"Dalam rangka ulang tahun sekolah kita tercinta, Olympus High School, maka dengan ini, sekolah akan mengadakan acara yang sedikit berbeda dibanding acara-acara tahun sebelumnya yang biasanya hanya akan mengadakan lomba dan pentas seni. Tahun ini, Olympus High School akan mengadakan acara 'Prom Night Party' yang rencananya akan diselenggarakan di ball room Golden Hotel pada tanggal 1 November pukul 19.00 WIB sampai dengan selesai. Acara ini akan dihadiri oleh seluruh siswa dan siswi Olympus High School, guru-guru, dan beberapa alumni yang turut diundang."
Murid-murid kelas XII IPS 1 saling membisikkan kata-kata kekaguman. Wajah mereka terlihat sangat antusias ketika Bu Arina menyampaikan pengumuman tersebut.
"Prom Night, Bro! Akhirnya sekolah kita ngadain acara kayak gini juga," ucap Raka antusias, berbisik di telinga Rome yang duduk di hadapannya. Rome hanya membalasnya dengan anggukan dan senyuman.
"Untuk dress code-nya, kalian diwajibkan mengenakan pakaian formal, warna bebas. Laki-laki mengenakan setelan jas atau tuxedo, yang perempuan mengenakan dress atau gaun pesta. Aturlah diri kalian setampan dan secantik mungkin! Paham?" Bu Arina menatap murid-murid didiknya satu-persatu.
"Paham, Bu!" jawab mereka serempak.
Bu Arina mengangguk puas. "Prom Night akan diadakan sekitar seminggu lagi. Kalian bersiaplah dari sekarang! Akan ada penghargaan bagi pasangan yang paling kompak, cocok, dan romantis saat Couple Competition nanti. Pasangan yang menang akan mendapat gelar sebagai Prom King dan Queen. Tidak ada junior atau senior dalam kompetisi ini. Seluruh murid dari kelas 10 sampai 12, berhak unjuk gigi dalam acara ini! Ini kesempatan kalian untuk bisa lebih mengekspresikan diri kalian lagi. Saya tutup sampai di sini dulu, selamat siang!"
"Siang, Bu!" jawab murid-murid. Setelah Bu Arina pergi dari kelas, murid-murid itu langsung rusuh membicarakan Prom Night.
"Ah! Kenapa harus ada penghargaan couple sih? Jomblo kayak gue bisa apa? Masa gue pasangan sama lampu ball room?!" Raka berseru-seru, mengasihani dirinya sendiri.
"Makanya pacaran! Gih, cari cewek. Lumayan, masih ada waktu seminggu," celetuk Vigo.
Raka mendelik jutek ke sahabatnya itu. "Gak usah ngomong macem-macem lu, Setan! Dikira nyari pacar kek nyari tukang gorengan apa. Lagian gila kali gue nyari cewek cuma buat dapet penghargaan couple di Prom Night nanti. Iya kalo dapet penghargaannya, kalo nggak? Sia-sia, sakit iya," gerutu Raka. Vigo hanya tertawa menanggapi gerutuan sahabatnya itu. "Tapi nanti gue bakal cari partner, deh. Gak harus pacar, 'kan? Hehe."
"Boleh, boleh. Yang penting lo sama cewek, jangan sama cowok. Nanti orang-orang bingung," celetuk Rome tiba-tiba, yang disusul oleh gelak tawa Vigo dan murid lainnya yang mendengar itu. Alhasil, murid-murid lainnya di kelas XII IPS 1 pun ikut-ikutan mengolok-olok Raka yang masam-masam sendiri.
Raka yang diolok-olok seperti itu akibat kata-kata nistanya Rome akhirnya meneriakinya dan menimpukinya dengan apa pun yang ada di dekatnya, "SIALAN LO, ROMEDAN!"
***
Pulang sekolah....
Rava membaca pesan yang baru masuk di ponselnya. Dari Rome.
Rome: Gue tunggu di parkiran. Cepet, ya!
Rava mendengus pelan. Ia hampir lupa kalau hari ini ia ada janji dengan lelaki itu. Rava pun segera melangkahkan kakinya menuju tempat parkir sekolah setelah barang-barangnya sudah masuk semua ke dalam tas.
***
Di tempat parkir....
"Aku mau ke Turner Café sore ini sama Rava. Aku udah janjian sama dia soalnya. Nah! Itu dia! Va, sini!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Breathe
Teen Fiction[Trigger warning! Efek yang kalian rasakan setelah membaca cerita ini di luar tanggung jawab dan kuasa penulis.] We all here have our own struggles. Hal tersebut adalah sesuatu yang pasti dalam hidup, yang tidak dapat ditentang lagi. Itu pula yang d...