Rava menatap Rome, Vigo, Raka, Dean, dan Alvin yang berjabat tangan dan berpelukan satu-persatu dengan Carla, lantas saling menanyakan kabar masing-masing. Mereka tersenyum lebar satu sama lain, lupa bahwa beberapa menit yang lalu wajah mereka berempat sempat terbelalak tak percaya dengan kedatangan Carla yang tiba-tiba. Sementara itu, Sherlyn dan Kinta hanya ikut bangkit dari duduk mereka, masih bingung dengan gadis cantik yang baru datang itu.
Tatapan Rome beralih ke ketiga gadis yang hanya diam menatap mereka yang saling melepas rindu. "Ah, aku mau kenalin kamu ke temen-temen aku yang lain. Sini." Rome menggandeng tangan Carla, mengajaknya agar mendekat ke arah Sherlyn, Kinta, dan Rava yang kini juga sudah bangkit dari duduknya. "Ini Sherlyn, pacarnya Vigo."
Carla terlihat takjub. Ia menatap Vigo dengan pandangan 'ini-serius-gak-sih?' sebelum berjabat tangan dengan Sherlyn yang tersenyum ramah kepadanya. "Halo, gue Carla, sahabat lamanya Rome, sampe sekarang, hehe." Carla memeluk Sherlyn sekilas, yang dibalas oleh gadis manis itu.
"Oh, bestie? Wah, ternyata Rome bisa deket sama cewek juga, hahaha. Gue Sherlyn, salam kenal," balas Sherlyn. Carla tertawa renyah. Ia tahu Rome memang hampir tidak pernah dekat dengan banyak wanita, hanya sebatas berteman biasa.
Rome hanya tersenyum malu-malu, lalu beralih ke Kinta. "Yang ini Kinta, soulmate-nya Sherlyn dari kelas 10."
"Halo, gue Carla."
"Gue Kinta. Salam kenal." Mereka juga berpelukan sekilas, saling melempar senyuman satu sama lain.
"Dan yang ini...." Rome beralih ke Rava. "Dia anak baru di kelas aku, temen aku juga. Namanya Rava."
Pandangan Carla beralih ke Rava, kemudian gadis itu tersenyum manis sembari mengulurkan tangannya. "Halo, gue Carla."
Rava yang sempat bengong segera mengembalikan kesadarannya. Ia menjabat tangan Carla dengan ragu. "Rava."
Carla tetap tersenyum, kemudian memeluk Rava sekilas. "Temen ceweknya Rome cantik-cantik semua, gue jadi minder deh, hahaha," tawanya. Rava hanya tersenyum tipis mendengar basa-basi itu.
"Semua cewek itu cantik, La. Nah, sekarang kan udah pada kenal, jadi ayo kita ngobrol-ngobrol lagi. La, kamu pesen makan aja dulu," tukas Rome sembari duduk di tempatnya. Carla duduk di sebelahnya, kemudian mengangguk.
Sore pun dihabiskan oleh kesembilan remaja itu dengan mengobrol ringan dan bercanda-ria, membicarakan apa saja yang terlintas di otak mereka. Namun tidak dengan Rava. Gadis itu hanya diam atau paling tidak, ikut tersenyum dan tertawa walaupun kesannya dipaksakan. Sesekali, Rava mencuri-curi pandang ke arah Rome dan Carla. Mereka berdua benar-benar terlihat seperti sepasang kekasih, walaupun mengakunya hanya sebatas 'sahabat'. Bahkan beberapa kali terlihat Rome menggenggam tangan Carla, atau mencubiti pipinya, atau mengusap kepalanya.
"Oh iya, Guys, karena dinas bokap gue di Bogor udah kelar, jadi gue bakal tinggal lagi di Jakarta. Dan kabar baiknya ... gue bakal pindah sekolah ke Olympus, bareng kalian!" Tiba-tiba saja, Carla memberikan kabar itu sembari bersorak senang. Vigo, Raka, Dean, Alvin, Sherlyn, dan Kinta nampak terkejut, lantas ikut bersorak. Rome yang sudah tahu duluan hanya tersenyum-senyum melihat keakraban sahabat-sahabatnya.
Mendengar hal itu membuat Rava membeku. Ia mengalihkan wajahnya. Ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. 'Jadi ... Carla bakal satu sekolah sama kita semua? Dan itu berarti....'
Bahkan Rava tidak berani menyimpulkannya walaupun dalam hati. Entah mengapa ia menjadi seperti ini.
***
Pukul 18.35.
"Guys, udah malem nih. Balik, yok!" ajak Raka setelah ia menatap jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breathe
Teen Fiction[Trigger warning! Efek yang kalian rasakan setelah membaca cerita ini di luar tanggung jawab dan kuasa penulis.] We all here have our own struggles. Hal tersebut adalah sesuatu yang pasti dalam hidup, yang tidak dapat ditentang lagi. Itu pula yang d...