CAN I FEEL THE THRILL OF LOVE?

14.5K 421 3
                                    

JONATHAN

"Hoam! Segarnya" Desahku. Aku tersadar dari tidurku yang nyenyak.

Aku melihat sekeliling dan barang barangku tersusun rapi. Siapa yang membersihkannya? Aku teringat hanya aku dan Xellecia dirumah ini. Oh shit! Apa yang dia lakukan saat aku tertidur?!

Aku langsung memakai baju dan menuruni tangga dengan cepat dan mencarinya. Aku mencarinya didapur, halaman belakang, taman depan, kolam renang dan aku tidak menemukannya. Oh aku lupa kalau ada kamar di lantai bawah kenapa tidak kutengok? Bodohnya aku.

Aku masuk ke rumah dan membuka pintunya.

"Apa yang kau lakuk--" Omonganku terpotong saat melihatnya tertidur. Oh cantik sekali. Bibirnya terbuka dan berwarna merah muda.
Membuatku ingin menciumnya.

"Hmm apa yang terjadi?" Dia mengucek matanya dengan tangan mungilnya itu. Oh lucu sekali.

"Tidak ada, maaf mengganggumu" Ucapku sambil memegang knop pintu.

"Ah! Aku lupa! Bajumu sedang kucuci" Dia bangun dan berlari ke ruang belakang dan mengecek mesin cuci.

"Ahh yaampun" Ucapnya dengan nada pasrah. Ada apa memang?

"Ada apa dengan mesin cuci ini? Rusak? Nanti akan kubelikan yang baru" Ucapku tenang.

"Bukan begitu blue, bajumu ini". Ada apa sih dengan bajuku? Dia mencuci bajuku? Wow.

"Mana sini kulihat" Kuambil jas putih ku dan betapa terkejutnya aku. Shit! Jas ku luntur? Apa dia sebodoh itu?

"Kenapa jas ku luntur begini! Kau tau jas ini adalah jas kesukaanku!" Bentakku padanya. Dia terlihat meringis sepertinya dia akan menangis. Ah aku benci ini. Aku benci perempuan menangis didepanku.

"Ma-maaf tuan aku tidak sengaja hiks". Dia benar benar akan menangis. Matanya berkaca kaca. Aku jadi tidak tega melihatnya. Wait, tidak tega? Biasanya aku cuek cuek saja dengan wanita.

"Maaf aku terlalu keras padamu" Ucapku lembut dan menyentuh pipinya. Aku berharap dia segera berhenti menangis dan tersenyum tapi dia malah menepis tanganku dan berkata.

"Hukum saja aku! Aku telah merusak bajumu tidakkah kau marah atau benci padaku?"

"Ini jas kesukaan ku tapi tidak masalah karena aku bisa membelinya lagi. Jangan menangis oke?" Aku menatapnya dengan sentuhan lembut.

"Kau harus hukum aku supaya aku bisa merasakan betapa mahalnya jas itu". What? Dia mempermasalahkan harga? Oh come on! Ini bisa kubeli lagi. Ya-- walaupun harganya memang tidak murah tapi aku senang dia sadar atas kesalahannya.

"Baiklah kau harus tinggal dirumah ini dan menjadi asisten rumah tangga ku selama 3 bulan. Tenang saja aku tidak akan melarang mu untuk kuliah, semua biayamu akan kutanggung yang penting kau patuh padaku"

"Baiklah tapi maaf sekali untuk kejadian ini" Dia meringis sambil meremas ujung bajunya.

"Tenanglah jangan menangis, yasudah sebaiknya kau istirahat. Kau tampak lelah dengan kondisimu itu" Ujarku sambil memperhatikan tubuhnya.

"Huum baiklah" Dia masuk kekamarnya dan menguncinya rapat rapat. Entah kenapa dengan perempuan itu tapi sepertinya memang aku terlalu keras pada perempuan. Peduli amat! Mungkin cuma aku tidak tahan melihat perempuan menangis.

***


Pagi ini sangat cerah, aku terbangun dengan sinar matahari yang menusuk hingga aku membuka mataku.

"Hmm jam berapa sekarang?" Gumamku sambil melihat jam. Jam 08:50?! Astaga kenapa aku bisa bangun setelat ini dalam hidupku?!

Aku segera mandi dan memakai jas abu abuku dan turun kebawah untuk sarapan. Pemandangan yang pertama kali kulihat adalah Xellecia Earls sedang memasak dengan gaun merah mengkilap. Wow tampak menggoda.

"Ah pagi tuan muda" Ujarnya sambil cekikikan.

"Berisik ah siapkan aku makanan" Ucapku sambil memutar bola mataku.

"Sabar.. ini dia spagettimu" Dia menyajikan spagetti yang ditaburkan dengan bubuk cabai dan beberapa potong daging segar. Hmm tampak menggoda selera bukan?

"Thanks" Aku segera memakan makanan itu. Aku terkejut karena rasanya sangat enak. Apakah dia seorang koki rumah andalan? Aku berharap istriku jago memasak sepertinya.

"Ini enak sekali cia, kau sudah mencobanya?" Tanyaku.

"Belum, aku cuma memakai instingku dalam memasa hahaha" Dia tertawa. Apakah dia senang jika kupuji?

"Kau mau mencobanya?" Aku menyodorkan sendok yang berisi spagetti.

"Tidak usah lanjutkan saja makannya nanti kau telat".

"Ayolah cuma sedikit kok" Paksaku.

"Baiklah kemarikan sendoknya" Dia melepas celemeknya dan duduk dihadapanku. Kenapa asisten rumah tangga yang awalnya kubenci ini serasa menjadi istriku? What the fuck!

Aku mengambil spagetti dengan sendok dan langsung menyuapinya. Tanpa sepatah kata pun aku buat dia bungkam.

"Bagaimana?"

"Enak" Dia kaget dan mengelap sudut bibir merahnya itu. Oh sial.

"Segeralah berangkat nanti kau telat!" Bentaknya. Ah dia sama saja seperti ibuku. Gila kerajinan.

"Oke see you" Aku berangkat dengan limosinku dan berharap masakan itu lagi hadir dihadapanku nanti.

Kenapa aku bisa merasakan getaran ini? Apakah ini cinta? Aku tidak ingin jatuh cinta pada siapapun yang kubenci! Aku hanya kasihan padanya karena dia menangis. Holly shit!

XELLECIA

Wow dia memuji masakanku? Dia orang pertama yang berani memujiku secara langsung. Biasanya teman temanku memujiku saat di sosial media.

"Huftt aku harus bersih bersih sekarang". Aku membersihkan ruang tamu, kamarku, koridor, dining room, dan kamarnya Jonathan. Seperti biasa, dia CEO tapi kamarnya berantakan. Benar benar menggelikan. Sepertinya pekerjaanku seharian adalah menjaga rumah tetap bersih dan nyaman. Ahh nikmatnya bisa sendirian dirumah.

"Mungkin tidur lebih baik?" Gumamku. Akhirnya setelah merasakan pegal di pinggang aku pun berbaring dikasur kamarku dan menutup mataku untuk memasuki mimpi ku yang indah.

Mimpi tidak senyata realita bukan?

MY POSSESIVE CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang