XELLECIA
Aku terbangun dari tidur nyenyakku di siang hari. Aku merasakan ada sesuatu membelit pinggangku, aku menengok dan melihat Jonathan Blue sedang tidur bersamaku! Apa ini? Kenapa dia dikamarku? Ah tidak, aku ada dikamarnya!
"Nath, bangunlah tolong! Kau berat!" Aku berusaha membangunkannya dengan mendorongnya. Badannya yang tegap dan bidang membuatku susah melakukannya.
"Hmm? Cia? Oh sudah bangun?" Ujarnya dengan suara serak. Oh dia sangat tampan dengan rambut yang acak acakan itu.
"Blue lepaskan tanganmu, aku tidak bisa bangun" Aku kesal.
"Bagaimana jika aku tidak mau?" Dia tersenyum kecil.
"Dan kau harus mau!" Tukasku.
"Dan aku tidak mau honey" Dia tertawa.
Aku menatapnya dengan tatapan tajam namun dengan secepat kilat dia menciumku tepat dibibir. Aku terkejut dan mendorongnya.
"Are you a good kisser?" Ejekku.
"Oh Yes I'm!" Angguknya dengan semangat.
"Huh pantas" Aku membuang muka.
"Pantas kenapa?" Tanyanya bingung.
"Bad boy!" Tukasku.
Dan anehnya dia malah tertawa cekikikan karena aku mengejeknya. aku memutar mataku dan melihat jam dan menunjukkan pukul 20:00. Berapa lama aku tertidur?
"Blue, aku ingin ke kamar mandi!" Aku kesal karena dia tidak kunjung melepaskan pelukannya aku mencubitnya dan sukses membuat dia bangun.
"Cia! Ini sakit!" Dia mengelus tangannya yang kucubit.
"Rasakan itu!" Aku bangun dan mengikat rambut cokelatku. Saat aku melangkah entah kenapa selangkanganku terasa sakit.
"Ah!" Ujarku kesakitan sambil memegang bagian bawah perutku.
"Kau kenapa?"
"Ah engga kok" Aku bangun dan tetap bergaya stay cool agar dia tidak tau apa yang sebenarnya kurasakan. Tapi tiba tiba sebuah tangan besar menggendongku dan membawaku kebawah.
"Blue! Lepaskan aku!" Aku memukul dadanya dan berontak.
"Bisakah kau tenang? Aku sedang menuruni tangga lho" Ujarnya sambil tersenyum miring.
Uhh menyebalkan. Aku bahkan belum mandi seharian. Dia menurunkan ku disofa putih panjang dan mewah.
"Terimakasih, aku mau mandi sebentar" Aku berdiri dan memasuki kamar mandi bawah.
"Kau yakin mau mandi disitu?"
"Tentu saja" Aku menutup pintu dan segera mandi.
32 menit aku didalam kamar mandi, aku membersihkan badanku dan mencari handuk. Ah sial aku lupa membawa handuk. Aku melihat keluar dan Nathan masih duduk di sofa sambil meminum susu putih dan membaca sejumlah dokumen.
Aku menghela nafas dan berpikir sejenak. Tidak mungkin bukan kalau aku keluar melewatinya begitu saja?
"Emm.. blue" Ujarku lembut.
"Ya, ada apa?" Dia fokus menatap kertas di tangannya.
"Bisa tolong ambilkan aku handuk?"
"Kenapa harus aku? Kau memerintahku?" Dia senyum ledek.
"Blue! Aku serius.." Aku terpaksa melakukan ini.
"Haha oke baiklah akan kuambilkan" Dia beranjak dan mengambil handuk putih.
"Akan kuberikan asal kau memanggilku dengan nada lembut" Dia menggodaku? Ah shit!
"Blue! Aku serius! Aku dalam keadaan basah dan disini dingin!"
"Aku juga serius kok" Dia tertawa.
Aku tidak punya pilihan lain. Akhirnya aku pasrah dan memanggilnya.
"Blue.. ayolah.." Aku menggunakan nada selembut mungkin untuk membuatnya mengaburkan pandangannya.
"Oh shit! Cute voice! I love your cute voice" Godanya.
"More! I want more!" Dia menginginkannya lagi? Ah shit! Mengapa aku sebodoh itu!
"Sudah kan? Cepatlah!!" Aku teriak. Saat dia tertegun aku mencoba mengambil handuk ditangannya itu. Saat aku melangkah kaki ku tersandung ganjalan pintu dan jatuh tepat dibawah kakinya.
Aku kaget dan segera menutup badanku dengan tanganku. Dia malah menatapku dengan lekat.
"Hentikan menatapku seperti itu!" Aku merebut handuk itu dan memakainya dengan posisi duduk dilantai. Dengan susah aku melipatkannya ke bagian bawahku.
"Ohh jadi itu badan mulusmu? Tak kusangka aku akan menikah dengan wanita virgin" Dia membuang mukanya. Apa? Dia kira aku sudah-- Aku memang virgin tetapi karena dia mengambil harta karun terbesarku semuanya hancur berantakan.
"Shut up your sweet mouth please" Ujarku kesal. Aku segera bangkit dan pergi ke kamar dan menguncinya agar dia tidak mengintip ketika aku memakai baju. Kejadian tadi sudah membekas diotakku. Aku tidak bisa berpikir jernih lagi.
24 menit aku dikamar dan ada suara ketukan di pintuku. Saat aku membukanya kulihat Jonathan berpakaian rapi dengan balutan jas hitam dan wangi parfum gold mewah. Ah sungguh tampan.
"Ada apa?" Jawabku singkat.
"Aku ingin kerja sebentar untuk mengurusi sesuatu, nanti akan ada adikku datang kesini. Oh iya jangan keluar dari rumah ini. Di luar ada bodguard dan supir pribadi. Jika kau mau kemana mana mintalah pada mereka" Ucapnya panjang lebar.
"Oke" jawabku.
"Ohh ini dia aku lupa memberimu semalam" Dia memberiku kotak merah dengan balutan pita merah muda diatasnya.
"Baiklah itu saja" Dia mencium keningku dan berkata.
"See you babe" Dia senyum dan langsung keluar.
Aku kaget, aku penasaran dengan isi kotak ini dan betapa terkejutnya aku saat melihat merek handphone baru! Blue. Merek handphone-nya. Ahh bukan.. Ini namanya hanya dituliskan disini. Ah begitu rupanya.
Didalamnya sudah ada nomor Nathan. Ahh aku tidak bisa membayangkan pria ini ada didekatku sekarang. Tapi-- entah kenapa aku juga merasa risih didekatnya. Aku merebahkan diriku dikasur dan berharap hari ini cepat berlalu.
"Thank you" Aku tertawa dan terlelap dengan candaan yang terjadi pada hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY POSSESIVE CEO
Romance#DON'T COPY MY WORK!!! Bagaimana rasanya jika sudah terlanjur cinta tapi disakiti? Ya itulah yang dirasakan Jonathan blue. Dia sudah berjanji untuk tidak mencintai lagi dan berharap hatinya tak terpikat untuk orang lain. Tapi bagaimana jadinya kal...