Bunga

972 26 0
                                    

Pagi itu kegiatan sudah dimulai dengan olah raga, lalu menyiapkan bahan makanan untuk sarapan setelah itu baru observasi dimulai. Pandangan Arvad tak pernah lepas ia terus memandang ke arah Chesta membuat Gafi sedikit curiga begitu juga dengan Agnes. Ia terus berusaha mendekati Arvad, meskipun sudah di tolak berkali-kali tetap saja tak pernah menyerah. Satu persatu kegiatan berjalan dengan lancar sampai pada pembagian kelompok untuk observasi. Dalam hal ini guru tak mau mengambil bagian untuk memutuskan kelompok dilalukakan oleh siswa. Tapi dengan aturan tidak boleh dengan kelas lain. Hal ini yang semula Arvad senang ingin satu kelompok dengan Chesta berubah menjadi kecewa.

My Hidding

Udah baikkan?

Arvad membaca pesan dari Chesta lalu segera membalas nya hanya dengan emoticon jempol.

"Ches, kita harus fokus nih supaya cepet kelar." Kata Vita mengingatkan. Hal itu membuat Chesta harus menaruh ponselnya. Setelah semua paham dengan instruksi yang diberikan guru mereka berpencar sesuai kelompok masing-masing.

Chesta, Ina, Vita dan Lisa pergi bersama-sama mencari tanaman yang di tugaskan dan tanaman lain yang sesuai dengan jenisnya. Ina dan Chesta saling bekerja sama mencari ke arah selatan sedangkan Vita dan Lisa ke arah utara. Ina berkali-kali menemukan jenis tanaman yang salah membuat Chesta sedikit kesal. Hingga akhirnya Ina memutuskan untuk mencari sendiri-sendiri.

"Na jangan mencar nanti malah tersesat." Kata Chesta melarang.

"Kalau Cuma sekitar sini mana mungkin bisa ketemu apalagi yang lain juga pada mencar. Kita tuh mesti bagi tugas." Kata Ina sedikit tegas. Dengan sikap Ina yang seperti itu Chesta tak berani membantah, ia hanya bisa menuruti kemauan temannya itu. Ina pergi begitu saja tanpa persetujuan Chesta yang masih diam.

"Ches, Chesta." Panggil seseorang membuat Chesta kesal.

"Apaan sih berisik." Bentaknya.

"Santai dong gue mau nanya. Kalau tanaman ini jenis apa?" tanya Arvad.

"Itukan bunga." Katanya ketus.

"Nih, buat lo." Kata Arvad menyodorkan bunga tersebut.

"Bawel, sana ah gue lagi sibuk." Kata Chesta masih fokus mencari tanaman. Arvad hanya meletakkannya di tanah dan pergi. Chesta menoleh dan merasa sedikit bersalah, suasana hatinya sedang buruk sekarang. Setelah menemukan beberapa tanaman dan mencatatnya mereka berempat berkumpul dan saling mencocokkan tanaman mana yang sudah dicatat dan belm dicatat.

"Ches, itu kenapa lo bawa bunga?" tanya Lisa penasaran melihat bunga di dekat Chesta duduk.

"Oh, ini tadi bagus jadi petik aja." Jawab Chesta sekenanya.

"Hei, gimana kalian udah selesai semua?" tanya Rian yang tiba-tiba muncul. Membuat mereka sedikit terkejut.

"Oh, udah nih tinggal di kumpulin aja." Jawab Ina.

"Apa kalian lapar?" tanya Riyan. Dan semua mengangguk karena pencarian tanaman membuat perut mereka lapar. Rian mengeluarkan beberapa makanan dari kantong plastik yang dibawanya.

"Wah, enak nih." Seru Lisa. Vita segera menyikut tangan Lisa seolah hal itu tak sopan.

"Ini buat kalian, ayo makan." Kata Rian membuat mereka semua berebut mengambil makanan. Sosis goreng, otak-otak, nugget, pangsit dan bakso goreng makanan kecil sebelum makan nasi cukup mengganjal perut.

"Lo nggak ikut makan?" tanya Chesta.

"Gue udah tadi." Sahutnya. "Ches, nanti kalau udah kenyang bantuin gue ya?" lanjutnya. Chesta sedikit berpikir.

"Oh, jadi ini sogokan?" katanya menyadari kemauan Rian.

"Sogokan yang enak." Sahut Lisa sambil mengunyah.

"Harusnya lo ngomong pas kita udah selesai makan, kalau kaya gini kan kita keliatan gampang disogok." Ina menambahkan sambil mengambil lagi sosis goreng. Rian tersenyum, karena mereka seolah tak mau disogok tapi tetap memakannya.

"Ini bukan sogokan tapi sebenarnya gue Cuma basa basi." Katanya dengan tersenyum.

"Basa basi yang enak." Lagi-lagi Lisa menimpali.

"Emang bantuin apa?" tanya Chesta.

"Makan dulu lah. Nanti kalau udah baru temuin gue di dekat sungai." Suruh Rian. Ia pergi dengan santai sementara Chesta dan yang lainnya melanjutkan makan. Ina mengusulkan untuk mengumpulkan tugasnya segera jadi ia pergi lebih dulu ke tempat bu guru. Chesta mencari Riyan di dekat sungai dan sedang mencari sesuatu.

"Hei, yang lain mana?" tanya Rian melihat Chesta hanya datang sendirian, walaupun sebenarnya memang itu yang dia inginkan.

"Mereka suka basa basinya tapi nggak suka bantuinnya." Jawab Chesta sewot.

"Haha...jadi lo nggak suka basa basi tapi suka bantuin?" tanya Rian tertawa.

"Eh gue nggak suka dua-duanya." Kata Chesta tersenyum

"terus?" tanya Rian heran.

"Ah, udahlah bantuin apaan nih?" tanya Chesta tak mau membahas.

"Oh, ini gue di kasih tugas buat nyari tanaman jenis ini." Rian menunjuk beberapa daftar tanaman di kertasnya. Chesta mengangguk mengerti lalu melanjutkan mencari. Banyak tanaman di hutan ini jenisnya juga beragam. Beberapa dapat mereka temukan dengan mudah tapi sisanya tak semudah yang di harapkan. Setelah selesai mereka duduk di tepi sungai sambil membersihkan kaki yang kotor karena terkena lumpur di beberapa bagian hutan. Sambil beristirahat mereka bercanda Chesta tertawa mendengar cerita Riyan membuat Rian tersenyum melihat Chesta tertawa.

Kenapa hati gue seneng ya ngelihat loe tertawa?

Gumamnya sambil melihat Chesta dengan tersenyum tanpa berkedip. Hal itu membuat Chesta heran dan memercikkan air sungai ke wajah Rian.

"Hei, muka gue jadi basah." Seru Rian terkejut. Dan membalas percikan ke wajah Chesta.

"Haha...lagian lo malah bengong." Akhirnya merekasaling membalas dan bermain air. Arvad yang melihat itu merasa sangat kesal danpergi dari tempat itu dengan wajah marah. Gafi melihat raut wajah Arvad yangberubah seperti itu merasa penasaran. Akhir-akhir ini ia terus memperhatikanperubahan sikap Arvad yang mulai berubah.

Back To You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang