Mulai Bercanda

686 12 0
                                    

Arvad masih sendiri menggambar di mejanya, ia menggambar wajah seseorang yang sekarang berambut pendek. Namun gambar itu segera ia taruh ke tasnya saat merasa ada langkah kaki mendekat.

"Oh, lo ada di kelas sendirian? Mana yang lain?" tanya Arleta yang melihat Arvad sendirian.

"Kalau yang lo maksud yang lain itu Gafi mungkin dia lagi pacaran sama cewek itu, Yoga mungkin lagi berusaha buat balikan lagi, kalau Eno gue rasa dia punya temen baru." Kata Arvad melirik ke jendela terlihat Eno sedang Asyik ngobrol dengan ketua osis dan gengnya. Arleta duduk di samping Arvad.

"Lo gambar lagi?" tanya Arleta. hanya di balas anggukan.

"Kenapa lo nggak ikut lomba atau beasiswa gitu siapa tahu lo bisa sekolah khusus." Arvad menoleh sedikit.

"Eh, lo mau?" Arleta menawari makanan pada Arvad yang melihatnya.

"Nggak." Kata Arvad datar. Arleta hanya mengangguk, dalam hatinya terus merutuk kesal kenapa sulit seklai untuk mencari bahan pembicaraan dengan orang ini. Arvad melihat keluar terlihat Gafi dan Chesta sedang bercanda.

"Apa lo abis dengan porsi makanan sebanyak itu?"

"Hem, gue laper. Tadinya sebenarnya buat Gafi dan Chesta tapi nggak tahu mereka kemana jadi gue makan aja." Arvad hanya tersenyum jahil.

"Sini bagi." Katanya sambil menarik makanan dari hadapan Arleta. Arleta hanya bengong dan tersadar lalu dengan mulut masih mengunyah.

"Lo bilang tadi nggak mau, sini balikin gue laper."

"Pelit banget sih, gue belum makan juga nih."

"Gue belum makan dari kemarin."

"Gue dari seminggu."

"Gue udah sebulan."

"Gue dari setahun."

"Gue dari SMP."

"Gue dari kelas dua SD." Arleta sedikit tercengang, sementara Arvad sudah makan beberapa makanan.

"Apa-apan itu, lo belum makan dari SD udah mati sekarang bego."

"Ah, lo juga seminggu nggak makan aja udah nggak bisa jalan."

"Dasar maling." Padahal Arleta tak tahu kapan Arvad pernah maling,

"Dasar tukang makan." Arvad sebenarnya juga tak tahu kalau Arleta doyan makan. Gafi dan Chesta datang begitu mendengar ribut-ribut. Mereka bingung padahal di kelas hanya ada mereka berdua dan tak biasanya mereka seribut ini.

"Eh, itu kan makanan gue." Seru Gafi melihat Arleta makan.

"Bodo, gue laper." Kata Arleta ketus.

"Resek banget sih, Ches kenapa lo bisa punya temen yang nyebelin kaya dia." Gafi mulai mengadu.

"Gue yang harusnya nanya kenapa Chesta mau sama cowok kaya lo." Kali ini Arleta yang mengadu. Arvad sedikit kaget mendengar ucapan Arleta, apa itu artinya mereka sudah jadian.

"Udah-udah kalian malah ribut sih." Pertengkaran dapat dilerai karena Chesta, Arvad berubah jadi diam saat ada Chesta. Bukan hanya Chesta yang merasakannya tapi Arleta dan Gafi juga merasakan itu.

Kalau kalian udah baca sampai sini berarti kalian strong. hehehe

Back To You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang