luar negeri tapi gimana gue, gimana gue bisa jauh dari dia." Chesta tak menanggapi hanya menghembuskan nafas berat. Ia memikirkan tentang ancaman Kay dan juga konsekuensi dari kejadian ini jika dia jujur mengenai pelakunya.
"Ches, loe kenapa?" tanya Ina bingung melihat raut wajah Chesta. Yang ditanya hanya menggeleng.
"Gila Yoga beneran gila." Suara Vita tiba-tiba muncul dari balik pintu dan langkah kakinya yang mendekati Chesta dan Ina.
"Kenapa?" tanya Ina penasaran.
"Dia dan geng nya semalem berusaha buat ngilangin bukti, mereka mau ngancurin cctv." Jelas Lisa membuat Ina dan Chesta syok. Ina semakin lesu sementara Chesta memilih diam. Arleta dari tadi ia tak melihatnya mungkin ikut menguping di depan ruang BP atau pergi menghindari gosip itu.
Selain Kay yang mengirim pesan untuk nya ada orang lain yang juga mengancamnya untuk tak membocorkan siapa pelakunya. Yang tak habis pikir orang itu adalah Agnes, sebenarnya apa hubungan antara Agnes dan Kay. Kemarin saat Chesta hendak keluar dari toilet Agnes sudah menunggunya di pintu keluar dan menyeretnya masuk lagi ke toilet. Ia mengancam untuk tak memberitahukan apa yang Chesta lihat dan menyuruhnya bungkam. Bukankah Agnes sangat menyukai Arvad dan berteman juga dengan Yoga tapi kenapa tak mengatakan yang sebenarnya jika bukan mereka pelakunya.
"Guys, menurut kalian kejujuran itu penting nggak sih?" tanya Chesta tiba-tiba.
"Ya, penting lah Ches. Kenapa loe tiba-tiba nanya gituan?" Vita bingung.
"Apa maksud loe harusnya mereka jujur aja gitu?" kali ini Lisa yang bingung.
"Terus kalau kalian jujur untuk menyelesaikan satu masalah tapi kalian justru dapet masalah yang lain gimana?" Chesta masih bertanya, kali ini Ina mengangkat wajahnya heran.
"Hem, gimanapun ya kejujuran itu penting." Vita sedikit berpikir "Setiap ucapan kan ada konsekuensinya, termasuk kejujuran." Chesta tersenyum.
"Kalian masih tetap jadi sahabat gue kan?"
"Loe ngomong apaan sih Ches, ya iyalah kita sahabat." Vita semakin tak mengerti. Ina mencoba mencerna perkataan Chesta.
"Oke, makasih ya guys." Kata Chesta lalu berlari keluar kelas dan membuat yang lainnya memandang bingung. Lisa memandang ke arah Vita yang tak mengerti maksud Chesta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back To You [END]
Teen FictionTerkadang kau ingin terbang bebas saat dirimu mulai bosan dan lelah dengan keadaan. Tetapi saat kau sudah bebas dari semua hal yang membuatmu terkurung, terkadang kau merindukan itu. apakah rindu membuat sesuatu yang bebas memilih untuk kembali terk...