XELLECIA
Ada apa dengan orang ini? Sudah jelas dia tidak mencintaiku tapi malah menjagaku layaknya Gentleman.
"Oh" jawabku singkat. Di depan kami sudah ada limosin berwarna putih mewah dan Jonathan membawaku kedalamnya. Didalam sangat sejuk. Bahkan ada tempat untuk berselonjoran.
"Kita mau ke restoran mana?" Ucapku bingung.
"Casa perbellini" Ucapnya santai sambil menatapku. Rasanya aku ingin pingsan oleh tatapannya itu. "Bukankah itu resto paling ter--" Ucapanku terpotong karena dia telah menjawabnya dahulu.
"Termewah dan termahal? Ya aku tau" Ucapnya sambil tersenyum miring. Sombong banget. Batinku.
Tak lama kami berbincang akhirnya kami sampai di Restoran Casa perbellini. Restoran itu sangat megah. Layaknya hanya restoran khusus kalangan menengah keatas. Jonathan merangkul pinggangku dan membawaku kedalam.
Didalam tidak banyak meja dan kursi. Hanya ada beberapa namun sangatlah mewah. Akhirnya Jonathan membawaku ke meja yang sudah ada nama J and X. Ternyata dia sudah mempersiapkan semua ini.
Dia menarik kursiku dan menatapku dengan senyuman miringnya. Aku hanya cekikikan. Aku duduk dan dia duduk dihadapanku.
"Mau pesan apa?" Tanyanya.
"Umm.. aku mau spagetti saja" Ucapku. Dia terkejut dan memberiku daftar menunya. "Kamu yakin akan membeli spagetti sayangku?" Tanyanya sambil ketawa kecil. Aku melihat seluruh menunya. Dan benar saja harganya sangat mahal.
"Yasudah ganti deh jangan spagetti, aku mau pe--"
Tiba tiba Jonathan memanggil pelayan dan menyebutkan makanannya.
" La Madeleine au Truffle dan Flawless Christmas Cocktail" Ucapnya sambil menutup daftar menunya. Pelayan pria itu mengangguk dan pergi. Aku hanya melongo dan mengecek harganya.
"Kau gila?! Makanan itu bahkan harga totalnya mencapai 95 juta!!" Ucapku marah. Di tertawa dan menatapku. "Lalu?" Aku menatapnya tajam. "Aku tidak mau!" Ucapku kesal.
"Kalau tidak mau akan kuganti dengan yang lebih mahal" Ucapnya sambil tersenyum padaku. Aku memutar bola mataku. Akhirnya makanan kami datang. Dan Jonathan memesan es krim dengan emas 25 karat. Aku bahkan ragu ragu untuk memakannya.
"Kenapa tidak dimakan? Ngga suka?" Tanyanya. Aku langsung menatapnya. "Aku baru menilai design nya kok haha" Ucapku basa basi. Aku mengambil makananku dan memakannya perlahan lahan. Aku memakannya dengan sedikit rasa enek.
Aku menaruh sendokku dan menutup mulutku. Jonathan menatapku bingung. "Apa kamu baik baik saja?" Tanyanya. Aku langsung mengambil cocktail dan melahapnya. "Tidak kok haha aku hanya tersedak" Ucapku paksa. Padahal aku merasa ada yang mengganjal diperutku.
"Apa kamu yakin?" Ucapnya tidak percaya. Aku tersenyum sedikit dan menutup mulutku. Aku tak tahan! Rasanya benar benar menjijikan! Aku langsung berlari dan memasuki toilet. Entahlah itu toilet wanita atau pria. Aku langsung memuntahkan semua makananku.
"Cia?! Apa kamu baik baik saja?!" Ucapnya sambil mengelus punggungku. Aku lemas. "Aku baik kok.. Sebaiknya kau mundur karena aku bau" Ucapku sambil mendorongnya pelan. Dia tak bergeming.
Tiba tiba dia menggendongku dan membawaku keluar dari restoran. Banyak orang yang menatap kami. Rasanya aku ingin pingsan sekarang. Dia memasukkan ku ke limosinnya dan melaju.
"Kenapa kau menggendongku tadi?" Tanyaku kesal. Dia tertawa kecil. "Entahlah mungkin reflek" Ucapnya. Lalu dia menutup pembatas antara kami dibelakang dengan supir didepan.
"Kenapa ditutup?" Tanyaku. Dia hanya terdiam. Akhirnya kami terdiam di limosin selama beberapa menit. Akhirnya kami sampai di tempat yang tak asing bagiku. Aku sering melihatnya di televisi. Aku berada di Venice! Tempat yang ingin ku tapaki sejak dulu.Jonathan membawaku keluar dan merangkulku. "Jangan lepas dariku" Bisiknya. Perkataanya membuatku merinding. Kami berkeliling Venice dan melihat lihat daerah sekitar. Banyak sekali pasangan yang memadu kasih ditempat ini. Aku jadi tertawa sendiri. Lalu Jonathan menarikku dan menaiki gondola yang tersedia. Kami berdua menaiki gondola dan Jonathan mendayungnya.
Mataku tidak bisa lepas dari pemandangan yang indah dan kota kota yang klasik. Aku suka ini. Banyak sekali orang orang yang menaiki gondola sama sepertiku dan mereka sangat mesra. Aku suka hal ini, membuat hatiku lebih tenang. Tiba tiba gondola bergerak dan kulihat Jonahan mendekatiku. Dia menarik daguku dan menciumku di Venice. Aku membulatkan mataku.
JONATHAN
Aku mendayung gondola dan menatap Xellecia. Diwajah cantiknya terpancar senyuman manisnya. Aku suka dia. Aku langsung mendekatinya dan menciumnya dengan lekat. Dia terbelalak tapi akhirnya membalas ciumanku. Entah berapa lama kami berciuman Cia melepaskan ciumannya dan mengatur nafasnya.
"Aku suka ini" Ucapnya pelan. Aku tersenyum puas. Walaupun cuma kalimat seperti itu yang keluar dari bibir manisnya entah kenapa aku merasa puas.
"Apa kau mencintaiku?" Tanyanya. Aku sedikit terkejut dan terdiam sebentar. Akhirnya aku membalas. "Tentu" Ucapku.
Tapi apa benarkah aku mencintainya? Bahkan istriku sekalipun? Aku tidak bisa mengendalikan perasaan ini. Bahkan dia tidak bersamaku saja itu membuatku cemas. Oh god perasaan apa ini.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
MY POSSESIVE CEO
Romance#DON'T COPY MY WORK!!! Bagaimana rasanya jika sudah terlanjur cinta tapi disakiti? Ya itulah yang dirasakan Jonathan blue. Dia sudah berjanji untuk tidak mencintai lagi dan berharap hatinya tak terpikat untuk orang lain. Tapi bagaimana jadinya kal...